Tes Acak Sasar Para Pendatang di Magelang Saat Masa Libur Panjang
Tes cepat akan dilakukan kepada sejumlah pendatang yang akan berkunjung pada masa liburan, 28-31 Oktober mendatang. Hal ini dilakukan sebagai upaya antisipasi kluster baru yang dapat muncul dari pendatang.
Oleh
REGINA RUKMORINI
·3 menit baca
MAGELANG, KOMPAS — Pemerintah Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, akan menerapkan kebijakan tes cepat secara acak kepada pendatang dari luar kota yang diprediksi akan ramai berdatangan selama masa libur panjang, Rabu hingga Sabtu (28-31/10/2020). Tes cepat akan dilakukan di posko-posko terpadu Covid-19 yang bakal dibuka saat musim liburan.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang Retno Indriastuti mengatakan, dalam pelaksanaannya, tes cepat acak akan dilakukan dengan mengambil jumlah sampel pendatang sebanyak 20 orang per posko per hari. Adapun selama musim liburan akan disiagakan dua posko di Kecamatan Secang dan Muntilan.
”Pendatang yang akan diprioritaskan untuk dites adalah mereka yang berasal dari zona merah,” ujarnya, Jumat (23/10/2020).
Libur akhir pekan mendatang berlangsung cukup panjang karena pada 29 Oktober adalah hari libur Maulid Nabi Muhammad SAW, sedangkan Rabu (28/10/2020) serta Jumat (30/10/2020) ditetapkan sebagai hari cuti bersama.
Dari hasil tes cepat ini, pendatang yang diketahui reaktif akan segera dirujuk ke puskesmas untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut berupa tes usap. Tes cepat secara acak sengaja dilakukan untuk memberikan gambaran tentang risiko kedatangan pendatang terhadap penularan Covid-19 sekaligus mencegah munculnya kluster baru di Kabupaten Magelang.
Tes cepat akan diberlakukan kepada mereka yang datang menggunakan angkutan umum, seperti bus. Adapun mereka yang datang menggunakan kendaraan pribadi diharapkan memiliki kesadaran sendiri untuk melakukan tes cepat sebelum bepergian.
Retno mengatakan, satuan tugas percepatan penanganan Covid-19 di tingkat kecamatan dan desa juga harus siaga memantau kedatangan para pendatang di musim liburan mendatang. ”Warga, satgas, dan aparat desa harus tanggap dan berinisiatif memastikan apakah warga dari luar kota tersebut datang dalam keadaan sehat atau tidak,” ujarnya.
Satuan tugas percepatan penanganan Covid-19 di tingkat kecamatan dan desa juga harus siaga memantau kedatangan para pendatang di musim liburan mendatang.
Dengan memastikan kondisi kesehatan pendatang, warga setempat pun bisa segera melakukan tindakan cepat untuk menindaklanjuti kasus pendatang yang sakit. Pendatang atau pelaku perjalanan adalah kelompok yang harus diwaspadai. Biasanya satu pelaku perjalanan berisiko memicu terjadinya penularan kepada orang-orang terdekat yang dikunjungi sehingga rentan menimbulkan kluster keluarga.
Juru bicara Satuan Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Magelang, Nanda Cahyadi Pribadi, mengatakan, demi mengantisipasi bahaya munculnya kluster baru dari pendatang, setiap desa dan kecamatan diminta untuk mengaktifkan kembali posko terpadu Covid-19 yang pernah dibuka pada masa awal penyebaran Covid-19, Maret-April lalu. Posko ini berfungsi untuk memantau kedatangan dan mengecek kesehatan pendatang.
Banyaknya pendatang diprediksi juga akan memicu membanjirnya kunjungan wisatawan. Hal ini dinilai berpotensi meningkatkan risiko penularan Covid-19 di destinasi wisata. Mengantisipasi risiko tersebut, setiap pengelola destinasi wisata diminta tetap tertib dan disiplin menjalankan protokol kesehatan.
”Pastikan pelaksanaan protokol kesehatan saat terjadi kunjungan wisatawan. Selain itu, tetap patuhi batasan jumlah pengunjung sesuai kuota yang telah ditentukan,” ujarnya.
Jika ada destinasi wisata yang menerima wisatawan melebihi ketentuan, lanjut Nanda, pihaknya tidak segan untuk langsung melakukan penutupan sementara. Saat ini, 55 destinasi wisata telah memperoleh izin beroperasi.