Musim Hujan, Daerah di Pantura Barat Jateng Siapkan Mitigasi Bencana
Memasuki musim hujan, sejumlah pemerintah daerah di wilayah pesisir pantai utara Jateng menggelar apel persiapan menghadapi bencana. Dalam apel tersebut, personel serta sarana dan prasarana dicek kesiapannya.
Oleh
KRISTI UTAMI
·3 menit baca
PEKALONGAN, KOMPAS — Sejumlah pemerintah daerah di pesisir utara Jawa Tengah menggelar apel persiapan menghadapi bencana di musim hujan. Ratusan personel dan peralatan operasional penanggulangan bencana disiagakan sebagai salah satu langkah mitigasi ancaman bencana hidrometeorologi.
Di Kota Pekalongan, apel kesiapsiagaan satuan dalam rangka antisipasi penanggulangan bencana alam digelar di Lapangan Mataram Kota Pekalongan, Jumat (23/10/2020). Apel itu dilakukan untuk menyiagakan personel guna membantu masyarakat menghadapi potensi bencana alam di wilayah Kota dan Kabupaten Pekalongan.
Selain mengecek kesiapan personel, apel tersebut juga bertujuan mengecek kesiapan sarana dan prasarana untuk menghadapi bencana alam. Sarana dan prasarana yang disiapkan, antara lain, kendaraan operasional, ambulans, perahu karet, tenda, dan dapur lapangan. Apel tersebut diikuti sejumlah sukarelawan, TNI, Polri, jajaran Pemerintah Kota Pekalongan dan Kabupaten Pekalongan, serta masyarakat.
”Dalam kegiatan kesiapsiagaan bencana ini, kami telah menyiapkan 450 personel yang terdiri dari polisi, TNI, petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah, satuan polisi pamong praja, petugas dinas kesehatan, sukarelawan Palang Merah Indonesia, dan resimen mahasiswa di Pekalongan,” kata Komandan Komando Distrik Militer 0710/Pekalongan Letnan Kolonel Zeni Hamonangan Lumbuan Toruan di Pekalongan.
Ia menambahkan, beberapa waktu terakhir, wilayah pantura sudah mulai masuk musim hujan. Untuk itu, semua pihak harus menyiapkan diri menghadapi bencana yang setiap saat bisa terjadi.
Beberapa waktu terakhir, wilayah pantura sudah mulai masuk musim hujan. Untuk itu, semua pihak harus menyiapkan diri menghadapi bencana yang suatu setiap saat bisa terjadi.
Hamonangan mengatakan, bencana yang sering terjadi di Kota dan Kabupaten Pekalongan saat musim hujan adalah banjir rob dan tanah longsor. Banjir rob biasanya terjadi di sebagian besar wilayah Kota Pekalongan. Adapun tanah longsor biasanya di wilayah dataran tinggi Kabupaten Pekalongan.
Apel serupa juga digelar di Lapangan Komando Distrik Militer 0711/Pemalang. Dalam apel tersebut, Sekretaris Daerah Kabupaten Pemalang M Arifin mengatakan, ada sejumlah kecamatan yang rawan bencana, di antaranya Kecamatan Ulujami, Bodeh, Petarukan, Watukumpul, Belik, dan Pulosari.
”Kami sudah menginstruksikan Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Pemalang untuk segera membentuk posko-posko kebencanaan di kecamatan-kecamatan tersebut. Meski bencana belum terjadi, antisipasi lebih baik dilakukan,” tutur Arifin.
Sementara itu, Kepala Kepolisian Resor Pemalang Ajun Komisaris Besar Ronny Tri Prasetyo juga telah memerintahkan Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat di seluruh kecamatan untuk memberi penyuluhan kepada masyarakat terkait kesiapsiagaan bencana. Dengan begitu, petugas dan masyarakat memiliki kesiapsiagaan yang sama dalam menghadapi risiko bencana.
Di Tegal, daerah-daerah rawan bencana alam sudah dipetakan. Menurut Komandan Komando Distrik Militer 0712/Tegal Letkol Infanteri Sutan Padapotan Siregar, belasan kecamatan di Kabupaten Tegal rawan bencana tanah longsor, banjir, dan angin kencang.
”Kami sudah memetakan daerah-daerah rawan bencana, seperti tanah longsor, banjir, dan angin kencang. Saat ini kami sedang memetakan daerah-daerah yang bisa dijadikan tempat pengungsian. Dengan demikian, begitu terjadi bencana, kita sudah siap,” ucap Sutan.
Di Kabupaten Tegal sejumlah daerah, seperti Bumijawa, Jatinegara, dan Bojong, rawan tanah longsor. Sementara Pangkah, Dukuhwaru, dan Pagerbarang rawan angin kencang. Adapun sejumlah daerah, seperti Adiwerna, Kramat, Suradadi, Warureja, Kedungbanteng, Dukuhturi, Lebaksiu, dan Slawi rawan banjir.