Sekolah tatap muka diuji coba di Banyumas, Jawa Tengah. Protokol kesehatan dibiasakan bagi siswa dan guru untuk mencegah penularan Covid-19.
Oleh
WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
·3 menit baca
PURWOKERTO, KOMPAS — Pemerintah Kabupaten Banyumas menggelar simulasi proses belajar-mengajar tatap muka di sekolah. Para siswa dan guru dibiasakan untuk menerapkan protokol kesehatan guna mencegah penularan Covid-19 sekaligus memperlancar proses pendidikan di daerah.
”Sudah lama sekali tidak sekolah dan bertemu teman-teman. Di rumah juga sudah bosan belajar on-line,” kata Raya Azyura Rahmadiyanti (12), siswi kelas VIII SMPN 6 Purwokerto, Banyumas, Jawa Tengah, Selasa (20/10/2020).
Raya datang bersama sekitar 200 temannya di kelas VIII. Dia salah satu dari tiga siswi yang tidak diperbolehkan masuk kelas karena suhu tubuhnya menunjukkan angka 37,3 derajat celsius. ”Saya tidak sakit dan semalam juga tidur biasa pukul 21.00,” kata Raya.
Raya kemudian diminta istirahat sejenak di depan kelas sambil minum air secukupnya. Setelah beberapa saat, suhu dicek kembali dan menunjukkan angka 37,1 derajat Celcius. Setelah itu, Raya pun diperbolehkan masuk kelas. Para siswa mengenakan masker dan pelindung wajah serta duduk berjarak di dalam kelas yang tidak dilengkapi meja.
Kepala SMPN 6 Purwokerto Sri Indarsih mengatakan, setiap hari ia memberi kesempatan 200 dari 697 siswa untuk mengikuti kelas tatap muka mulai dari pukul 07.00 sampai 11.00. Setiap siswa masuk sekolah dua kali dalam sepekan.
Murid atau peserta didik kelas VII masuk pada Senin dan Kamis, kelas VIII masuk pada Selasa dan Jumat, kelas IX masuk pada Rabu dan Sabtu. ”Kami menyiapkan tempat cuci tangan di depan kelas dan selalu mengingatkan anak-anak untuk jaga jarak. Ini biasanya yang sulit diterapkan anak-anak,” kata Sri.
Sri mengatakan, meskipun ada simulasi tatap muka luar jaringan, pihak sekolah juga menerapkan pembelajaran dalam jaringan karena masih ada orangtua yang tidak mengizinkan anaknya masuk sekolah. ”Ada sekitar 10 persen orangtua yang tidak mengizinkan anaknya datang ke sekolah. Artinya, masih ada sekitar 60 siswa yang belajar daring,” ujar Sri.
Bupati Banyumas Achmad Husein menyampaikan, simulasi tatap muka digelar selama dua minggu di SD Panembangan, Cilongok, SMPN 6 Purwokerto, dan SMAN 3 Purwokerto. ”Kita akan melakukan uji coba selama dua minggu dan nanti akan dilakukan evaluasi kembali,” kata Husein.
Menurut Husein, kebijakan itu diambil berdasarkan data positivity rate di Banyumas yang ada di angka 3,98 atau di bawah lima dan angka reproduksi efektif atau RT 0,91 atau di bawah satu. ”Sekolah-sekolah secara bertahap bisa menggelar tatap muka dengan protokol kesehatan harus dipenuhi secara ketat,” tutur Husein.
Husein juga mengatakan, jam malam juga diperlonggar yang semula kegiatan ekonomi maksimal hingga pukul 20.00 kemudian diperpanjang hingga pukul 22.00. Kebijakan ini untuk menggerakkan ekonomi masyarkat di malam hari. Berdasarkan data, hingga kini di Banyumas ada 718 orang positif Covid-19, 469 orang sembuh, 229 orang masih dirawat serta karantina mandiri, dan 20 orang meninggal.