Pameran Senjata Tradisional NTB Digelar secara Virtual
Karena penularan Covid-19 di Provinsi NTB belum terkendali, kegiatan seni budaya, seperti Pameran Temporer Senjata Tradisional NTB di Museum NTB, diselenggarakan secara virtual.
Oleh
ISMAIL ZAKARIA
·3 menit baca
MATARAM, KOMPAS — Belum terkendalinya penyebaran Covid-19 di Nusa Tenggara Barat membuat kegiatan seni budaya banyak dilakukan secara virtual, termasuk Pameran Temporer Senjata Tradisional yang diselenggarakan Museum NTB. Pameran yang akan berlangsung selama dua minggu ke depan itu diharapkan bisa menumbuhkan apresiasi masyarakat terhadap senjata tradisional yang menjadi bagian perjuangan para pahlawan.
Pembukaan pameran berlangsung secara terbatas di halaman Museum NTB, Senin (26/10/2020).
Kepala Museum NTB Bunyamin mengatakan, pameran akan berlangsung pada 26 Oktober 2020 hingga 7 November 2020. Selama dua minggu, ada 53 senjata tradisional dari 477 buah koleksi Museum NTB yang akan dipamerkan. Senjata itu berupa keris, tombak, golok, dan pedang.
Dibanding tahun sebelumnya, lanjut Bunyamin, pelaksanaan pameran kali ini dalam suasana berbeda karena merebaknya pandemi Covid-19. Saat ini, penularan Covid-19 di NTB belum bisa dikendalikan. Hal itu terlihat dari masih munculnya kasus baru.
Menurut data Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi NTB, hingga Senin sore total ada 3.879 pasien positif di NTB. Dari jumlah itu, 3.158 orang sembuh, 219 orang meninggal, dan 502 orang masih dirawat.
Oleh karena itu, pameran pun dilaksanakan secara virtual dengan memanfaatkan berbagai platform media sosial yang ada, seperti Facebook, Twitter, Instagram, hingga Youtube. ”Kami berharap, pameran virtual tidak akan mengurangi apresiasi masyarakat terhadap museum,” kata Bunyamin.
Terkait itu, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan NTB maupun Kantor Cabang Dinas Pendidikan dan Kebudayaan di kabupaten kota untuk menyampaikan kepada para siswa terkait pameran itu. Harapannya, tanpa harus datang langsung ke museum untuk mencegah keramaian, masyarakat, termasuk pelajar, bisa menikmati pameran.
Meski demikian, pihaknya tidak menutup museum jika masyarakat atau pelajar datang untuk melihat langsung pameran. Oleh karena itu, selain virtual, ruang pameran tetap dibuka. ”Tetapi, kami tentu akan menerapkan protokol kesehatan yang ketat,” kata Bunyamin.
Menurut Bunyamin, selain menjadi program wajib, pameran temporer ini juga diselenggarakan dalam rangka menyambut Hari Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 2020 dan Hari Pahlawan 10 November 2020. Senjata tradisional sangat terkait dengan dua agenda tersebut. Senjata tradisional menjadi bagian penting dalam perjuangan pahlawan dalam merebut kemerdekaan.
Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayan NTB Muhtadi Hairi menambahkan, kegiatan di museum termasuk kegiatan di Taman Budaya saat ini menjadi salah satu arah kebijakan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan. ”Sekarang, dalam kegiatan sekolah, seperti olahraga, unsur nilai budaya harus masuk. Misalnya, tidak hanya ada olahraga prestasi, tetapi juga olahraga tradisional,” kata Muhtadi.
Menurut Muhtadi, museum harus menjadi prioritas sehingga ke depan museum menjadi media pembelajaran, penelitian, dan lainnya.
Terkait pameran secara virtual, menurut Muhtadi, pihaknya akan langsung bersurat ke seluruh Kepala Cabang Dinas dan sekolah untuk mengikutinya.
Baiq Febrianti Isnaini (20), salah satu anggota Sahabat Museum NTB, mengatakan, pameran secara virtual termasuk menarik, khususnya bagi generasi muda. Apalagi, tersedia di semua platform digital. ”Ini tentu bermanfaat bagi kita untuk lebih mengenal museum, khususnya yang dipamerkan sekarang, yakni senjata tradisional NTB,” ujarnya.
Koordinator Wilayah Sekretariat Nasional Perkerisan Indonesia NTB Syafari Habibi juga menyambut baik pameran yang menampilkan cukup banyak senjata tradisional NTB itu.
Menurut Syafari, kegiatan itu penting untuk menumbuhkan kecintaan masyarakat terhadap senjata tradisional. Hanya saja, perlu juga upaya lain seperti penelitian sehingga sumber referensi masyarakat semakin banyak.