Kasus Positif di Batam Melonjak Jelang Pembukaan Perbatasan Singapura
Tiga hari menjelang pembukaan kembali perbatasan dengan Singapura, kasus positif di Batam justru mengalami lonjakan yang paling tinggi. Salah satu pemicunya penularan di kawasan industri.
Oleh
PANDU WIYOGA
·2 menit baca
BATAM, KOMPAS — Tiga hari menjelang pembukaan kembali perbatasan dengan Singapura, kasus positif di Batam justru melonjak. Satuan Gugus Tugas Penanganan Covid-19 mencatat, jumlah kasus positif bertambah 98 orang pada 22 Oktober 2020. Lonjakan tersebut dipicu munculnya lagi kluster penularan di kawasan industri.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Batam Didi Kusmarjadi, Jumat (23/10/2020), mengatakan, sampai saat ini pasien dari kluster penularan pabrik elektronik di Kawasan Industri Panbil jumlahnya sudah mencapai 186 orang. Lonjakan kasus positif yang terjadi belakangan ini menyebabkan daya tampung RS di Batam kian menipis.
Didi menjelaskan, kapasitas rawat pasien Covid-19 di Batam maksimal 600 tempat tidur. Dari jumlah itu, 461 tempat tidur sudah terisi. Oleh karena itu, satuan tugas kini juga menyiapkan rumah susun milik Badan Pengusahaan Batam untuk RS darurat tambahan yang mampu menampung sekitar 180 pasien.
”Kami sedang berusaha menekan penularan di kluster industri itu dengan memperbanyak pemeriksaan dan pelacakan,” kata Didi.
Kluster industri pertama kali diketahui muncul di asrama pekerja kawasan industri Muka Kuning pada pertengahan September 2020. Kemudian, akhir September, penularan mulai meluas ke sejumlah pabrik. Saat itu, Pemkot Batam berencana menghentikan operasi pabrik yang pekerjanya terpapar Covid-19, tetapi batal karena ditentang pengusaha.
Temuan kasus positif sebanyak 98 orang pada 22 Oktober itu merupakan yang tertinggi selama ini di Batam.
Temuan kasus positif sebanyak 98 orang pada 22 Oktober itu merupakan yang tertinggi selama ini di Batam. Lonjakan penularan Covid-19 itu terjadi di tengah persiapan pemerintah membuka kembali perbatasan dengan Singapura yang dilakukan 26 Oktober.
Menanggapi hal itu, Pejabat Sementara Wali Kota Batam Syamsul Bahrum mengatakan, kawasan industri sudah maksimal melakukan pencegahan Covid-19 dengan mewajibkan penggunaan masker dan jaga jarak di dalam pabrik. Lonjakan kasus yang terjadi saat ini disebabkan pengetesan dan pemeriksaan yang ditingkatkan.
”Saya melihat perusahaan tidak melakukan kesalahan, mereka sudah maksimal. Namun, penularan di kawasan industri memang sulit dihindari,” ujar Syamsul.
Dari pemetaan yang dibuat satuan tugas, mayoritas buruh yang terpapar Covid-19 adalah pekerja yang beraktivitas di dalam ruangan dalam pabrik padat karya. Menurut Syamsul, penularan antarpekerja kemungkinan besar terjadi saat jam istirahat di kantin pabrik atau setelah pulang kerja di asrama.
”Sebelumnya, dalam pertemuan dengan pengusaha, saya sudah sampaikan agar mereka melakukan tes PCR mandiri. Namun, itu tidak mudah. Perusahaan di sini harus berkomunikasi dulu dengan perusahaan induknya di luar negeri sebelum melakukan suatu kebijakan,” kata Syamsul.