Antisipasi Munculnya Lagi Kluster Perkantoran di Yogyakarta
Seorang pegawai Dinas Komunikasi, Informatika, dan Persandian Kota Yogyakarta menjadi pasien positif Covid-19. Penelusuran kontak sudah dilakukan terhadap lingkungan kerja dan tak ditemukan kasus tambahan.
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·3 menit baca
YOGYAKARTA, KOMPAS — Seorang pegawai Dinas Komunikasi, Informatika, dan Persandian Kota Yogyakarta menjadi pasien positif Covid-19. Penelusuran kontak sudah dilakukan terhadap lingkungan kerja. Tidak ditemukan kasus positif tambahan dari lingkungan tersebut. Dengan kasus ini, potensi penularan di perkantoran mesti kembali diantisipasi lebih ketat.
”Kasus ini sudah lebih dari seminggu yang lalu. Tracing (penelusuran kontak)dan blocking (isolasi kasus) sudah kami lakukan. Kontak erat dari kasus ini sudah kami minta untuk karantina mandiri,” kata Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi saat ditemui di Balai Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Kamis (21/10/2020).
Awalnya, suami dari pegawai tersebut yang lebih dulu menjadi pasien positif Covid-19. Selanjutnya, suami pegawai tersebut meninggal akibat penyakit penyerta, yaitu diabetes melitus, pada 10 Oktober 2020. Pengambilan sampel usap pun dilakukan kepada pegawai itu dan anak-anaknya.
Hasil uji laboratorium menunjukkan, pegawai itu dan salah seorang anaknya yang berusia 11 tahun turut menjadi pasien positif Covid-19. Keduanya langsung menjalani isolasi mandiri di rumah karena tidak menunjukkan gejala Covid-19.
Heroe mengatakan, langkah selanjutnya, pengambilan sampel usap dilakukan terhadap 12 orang rekan kerja pegawai tersebut di Dinas Kominfo dan Persandian Kota Yogyakarta. Mereka adalah rekan kerja yang sempat berkontak erat dengan pegawai tersebut. Hasil uji laboratorium dari sampel usap tersebut seluruhnya negatif.
Pengambilan sampel usap dilakukan terhadap 12 rekan kerja pegawai tersebut di Dinas Kominfo dan Persandian. Mereka adalah rekan kerja yang sempat berkontak erat dengan pegawai tersebut.
”Besok, semua teman-teman Kominfo itu sudah masuk. Jadi memang begitu ada kasus, kami upayakan blocking, tracing, dan swab langsung. Ini agar cepat ditangani supaya tidak terjadi sebaran macam-macam,” kata Heroe.
Di sisi lain, Heroe mengatakan, pihaknya juga menggencarkan pengawasan terhadap tempat-tempat lain yang memungkinkan banyak orang berkumpul. Mulai dari perkantoran, restoran, kafe, hingga destinasi wisata. Pengawasan dilakukan dalam bentuk inspeksi mendadak. Tenaga yang dikerahkan merupakan Gugus Tugas Covid-19 tingkat kecamatan.
”Sekarang ini kami terus keliling melakukan sidak (inspeksi mendadak) secara acak. Hampir setiap hari dilakukan. Secara umum, perkantoran hingga destinasi wisata itu sudah menjalankan protokol kesehatan. Sudah punya standar tertentu. Yang dilakukan sekarang, mengecek lagi apakah itu semua sudah cukup atau belum,” kata Heroe.
Sebelumnya sempat muncul kluster dari sebuah kantor telekomunikasi di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, awal Oktober. Saat ini, total terdapat 95 pasien positif Covid-19 dari kantor tersebut.
”(Kluster) ini bisa terjadi karena mereka tidak menerapkan protokol kesehatan. Ruangannya kemungkinan juga mepet-mepet. Ini harus ditata. Dinas Tenaga Kerja Sleman sudah kami dorong untuk mengecek protokol kesehatan dari perusahaan yang mengerahkan tenaga kerja dalam jumlah besar,” kata Bupati Sleman Sri Purnomo.
Sri mengungkapkan, pengawasan terhadap perusahaan-perusahaan dilakukan secara berkala. Pihaknya tak ingin lagi muncul kluster penularan di lingkungan kerja. Untuk itu, para pengusaha diminta menunjukkan komitmennya dalam menjalankan protokol kesehatan.
”Diam-diam kami terus mengecek protokol kesehatan itu. Kalau tidak patuh, nanti kami tegur dan peringatkan. Jangan sampai kluster penularan baru terbentuk di perusahaan-perusahaan lain,” kata Sri.