Sejak Juli, Tiga Dokter di Blitar Raya Meninggal Positif Covid-19
Sejak Juli lalu, tiga dokter di Kabupaten dan Kota Blitar meninggal dan terkonfirmasi positif Covid-19. Para dokter dan tenaga kesehatan selalu menggunakan alat pelindung diri sesuai standar saat praktik.
Oleh
DEFRI WERDIONO
·3 menit baca
BLITAR, KOMPAS — Jumlah dokter di Blitar Raya, Jawa Timur, yang meninggal akibat terkonfirmasi positif Covid-19 sejak Juli lalu telah mencapai tiga orang. Dua orang dari wilayah Kabupaten Blitar dan satu orang dari Kota Blitar. Upaya pelacakan terhadap keluarga dokter yang terpapar terus dilakukan.
Dokter terakhir yang meninggal adalah Handrianto (74). Dia biasa
membuka praktik swasta di Kecamatan Wlingi, Kabupaten Blitar. Sebelumnya, dokter Sony Putrananda (59) meninggal pada 28 Juli dan dokter Pepriyanto Nugroho (51) meninggal 10 Juli lalu.
Juru Bicara Satuan Tugas Covid-19 Kabupaten Blitar Krisna Yekti, Jumat (23/10/2020), mengatakan, dokter Handrianto meninggal 22 Oktober di Rumah Sakit Syaiful Anwar (RSSA) Malang setelah kondisi kesehatannya memburuk. Sebelum menjalani perawatan di RSSA, yang bersangkutan lebih dulu menjalani perawatan di salah satu RS swasta di Kota Malang.
”Begitu bergejala, dilakukan pemeriksaan usap (swab). Ternyata, hasilnya
positif Covid-19. Setelah beberapa hari dirawat di salah satu rumah sakit, kondisi kesehatannya menurun sehingga dirujuk ke RSSA. Beberapa hari dirawat di RSSA, kondisi kesehatannya memburuk dan meninggal,” ujar Yekti saat dihubungi dari Malang.
Dengan meninggalnya dokter Handrianto, menurut Yekti, Satgas Covid-19
Kabupaten Blitar berusaha melakukan pelacakan sebagaimana ketentuan yang ada. Namun, pihaknya menemui kendala karena tidak ada orang di rumah almarhum. Sejak dinyatakan positif dan menjalani perawatan, tempat praktik yang bersangkutan tidak beroperasi.
”Setiap kali ada kasus positif, pasti kami lakukan tracing. Hanya saja kami kesulitan karena di rumah itu saat ini tidak ada orang sama sekali. Kami kesulitan saat mau tanya siapa-siapa saja yang sebelumnya pernah bersinggungan dengan almarhum,” ujarnya.
Dikonfirmasi secara terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten
Blitar Kuspardani mengatakan, hasil tes usap terhadap anak dan istri dokter Handrianto juga positif Covid-19. Saat ini keduanya tengah menjalani perawatan di RS. ”Sementara pembantunya OTG (orang tanpa gejala). Dia isolasi mandiri di rumah,” katanya.
Kuspardani membenarkan, ada dua dokter di Kabupaten Blitar yang meninggal dan terkonfirmasi positif Covid-19. Ke depan, pihaknya berharap para dokter dan tenaga kesehatan selalu menggunakan alat pelindung diri sesuai standar saat praktik.
Sebelumnya, dokter Pepriyanto diduga terpapar Covid-19 dari salah
satu pasiennya. Ia mulai dirawat di RS Ngudi Waluyo Blitar pada 24 Juni dan 25 Juni dirujuk ke salah satu RS swasta di Malang. Adapun dokter Sony juga meninggal di RSSA setelah hasil tes usapnya positif. Sebelumnya, ia menjalani perawatan di salah satu RS swasta di Malang.
Secara keseluruhan, hingga 23 Oktober 2020 pukul 11.15, jumlah pasien terkonfirmasi positif Covid-19 di Kabupaten Blitar—berdasarkan data Jawa Timur Tanggap Covid-19—mencapai 736 orang, dengan 56 orang di antaranya berstatus aktif, 628 orang sembuh, dan 52 orang meninggal.