Banjir di Kalteng Meluas, Aktivitas Warga Semakin Terganggu
Lagi-lagi banjir menerjang beberapa wilayah di Kalimantan Tengah. Untuk ketiga kalinya pada tahun ini banjir melanda Kabupaten Seruyan. Kali ini, banjir meluas hingga ke Kapuas.
Oleh
DIONISIUS REYNALDO TRIWIBOWO
·3 menit baca
PALANGKARAYA, KOMPAS — Banjir di Kalimantan Tengah meluas pada Senin (19/10/2020). Luapan air merendam sejumlah kawasan di empat kabupaten dan mengganggu aktivitas perekonomian warga.
Sebelumnya, banjir melanda tiga kabupaten dari total 14 kabupaten/kota di Kalimantan Tengah sejak Sabtu (17/10/2020). Tiga kabupaten itu adalah Seruyan, Kotawaringin Barat, dan Kotawaringin Timur. Belum rampung di tiga kabupaten itu, banjir kini merendam sebagian Kabupaten Kapuas. Banjir dipicu luapan Sungai Kapuas.
Itom (45), warga Desa Pujon, Kabupaten Kapuas, mengungkapkan, banjir terjadi sejak Senin pagi. Puluhan rumah terendam banjir dengan ketinggian air maksimal 40-50 sentimeter. Menurut Itom, banjir selalu terjadi di Pujon setiap musim hujan.
”Kali ini, hujan dari semalam sampai tadi pagi tidak berhenti. Makanya air sungai meluap,” kata Itom saat dihubungi dari Palangkaraya.
Di Seruyan, banjir yang terjadi sejak Sabtu belum surut. Hal itu semakin mengganggu aktivitas transportasi di jalur Trans-Kalimantan.
Kepala Subbagian Penyesuaian Program dan Pendataan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Seruyan Budiono menjelaskan, ketinggian air sekitar 1 meter. Pihaknya masih mendata jumlah desa dan warga terdampak.
”Sudah mulai ada yang dievakuasi, tetapi laporannya belum masuk. Kami berharap banjir kali ini tidak separah beberapa bulan lalu,” ungkap Budiono.
Selain Seruyan, data Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusadalops PB) Kalteng menunjukkan, banjir juga merendam sebagian Kotawaringin Timur. Setidaknya 230 rumah tangga di Desa Pantai Harapan, Kecamatan Cempaga Hulu, terdampak.
”Ada jalan desa dan ratusan rumah terdampak banjir dengan ketinggian maksimal 70 sentimeter. Namun, belum ada evakuasi warga,” kata Koordinator Pelaksana Pusadalops PB Kalteng Japalmen.
Menurut Japalmen, warga terpaksa menggunakan perahu lantaran banyak jalan desa terendam air dari luapan anak-anak Sungai Mentaya, seperti Sungai Cempaga dan Sungai Kota Besi. ”Kami masih terus memantau perkembangan kondisi, khususnya tinggi muka air,” katanya.
Prakirawan Stasiun Meteorologi Tjilik Riwut di Palangkaraya, Lian Andriani, mengungkapkan, beberapa wilayah di Kalteng sudah memasuki musim hujan. Wilayah tersebut antara lain Kalteng di bagian utara dan barat, seperti Kabupaten Murung Raya, Barito Utara, Kapuas, Lamandau, Seruyan, Kotawaringin Barat, dan Kotawaringin Timur.
”Wilayah lainnya masih memasuki musim peralihan. Perkiraan kami, bulan November seluruh wilayah Kalteng akan memasuki musim hujan,” kata Lian.
Lian menjelaskan, dari hasil Analisis Dasarian 1 Oktober 2020, fenomena alam La Nina diprediksi berlangsung pada Mei 2021 dengan intensitas lemah hingga sedang. Dampaknya akan terjadi peningkatan curah hujan di Kalteng.
”Prediksi kami, peningkatan curah hujan itu terjadi karena fenomena La Nina yang berlangsung bersamaan dengan masuknya musim hujan,” ungkap Lian.
Pihaknya, lanjut Lian, sudah memberikan peringatan dini terkait potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat disertai petir dan angin kencang. Pihaknya juga mengimbau warga tetap waspada dengan potensi banjir, genangan air, dan pohon tumbang.
”Kami selalu berkoordinasi dengan semua instansi terkait dalam memberikan peringatan dini. Tujuannya agar semuanya bisa mengantisipasi atau waspada terhadap kemungkinan bencana alam,” ujarnya.