Uji usap antigen massal menjadi prioritas Pemkot Kendari seiring terus bertambahnya kasus positif Covid-19. Uji spesimen massal terkendala alat dan minimnya anggaran.
Oleh
SAIFUL RIJAL YUNUS
·4 menit baca
KENDARI, KOMPAS — Setelah melakukan uji usap antigen massal ke aparatur sipil, Pemerintah Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, berencana meluaskan tes ke pihak swasta dan masyarakat. Hal itu dipercaya bisa menekan penyebaran Covid-19 yang belum juga menunjukkan tanda penurunan di ibu kota Sultra tersebut.
Wali Kota Kendari Sulkarnain, Jumat (23/10/2020), menyampaikan, pihaknya segera melakukan uji usap antigen massal kepada masyarakat dan pihak swasta di Kota Kendari. Tes gratis itu akan dilakukan dua pekan ke depan. ”Tidak usah khawatir, kami gratiskan untuk swasta dan masyarakat untuk kita periksa uji swab (usap) antigen. Hal itu agar masyarakat tahu kondisinya. Insya allah dua pekan lagi dari sekarang dan saat ini sedang persiapan,” ucap Sulkarnain.
Sulkarnain mengatakan, kebijakan ini diambil karena dianggap cukup efektif untuk memutus rantai penyebaran Covid-19. Selama beberapa waktu terakhir, pihaknya terus melakukan uji usap antigen terhadap aparatur sipil negara (ASN).
Dengan mengetahui kondisi fisik, Sulkarnin melanjutkan, pegawai menjadi lebih meningkatkan kedisiplinan, baik mereka yang terkonfirmasi positif maupun negatif. Kewaspadaan dalam keseharian menjadi lebih tinggi.
Terlebih lagi, berdasarkan data Pemerintah Kota Kendari, ucap Sulkarnain, dari total pasien positif Covid-19 di Kendari, sebanyak 24,9 persen adalah kluster pegawai. Hal tersebut menunjukkan semakin meluasnya transmisi virus di kalangan pegawai.
”Uji massal ASN ini awalnya dilakukan karena berdasarkan data total pasien Covid-19, sebanyak 24,9 persen itu kluster pegawai. Jadi, kami sekalian uji massal dan hasilnya seperti ini. Sejauh ini kelihatan cukup berhasil karena berefek pada melambatnya jumlah penambahan kasus positif dan meningkatnya pasien sembuh,” ujar Sulkarnain.
Kami sudah bersurat ke pusat untuk dibantu alat PCR. (Sulkarnain)
Menurut Sulkarnain, uji cepat antigen menjadi prioritas mengingat uji ini termasuk efektif dan efisien. Uji usap massal dengan alat PCR masih menjadi kendala karena terbatasnya alat dan minimnya anggaran daerah. ”Kami sudah bersurat ke pusat untuk dibantu alat PCR. Kami menunggu selesainya laboratorium dulu, lalu alat ini didatangkan. Bulan depan semoga sudah bisa digunakan,” ungkapnya.
Berdasarkan data Pemkot Kendari, dari uji swab antigen yang dilakukan terhadap 3.284 orang ASN, sebanyak 82 orang terkonfirmasi positif Covid-19. Sebagian telah mendapatkan perawatan dan yang tidak bergejala menjalani isolasi mandiri. Total ASN yang akan diperiksa sebanyak 6.000 orang. Uji tersebut dilakukan di RSUD Kendari.
Kepala Dinas Kesehatan Kendari drg Rahminingrum menyampaikan, uji massal antigen terhadap pihak swasta dan masyarakat menunggu selesainya tes antigen terhadap ASN. ”Untuk ASN akan dilakukan sampai 4 November. Setelah itu baru akan dilakukan untuk pihak swasta. Setelahnya lagi untuk masyarakat. Semuanya akan kami lakukan dengan gratis,” ucapnya.
Setelah uji terhadap ASN, Rahminingrum menambahkan, persiapan untuk tahap berikutnya akan dilakukan. Hal tersebut membutuhkan waktu terkait jumlah alat uji cepat antigen hingga persiapan lokasi uji.
Kota Kendari merupakan daerah zona merah Covid-19 di Sultra. Peningkatan kasus terus terjadi setiap hari dengan jumlah puluhan kasus baru. Berdasarkan data Gugus Tugas Covid-19 Sultra, per Jumat, ada 60 kasus tambahan baru di Kendari dan tambahan satu kasus meninggal. Adapun kasus sembuh bertambah sebanyak 62 orang.
Total kasus positif Covid-19 di Kendari sebanyak 2.329 orang, dengan rincian 816 orang masih dirawat, 32 orang meninggal, dan 1.481 orang dinyatakan sembuh. Angka sembuh ini meningkat cukup tinggi beberapa pekan terakhir.
Dalam tiga pekan, angka kesembuhan bertambah sekitar 500 orang. Meningkatnya angka kesembuhan ini seiring aturan baru yang hanya menyaratkan perawatan selama 10 hari dan tidak adanya lagi kewajiban uji spesimen kedua kali.
Direktur RSUD Kendari dr Sukirman menyampaikan, kasus di Kendari yang tinggi membuat semua ruangan perawatan pasien Covid-19 penuh sejak beberapa waktu lalu. Sebagian pasien menjalani isolasi mandiri dan pasien yang memiliki gejala dirawat di sejumlah rumah sakit.
”Sejak beberapa bulan lalu, rumah sakit selalu penuh. Kami berharap uji massal antigen ini bisa memutus rantai penyebaran virus dengan maksimal karena akurasinya yang tinggi,” ungkapnya.
Uji antigen, bahkan spesimen massal, terus dilakukan beberapa daerah di Sultra untuk memutus rantai penyebaran virus. Sementara itu, Pemerintah Provinsi Sultra belum mengambil langkah drastis dalam memutus penyebaran virus, baik penambahan alat uji maupun kebijakan ketat untuk mengontrol wilayah.