Tinggalkan Zona Merah, Kalsel Buka Bertahap Obyek Wisata
Kegiatan pariwisata di Kalimantan Selatan yang sudah cukup lama mati suri dihidupkan kembali. Pembukaan obyek wisata secara bertahap dengan standar protokol kesehatan diharapkan bisa menghidupkan perekonomian.
Oleh
JUMARTO YULIANUS
·3 menit baca
BANJARMASIN, KOMPAS — Kalimantan Selatan sudah meninggalkan zona merah penyebaran Covid-19 karena kasus konfirmasi baru telah berkurang dan angka kesembuhan meningkat. Seiring dengan itu, kegiatan pariwisata yang sudah cukup lama mati suri dihidupkan kembali lewat pembukaan obyek wisata secara bertahap dengan standar protokol kesehatan.
Kepala Dinas Pariwisata Kalsel Muhammad Syarifuddin mengatakan, pandemi Covid-19 telah memberikan dampak negatif terhadap sektor pariwisata, termasuk di Kalsel. Sektor ini sangat terpuruk karena orang-orang harus membatasi pergerakan, menghindari kerumunan, dan dianjurkan untuk tetap di rumah.
Sampai saat ini belum bisa dipastikan kapan pandemi akan berakhir. Mau tidak mau, orang harus hidup dengan adaptasi kebiasaan baru. Menyongsong itu, Dinas Pariwisata Kalsel akhirnya melakukan sosialisasi Sapta Pesona di 13 kabupaten/kota. Tempat wisata sudah diperbolehkan buka sesuai perizinan yang dikeluarkan pemerintah kabupaten/kota.
”Pembukaan sudah dilakukan secara bertahap. Protokol kesehatan tetap diutamakan karena kami tidak menghendaki obyek wisata menjadi kluster baru penyebaran Covid-19,” kata Syarifuddin dalam webinar bertema ”Pariwisata Kalsel Bergerak dengan Adaptasi Kebiasaan Baru”, Kamis (22/10/2020), di Banjarmasin.
Mekanisme pembukaan tempat wisata diatur dalam Peraturan Gubernur Kalsel Nomor 66 Tahun 2020 tentang Panduan Tatanan Masyarakat yang Produktif dan Aman Covid-19. Dalam peraturan itu disebutkan, jumlah pengunjung dibatasi maksimal 50 persen dari biasanya, semua wajib memakai masker, harus ada tempat cuci tangan dan sabun, serta dilakukan pemeriksaan suhu tubuh.
Kepala Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kalsel Ahmad Hipni Nur dari Satuan Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kalsel memastikan akan memonitor, mengevaluasi, dan mendisiplinkan kegiatan masyarakat di tempat-tempat wisata yang sudah dibuka kembali.
”Harus dipastikan bahwa protokol kesehatan pencegahan Covid-19 benar-benar diterapkan di tempat wisata. Hasil evaluasi akan dijadikan bahan untuk perbaikan ataupun untuk memutuskan apakah tempat itu boleh terus buka atau tidak,” kata Hipni.
Wisata domestik
Ketua Penelitian dan Pengembangan DPD Asosiasi Perusahaan Perjalanan Indonesia (Asita) Kalsel Dewi Setiawati mengatakan, Asita dan pelaku usaha lain mendukung rencana pemerintah menerapkan tatanan kenormalan baru atau adaptasi kebiasaan baru. Kondisi seperti ini mau tidak mau harus dijalankan mengingat sudah banyak sektor yang lumpuh akibat pandemi Covid-19.
”Sektor pariwisata menjadi salah satu yang babak belur. Karena itu, kami mendukung program pemerintah yang akan fokus meningkatkan kunjungan wisatawan domestik hingga 70 persen di masa adaptasi kebiasaan baru,” katanya.
Menurut Dewi, wisata domestik yang mengusung konsep keselamatan dan kesehatan akan menjadi preferensi atau selera masyarakat. Wisatawan domestik juga dinilai masih optimistis dalam melihat wabah dan masih berencana untuk berwisata. Bahkan, keinginan untuk belanja sangat tinggi. ”Salah satu caranya adalah mendorong wisata in city atau wisata dalam kota,” ujarnya.
Deputi Bidang Pemasaran Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Nia Niscaya menuturkan, pergerakan wisatawan Nusantara atau domestik sudah terjadi sejak Mei lalu. Namun, kebanyakan masih takut menggunakan transportasi publik dan lebih memilih berwisata bersama keluarga dengan kendaraan pribadi.
”Ini bisa menjadi dorongan untuk daerah-daerah. Kita bergerak dulu di dalam, silakan apa yang mau dilakukan karena pariwisata sudah bisa bergerak. Namun, kita harus percaya diri dan pasar juga percaya atas penerapan protokol kesehatan,” ujarnya.
Nia mengatakan, kampanye Indonesia Care yang dilakukan Kemenparekraf merupakan strategi komunikasi untuk membuktikan bahwa semua tempat usaha sektor pariwisata dan ekonomi kreatif telah mengutamakan prinsip-prinsip kebersihan, kesehatan, keselamatan, dan lingkungan lestari baik bagi pelaku maupun konsumen.
”Kami berharap industri pariwisata dan ekonomi kreatif dapat menerapkan dan menegakkan protokol kesehatan guna menjaga produktivitas di era adaptasi kebiasaan baru,” katanya.