PT KA Bersiap Hadapi Lonjakan Penumpang Saat Libur Panjang
Jumlah penumpang kereta api yang menuju dan dari Malang diperkirakan meningkat saat libur panjang akhir Oktober. Penumpang adalah orang-orang yang ingin menghabiskan masa liburan dengan berwisata.
Oleh
DEFRI WERDIONO
·3 menit baca
MALANG, KOMPAS — Jumlah penumpang kereta api yang menuju dan dari Malang, Jawa Timur, diperkirakan meningkat saat libur panjang akhir Oktober. Sebagian penumpang adalah orang-orang yang ingin menghabiskan masa liburan dengan berwisata. Apalagi, sejumlah obyek wisata di sekitar Malang Raya—yang sebelumnya ditutup—mulai beroperasi kembali, seperti pendakian ke Semeru.
Manajer Humas PT Kereta Api Indonesia Daerah Operasional (Daop) 8 Surabaya Suprapto, Senin (26/10/2020), mengatakan, ada lima kereta api jarak menengah/jauh yang menuju dan dari Malang. Kereta-kereta tersebut bagian dari 23 kereta jarak menengah/jauh yang beroperasi di Daop 8.
”Malang kota wisata di Jawa Timur. Seperti pengalaman pada tahun-tahun sebelumnya, banyak orang dari luar daerah ingin ke sana. Kami memperkirakan akan ada kenaikan penumpang yang mengarah ke Malang,” ujarnya ketika dihubungi dari Malang.
Hingga Senin siang, kondisi pemesanan tiket kereta di Daop 8 untuk perjalanan 27 Oktober-1 November masih ada sisa 27.617 buah dari total tempat duduk 50.534 buah. Tanggal 27 Oktober, misalnya, dari kapasitas tempat duduk 8.767 masih ada sisa 4.643, 28 Oktober dari 8.084 tempat duduk masih ada sisa 3.882, dan 1 November daru 9.344 tempat duduk masih tersisa 3.343 buah.
Menurut Suprapto, sejauh ini belum ada rencana penambahan kereta. Pihaknya masih melihat perkembangan yang terjadi. Bila nanti terjadi lonjakan penumpang cukup besar, baru ada kemungkinan pihaknya menambah kereta. Selain mengoperasikan 23 kereta jarak jauh/menengah, PT KAI Daop 8 juga mengoperasikan 46 kereta lokal.
Pada kesempatan ini, Suprapto juga mengingatkan layanan tes cepat bagi calon penumpang dengan biaya Rp 80.000. Pelayanan tes cepat dilakukan di lima stasiun besar, yakni Malang, Surabaya Gubeng, Surabaya Pasar Turi, Sidoarjo, dan Mojokerto.
”Kami tetap mengedepankan protokol kesehatan saat melayani pelanggan selama libur panjang akhir pekan kali ini, baik itu yang ditujukan untuk penumpang jarak jauh dan menengah maupun penumpang kereta lokal. Penumpang diharuskan dalam kondisi sehat, menggunakan masker, dan pakaian lengan panjang,” ujarnya.
Calon penumpang jarak jauh dan menengah, menurut Suprapto, juga harus menunjukkan surat bebas Covid-19 (swab test atau rapid test yang masih berlaku). PT KAI juga hanya menjual tiket 70 persen dari kapasitas tempat duduk.
Penumpang diharuskan dalam kondisi sehat, menggunakan masker, dan pakaian lengan panjang.
Sementara itu, di Terminal Arjosari Malang belum terlihat ada lonjakan penumpang. Pengelola Administrasi Umum Terminal Arjosari, Agus Ruskandi, mengatakan, sejauh ini jumlah penumpang masih relatif sama dengan hari biasa. Begitu pula jumlah bus yang beroperasi, baik antarkota dalam provinsi maupun antarkota antarprovinsi.
Pada hari Minggu (25/10/2020), misalnya, jumlah penumpang selama 24 jam mencapai 1.878 orang (berangkat dan datang). Begitu pula pada Sabtu (24/10/2020), jumlah penumpang hanya 1.544 orang (datang dan berangkat). ”Menjelang libur tidak ada kenaikan jumlah penumpang yang signifikan. Belum tahu nanti mendekati atau saat libur panjang,” ujarnya.
Pelaku wisata di Malang Raya merasa optimistis jumlah wisatawan akan meningkat saat libur panjang akhir Oktober ini. Bahkan, beberapa pekan sebelum libur, pesanan kamar baik hotel maupun homestay dan vila, sudah mulai berdatangan.
Sebelumnya, Kepala Dinas Pariwisata Kota Batu Arif As Sidiq mengatakan, pihaknya berharap ada sekitar 300.000 wisatawan berkunjung ke Batu selama libur Maulid Nabi Muhammad SAW yang bersamaan dengan cuti bersama kali ini.
Jika jumlah kunjungan wisatawan sejak Januari sampai September tahun ini mencapai 1,6 juta orang, Arif berharap, jumlah wisatawan bisa bertambah menjadi 1,9 juta orang pada akhir Oktober. Adapun selama 2020 pihaknya berharap 3 juta wisatawan berkunjung ke Batu. Dan tentu saja, semua pihak diharapkan menerapkan protokol kesehatan, baik itu wisatawan maupun destinasi wisata.