Antisipasi Banjir Bandang, BPBD Sumbar Susur Sungai di Solok Selatan dan Solok
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Sumatera Barat mengadakan susur sungai di Kabupaten Solok Selatan dan Kabupaten Solok menjelang puncak musim hujan.
Oleh
YOLA SASTRA
·3 menit baca
PADANG, KOMPAS — Badan Penanggulangan Bencana Daerah Sumatera Barat mengadakan susur sungai di Kabupaten Solok Selatan dan Kabupaten Solok menjelang puncak musim hujan. Kegiatan ini diharapkan dapat mengurangi risiko banjir bandang di dua kabupaten tersebut.
Susur sungai dilakukan di Sungai Batang Bangko, Solok Selatan, 17-20 Oktober 2020, dan Sungai Sirukam, Solok, 24-26 Oktober 2020. Peserta susur sungai berjumlah sekitar 80 orang yang terbagi atas tiga tim. Selain dari BPBD provinsi dan kabupaten, peserta juga berasal dari anggota TNI, Polri, taruna siaga bencana (tagana), kelompok siaga bencana (KSB), PMI, pramuka, dan lainnya.
Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Sumbar Syahrazad Jamil, Sabtu (24/10/2020), mengatakan, sebelum susur sungai, tim BPBD sudah melakukan survei pantauan udara.
Menurut Syahrazad, dalam kegiatan susur sungai, peserta membersihkan material yang menghambat aliran sungai dan menciptakan embung-embung kecil. Setiap kelompok dibekali mesin pemotong kayu (chainsaw) untuk membersihkan kayu-kayu yang menghambat aliran sungai.
”Kami mengantisipasi jangan sampai nanti tiba banjir bandang, kayu-kayu besar itu bisa menghantam perumahan masyarakat di bawah,” kata Syahrazad ketika dihubungi dari Padang, Sabtu siang.
Syahrazad melanjutkan, untuk Sungai Batang Bangko di Solok Selatan, kegiatan sudah selesai dilakukan, Selasa (20/10/2020). Sementara untuk Sungai Sirukam di Solok, peserta susur sungai baru dilepas Sabtu (24/10/2020) pagi.
Dari kegiatan di Solok Selatan, kata Syahrazad, peserta susur sungai menemukan banyak longsoran di kawasan hulu. Longsoran itu juga membawa kayu gelondongan sehingga menghambat aliran sungai.
”Kayu gelondongan banyak (menghambat aliran sungai), tetapi bukan karena dijamah manusia, melainkan dampak longsor. Kayu itu kami potong, kemudian dipinggirkan. Aliran sungai kembali seperti biasa,” ujar Syahrazad.
Syahrazad menyebutkan, selain Solok Selatan dan Solok, daerah lainnya di Sumbar juga rawan terjadi banjir bandang, seperti Pasaman Barat, Pasaman, Pesisir Selatan, Agam, Tanah Datar, dan Dharmasraya. Namun, dua kabupaten itu merupakan daerah pertama yang diadakan susur sungai sesuai program tahun anggaran 2020.
Untuk selanjutnya, kata Syahrazad, BPBD akan menyurvei di daerah-daerah yang rawan dilanda banjir bandang. BPBD melakukan susur sungai di daerah tersebut berdasarkan skala prioritas.
Syahrazad berharap, kegiatan susur sungai dapat mengurangi risiko banjir bandang di Solok Selatan dan Solok. Selain itu, kegiatan yang diinisiasi pemerintah ini juga diharapkan dapat meningkatkan kepedulian masyarakat dalam menjaga lingkungan agar tidak memicu bencana.
Secara terpisah, Kepala BMKG Stasiun Meteorologi Kelas II Minangkabau Padang Pariaman Sakimin mengatakan, saat ini sebagian wilayah Indonesia sudah memasuki musim hujan, termasuk Sumbar. Indonesia saat ini juga mengalami fenomena La Nina yang memicu intensitas curah hujan lebih meningkat meskipun Sumatera tidak terdampak langsung.
Adapun wilayah Sumbar, kata Sakimin, sudah memasuki musim hujan. Awal musim hujan bervariasi di setiap daerah, ada yang mulai September 2020, ada pula yang mulai Oktober 2020. Sementara itu, puncak musim hujan diprediksi terjadi pada November 2020.
Sakimin pun mengimbau masyarakat agar waspada terhadap bencana hidrometeorologi selama musim hujan. ”Masyarakat diimbau hati-hati, terutama di daerah rawan banjir dan longsor, terutama yang tinggal di daerah rendah atau lereng. BMKG memprediksi tahun ini intensitas curah hujan lebih tinggi dibandingkan dengan tahun lalu,” kata Sakimin.