Evaluasi Keselamatan, Jembatan Teluk Kendari Ditutup Sementara
Mulai Senin (26/10/2020), Jembatan Teluk Kendari ditutup sementara untuk kendaraan seiring membeludaknya warga yang datang. Evaluasi dilakukan guna mencegah terjadinya kecelakaan serta mengantisipasi penyebaran Covid-19.
Oleh
SAIFUL RIJAL YUNUS
·4 menit baca
KENDARI, KOMPAS — Empat hari setelah diresmikan Presiden Joko Widodo, Jembatan Teluk Kendari ditutup sementara waktu untuk kendaraan. Penutupan dilakukan untuk melakukan evaluasi keselamatan, seperti penanda dan rekayasa lalu lintas. Tingginya animo masyarakat yang berkunjung ke jembatan ini dikhawatirkan dapat berakibat adanya kecelakaan hingga penyebaran Covid-19.
Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional XXI Kendari Yohanis Tulak Todingara menuturkan, penutupan jembatan untuk kendaraan dilakukan mulai Senin (26/10/2020). Evaluasi terhadap keselamatan di jembatan akan dilakukan bersama sejumlah instansi terkait, mulai dari Polda Sultra, Polres Kendari, hingga tim Covid-19 Kendari.
”Besok pagi, kami rencana melakukan evaluasi, khususnya terkait rambu larangan berhenti, penanda keselamatan, hingga rekayasa lalu lintas. Itu kami evaluasi dulu karena seperti kita tahu, tiga hari sebelumnya, antusiasme masyarakat untuk datang begitu tinggi,” ucap Tulak di Kendari, Sultra.
Selama tiga hari terakhir, khususnya pada akhir pekan, ribuan orang berbondong-bondong datang ke jembatan terpanjang ketiga di Indonesia ini. Pengunjung bukan hanya warga Kendari, melainkan juga warga Kabupaten Konawe, Kolaka, dan daerah lain di Sultra. Jembatan penuh orang dan kendaraan, bahkan banyak yang tidak memakai masker, terlebih menjaga jarak. Beberapa orang di antaranya bahkan keluar dari pagar pembatas untuk sekadar berfoto.
Menurut Tulak, hal seperti ini dkhawatirkan berbahaya bagi keselamatan warga. Meski sudah ada pagar jembatan dan larangan berhenti juga telah dipasang, hal tersebut tidak diindahkan warga yang datang. Warga dari berbagai usia asyik menikmati jembatan, memberhentikan kendaraan di tengah jalan, bahkan banyak yang berjualan.
”Karena itu, ditutup untuk kendaraan dulu sementara. Tapi, untuk pejalan kaki tetap dibuka karena kita tahu bagaimana jembatan ini menjadi ikon baru Kendari dan Sultra. Kesepakatan awal sebenarnya tidak ada kendaraan, tetapi sulit untuk melarang masyarakat yang animonya tinggi. Setelah kami evaluasi, nanti kami akan putuskan lagi bersama kapan dibuka total untuk kendaraan,” paparnya.
Jembatan sepanjang 1,34 kilometer ini, tambah Tulak, masih menjadi kewenangan pelaksana proyek. Jembatan baru akan diserahkan kepada pemerintah pada pertengahan November mendatang. Sebelum diserahkan, semua hal, mulai dari pembangunan sampai detail kecil, harus dipastikan telah sesuai aturan dan keselamatan baik pengendara maupun pengunjung.
Jembatan Teluk Kendari yang menghabiskan anggaran Rp 800,9 miliar diresmikan Presiden Joko Widodo pada Kamis (22/10/2020) pekan lalu. Menurut Presiden, jembatan ini bisa menjadi daya ungkit ekonomi Kendari dan Sultra secara umum. Oleh sebab itu, meski menghabiskan anggaran besar dan waktu selama lima tahun, Presiden yakin, jembatan yang menghubungkan dua sisi Teluk Kendari ini bisa berdampak besar terhadap ekonomi dan konektivitas warga.
Sejak dibuka, jembatan selalu dipenuhi warga. Kemacetan panjang kerap terjadi akibat ramainya warga yang berhenti di jembatan tersebut. Jembatan ini memiliki daya tarik tersendiri karena berada tepat di tengah kota. Dari sini, pengunjung bisa menikmati pemandangan Teluk Kendari, termasuk pemandangan matahari terbit ataupun terbenam.
Minggu (25/10/2020) sore, ribuan orang kembali mendatangi jembatan. Mereka asyik berfoto di sisi jalan, di pagar pembatas, bahkan di bagian luar pagar. Sejumlah orang terlihat tidak memedulikan protokol kesehatan, baik itu memakai masker maupun menjaga jarak.
Irham (35) datang dari Konawe untuk melihat jembatan baru ini. Ia mengendarai sepeda motor bersama istri dan seorang anaknya. Pekerja swasta ini sengaja datang karena penasaran dengan jembatan yang diresmikan Presiden dan menjadi cerita banyak orang ini. ”Dari kemarin mau datang, tetapi baru sempat hari ini. Memang bagus jembatannya, tetapi ramai sekali. Takut juga kalau ada kluster baru Covid-19 di sini,” kata Irham. Meski demikian, Rayhan (4), anaknya, tidak memakai masker.
Satuan Tugas Covid-19 Kendari sebelumnya telah melakukan pengawasan di lokasi. Akan tetapi, pengunjung yang datang tanpa henti membuat pengawasan sulit dilakukan.
Jembatan Teluk Kendari dibangun selama lima tahun oleh konsorsium PT PP (Persero) dan PT Nindya Karya. Jembatan awalnya ditargetkan selesai dalam empat tahun, tetapi molor karena berbagai kendala. Salah satunya, adanya ranjau laut sisa peninggalan Jepang yang tersebar di lokasi pembangunan jembatan. Seteleh beberapa kali tambahan waktu, jembatan ini selesai pada awal Oktober lalu.
Pengerjaan konstruksi jembatan memakan waktu lebih dari empat tahun. Pengerjaan konstruksinya terdiri dari pembangunan jalan pendekat atau oprit (602,5 meter), approach span (357,7 meter), side span (180 meter), dan bentang utama atau main span (200 meter). Jembatan dengan tipe cable stayed ini memiliki lebar 20 meter dengan empat lajur serta median dan trotoar.
Wali Kota Kendari Sulkarnain menyampaikan, Jembatan Teluk Kendari merupakan hasil kerja keras bersama yang menjadi kebanggaan warga Kendari dan Sultra secara luas. Kebanggaan ini harus dijaga dan dirawat bersama, terlebih dengan kehadiran Presiden yang meresmikan langsung jembatan ini.
”Selama satu minggu, masyarakat diberi izin datang ke jembatan untuk jalan-jalan, tetapi belum memakai kendaraan. Nanti pekan depan baru kendaraan akan lewat,” ujarnya.