Terbang ke Sultra, Presiden Resmikan Jembatan dan Pabrik Gula Terbesar
Presiden Jokowi melakukan kunjungan kerja ke Sulawesi Selatan, Kamis ini, untuk meresmikan Jembatan Teluk Kendari dan pabrik gula terbesar di Indonesia.
Oleh
ANITA YOSSIHARA
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pandemi Covid-19 tidak menyurutkan langkah Presiden Joko Widodo untuk blusukan atau melakukan kunjungan kerja ke daerah. Kamis (22/10/2020), giliran Provinsi Sulawesi Tenggara menjadi tujuan kunjungan kerja selama satu hari tersebut.
Presiden Jokowi bersama rombongan terbatas lepas landas dari Pangkalan Udara TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta, sekitar pukul 07.00 WIB dan tiba di Pangkalan TNI AU Haluoleo, Kabupaten Konawe Selatan, pada pukul 10.38 WITA. Setibanya di Konawe Selatan, Presiden langsung melanjutkan perjalanan menuju Kabupaten Bombana dengan menggunakan helikopter Super Puma milik TNI AU.
Presiden diagendakan meninjau lokasi panen tebu sekaligus meresmikan pabrik gula terbesar di Indonesia.
Dalam kunjungannya ke Bombana, Presiden diagendakan meninjau lokasi panen tebu sekaligus meresmikan pabrik gula terbesar di Indonesia. Pabrik gula yang diresmikan Presiden merupakan perusahaan milik pengusaha pribumi di bawah bendera PT Prima Alam Gemilang itu memiliki kapasitas giling hingga 12.000 TCD (ton cane per day).
Pabrik yang dibangun sejak 2016 itu dirancang menggunakan teknologi canggih sehingga mampu menghasilkan produk dengan incumsa di bawah 100 UI dan total Losis di bawah 1,8 pol gula. Pabrik yang dibangun dengan nilai investasi sebesar Rp 5 triliun itu juga akan memanfaatkan bahan baku dari area tebu inti plasma dengan luas lebih dari 20.000 hektar.
Seusai meresmikan pabrik gula, Presiden dijadwalkan melanjutkan perjalanan menuju Kota Kendari untuk meresmikan Jembatan Teluk Kendari. Jembatan yang terletak di kawasan Kandai, Kendari, itu akan menghubungkan Kota Lama dengan Kecamatan Poasia yang dipisahkan oleh teluk.
Selama ini, warga biasanya menyeberangi Teluk Kendari dengan menggunakan feri atau berkendara memutari teluk dengan waktu tempuh sekitar 30 menit. Dengan adanya jembatan sepanjang 1,34 kilometer, warga hanya membutuhkan waktu 5 menit untuk menyeberangi Teluk Kendari.
Dengan adanya jembatan sepanjang 1,34 kilometer, warga hanya membutuhkan waktu 5 menit untuk menyeberangi Teluk Kendari.
Pembangunan jembatan senilai Rp 800 miliar itu dilakukan untuk meningkatkan konektivitas serta mendukung pengembangan wilayah selatan Kota Kendari, yakni kawasan Poasia dan Pulau Bungkutoko, yang direncanakan dijadikan sebagai kawasan industri. Selain itu, wilayah selatan Kota Kendari juga akan dikembangkan sebagai pelabuhan baru serta kawasan permukiman baru.
Peresmian Jembatan Teluk Kendari menjadi agenda terakhir kunjungan kerja Presiden ke Sultra. Bersama dengan Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Kepala Sekretariat Presiden Heru Budi Hartono, Sekretaris Militer Presiden Mayor Jenderal Suharyanto, dan Komandan Paspampres Mayor Jenderal Maruli Simanjuntak, Presiden kembali ke Jakarta pada sore hari.