Karawang Bakal Pantau Pergerakan Pemudik Libur Panjang Pekan Depan
Warga dan pemudik di Karawang, Jabar, yang pulang kampung saat libur panjang pekan depan, bakal didata pengurus desa. Langkah ini untuk memudahkan tim satgas Covid-19 dalam menangani segera saat ada yang terpapar.
Oleh
MELATI MEWANGI
·3 menit baca
KARAWANG, KOMPAS — Warga dan pemudik di Karawang, Jawa Barat, yang pulang kampung saat libur panjang minggu depan bakal didata pengurus desa. Tujuannya, memudahkan satuan tugas Covid-19 mengambil tindakan cepat apabila ada warga terpapar Covid-19.
Pejabat sementara Bupati Karawang Yerry Yanuar, Jumat (23/10/2020), mengatakan, Karawang sebagai kota industri memiliki banyak pendatang dari sejumlah daerah. Libur panjang kerap dimanfaatkan pemudik untuk kembali ke kampung halaman dan bertemu keluarga. Namun, kondisi saat ini berbeda karena pandemi sehingga butuh penanganan intensif.
Menurut Yerry, penyebaran Covid-19 di sejumlah daerah masih tinggi sehingga dikhawatirkan menimbulkan kluster baru di Karawang. Ia menyarankan warga lebih baik tetap tinggal di rumah, tidak perlu mudik.
”Kita belum tahu apakah kita terpapar Covid-19 atau tidak. Kalaupun harus pulang kampung, harus hati-hati sepanjang perjalanan dan selalu hindari kerumunan,” katanya.
Oleh karena itu, Yerry mengatakan, pihaknya akan terus memantau pergerakan pemudik dan mendata warga yang akan pulang kampung. Mereka akan didata pengurus di tingkat rukun tetangga (RT) atau rukun warga (RW).
”Data ini sebagai bentuk antisipasi pencegahan Covid-19. Jika ditemukan ada warga yang terpapar, kami bisa bergerak cepat melakukan tindakan,” ujar Yerry.
Berdasarkan data Satgas Percepatan dan Penanganan Covid-19 Karawang per Jumat (23/10/2020) hingga pukul 16.00, total kasus positif sebanyak 1.250 orang. Sebanyak 894 orang sembuh, 316 orang masih dirawat, dan 40 orang meninggal. Lonjakan pasien berasal dari kluster industri, pondok pesantren, dan pelaku perjalanan lintas wilayah.
Saat ini, kluster industri dan pondok pesantren masih menjadi fokus penanganan tim satgas Covid-19. Sekretaris Daerah Kabupaten Karawang Acep Jamhuri sebelumnya mengatakan, biasanya kemunculan kasus dari kluster industri akan diikuti penularan di kluster keluarga. Untuk menekan penyebaran itu, pihaknya meminta setiap warga dan perangkat desa disiplin mengikuti protokol kesehatan.
Sementara itu, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Karawang telah mengecek sejumlah hotel di wilayah Karawang yang berpotensi ramai karena kunjungan libur panjang. Mereka memastikan penerapan protokol kesehatan sudah dijalankan.
Begitu juga dengan petugas yang bekerja tetap harus disiplin dan dalam keadaan sehat. Peninjauan terkait protokol kesehatan di tempat wisata penting. Tujuannya, guna menumbuhkan keyakinan wisatawan agar kembali mengunjungi destinasi tersebut.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Karawang Yudi Yudiawan mengatakan, selama pandemi, sektor wisata terdampak karena penutupan destinasi wisata. Jumlah pengunjung menurun dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, yakni hanya sekitar 1 juta orang. Sepanjang tahun 2019, sebanyak 12,6 juta orang berkunjung ke Karawang.
Sektor pariwisata, seperti restoran, hotel, dan tempat hiburan, berkontribusi cukup besar terhadap pendapatan asli daerah (PAD) Karawang. Hingga akhir September, Yudi mencatat jumlah PAD sektor pariwisata yang masuk sekitar Rp 99 juta dari target Rp 160 juta. Awalnya, jumlah PAD yang ditargetkan tahun ini sebesar Rp 500 juta.