Pemberian Bantuan Harus Disertai Dorongan Kemandirian
Pemberian bantuan dana kepada sebagian masyarakat harus disertai dengan peningkatan kemampuan untuk mandiri. Tanpa fondasi pengetahuan dan keinginan dalam diri yang kuat, upaya pemulihan ekonomi berpotensi kian lama.
Oleh
MELATI MEWANGI
·3 menit baca
PURWAKARTA, KOMPAS — Pemberian bantuan dana kepada sebagian masyarakat harus disertai dengan peningkatan kemampuan untuk mandiri. Tanpa fondasi pengetahuan dan keinginan dalam diri yang kuat untuk bangkit, upaya pemulihan ekonomi berpotensi semakin lama.
Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah Jawa Barat Atalia Praratya Ridwan Kamil, Minggu (25/10/2020), mengatakan, agar sektor ekonomi tetap berjalan, pemulihan daya beli masyarakat harus diperhatikan. Upaya untuk mendukung peningkatan daya beli sudah dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat beberapa bulan lalu.
Upaya itu antara lain bantuan total sebesar Rp 500.000 yang terdiri dari uang tunai sebanyak Rp 150.000 dan bantuan pangan senilai Rp 350.000. Ada pula program subsidi gaji dari pemerintah pusat dan membantu pelaku usaha kecil.
Tidak ada yang tahu sampai kapan pandemi akan berlangsung. Karena itu, masyarakat pun tidak bisa mengandalkan dan berharap terus pada bantuan sosial ini. Menurut Atalia, pemberian bantuan harus disertai dengan pembangunan kemampuan, pengetahuan, dan keinginan agar mereka tetap mandiri secara ekonomi.
Namun, upaya meningkatkan sumber daya manusia berkualitas bukanlah hal mudah. Apalagi jika keinginan tersebut bukan berasal dari diri sendiri. Beberapa orang mendadak berjualan makanan, masker kain, atau produk kriya lainnya untuk dijual secara daring. Biasanya, mereka yang berjualan karena mengikuti arus tidak akan bertahan lama.
Untuk itu, pelatihan lewat program diperlukan agar kian mematangkan ide usaha mereka. Sekolah Perempuan Capai Impian dan Cita-cita (Sekoper Cinta) merupakan salah satu program di Jawa Barat yang bertujuan meningkatkan pengetahuan, kemampuan, dan keterampilan perempuan dalam bidang sosial dan ekonomi.
Mereka akan dibimbing untuk mengidentifikasi potensi ekonomi di rumah tangga dan sekitar, pengelolaan keuangan usaha rumah tangga, manajemen pemasaran produk-produk rumah tangga, pengenalan sumber pendanaan, dan pelatihan pembuatan produk.
”Penting untuk membangun pengetahuan dan keterampilan perempuan. Dari awal mereka harus tahu apa potensi mereka. Ketika masuk ke dalam ranah ekonomi, mereka akan diberikan banyak pilihan. Hingga akhirnya bisa mandiri,” ucap Atalia dalam seminar daring bertajuk ”Dissemination and Pentahelix Discussion on Business Recovery in times of Pandemy” dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Padjadjaran.
Pemulihan ekonomi di Jawa Barat ditargetkan paling cepat tahun 2023. Saat ini, Pemprov Jabar tengah fokus untuk menyelamatkan ekonomi di Jabar agar tetap berputar dan terus bertumbuh.
Kemampuan adaptasi
Pandemi membuat beberapa pelaku usaha dan perusahaan juga melakukan penyesuaian. Chief Financial Officer PT Pupuk Indonesia Indarto Pamoengkas menyampaikan, tantangan bisnis kali ini mendorong terjadinya perubahan di dalam perusahaan. Kemampuan manajemen perusahaan untuk bergerak adaptif, inovatif, dan kreatif dalam membaca kondisi sangat dibutuhkan.
”Pandemi mempercepat perubahan bisnis yang ada di perusahaan. Kami harus merespons cepat, menyesuaikan diri, dan melakukan efisiensi,” ucapnya.
Strategi PT Pupuk Kujang, anak usaha PT Pupuk Indonesia, dalam penanganan pandemi terbagi dalam tiga bagian, yakni stabilitas dan penguatan operasi, prioritas kontinuitas bisnis, serta strategi pascakrisis. Pemulihan bisnis harus diikuti dengan memastikan keselamatan dan kesehatan karyawan. Manajemen juga harus menangkap peluang pasar baru, penguatan pasar domestik, dan percepatan digitalisasi.