Kapal Tenggelam, Enam ABK Terombang-ambing 26 Jam di Selat Makassar
Sebanyak enam ABK terombang-ambing di Selat Makassar selama 26 jam setelah kapal yang mereka tumpangi tenggelam. Gelombang tinggi disertai hujan dan angin kencang perlu diantisipasi dalam seminggu ke depan.
Oleh
SUCIPTO
·2 menit baca
BALIKPAPAN, KOMPAS — Sebanyak enam anak buah kapal atau ABK terombang-ambing di Selat Makassar selama 26 jam setelah kapal yang mereka tumpangi tenggelam. Gelombang tinggi disertai hujan dan angin kencang perlu diantisipasi di sekitar Selat Makassar dalam seminggu ke depan.
Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Kelas A Balikpapan (Basarnas Kalimantan Timur) Melkianus Kotta mengatakan, pada Jumat (16/10/2020) terjadi kecelakaan laut di Selat Makassar bagian utara. Kapal Layar Motor Hikmah Bahari yang mengangkut 700 ton kernel atau minyak inti kelapa sawit tenggelam setelah diterjang gelombang setinggi 3 meter.
Kapal yang berlayar dari Kabupaten Berau itu terjebak gelombang tinggi selama empat jam. Sekitar pukul 13.00 Wita, air mulai masuk ke dalam kapal. Enam ABK di kapal itu mencoba mengeluarkan air. Namun, pompa air yang ada tak mampu menguras air yang terus masuk. Akhirnya, kapal itu perlahan tenggelam.
”Enam ABK itu terapung di laut dengan bantuan jeriken dan jaket penyelamat. Mereka baru mendapat pertolongan dari kapal batubara, MV Shagar Shakti, yang melintas pada Minggu (18/10/2020) sekitar pukul 15.00 Wita,” kata Melkianus ketika dihubungi pada Senin (19/10/2020).
Kapten kapal batubara itu kemudian mengirimkan laporan ke Basarnas Kaltim. Kapal MV Shagar Shakti membawa para korban ke Muara Berau untuk dievakuasi tim Basarnas Kaltim. Kepala Seksi Operasi dan Siaga Basarnas Kaltim Octavianto mengatakan, tidak ada korban meninggal dan hilang atas kejadian itu.
”Semua selamat. Mereka adalah kapten kapal Suardi (49) dan lima ABK, yakni Sunur (36), Risfandi Kasbian (21), Kasmin A Sarekat (22), Darmansyah (51), dan Meith Ronni Sambai (44),” kata Octavianto.
Enam ABK itu terapung di laut dengan bantuan jeriken dan jaket penyelamat.
Ia mengatakan, sekitar pukul 22.00 Wita Kapal MV Shagar Shakti labuh jangkar di perairan Muara Berau untuk menunggu tim Basarnas Kaltim. Para korban kemudian dibawa oleh Basarnas Kaltim ke Samarinda pada Senin (19/10/2020) pukul 01.00 Wita. Para korban sampai di Samarinda pukul 04.00 Wita dan langsung dibawa ke RSUD AW Sjahranie untuk mendapat perawatan medis.
Cuaca buruk
Dalam tujuh hari ke depan, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika mengimbau agar nelayan dan pengemudi kapal di perairan Kaltim dan Selat Makassar waspada potensi gelombang sedang hingga tinggi. Keselamatan pelayaran perlu diperhatikan.
Prakirawan Stasiun Meteorologi Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan, Balikpapan, Diyan Novrida, mengatakan, potensi gelombang tinggi di atas 2 meter perlu diantisipasi di Selat Makassar bagian utara dan Kalimantan Utara. Selain itu, hujan ringan juga berpotensi terjadi di perairan itu.
”Kecepatan angin di Selat Makassar bagian utara 3-17 knot dan tinggi gelombang sekitar 2 meter. Risiko tinggi untuk kapal tongkang dalam pelayaran,” kata Diyan.