Tiga Kali Seruyan Dilanda Banjir, Terparah dalam 30 Tahun Terakhir
Lagi-lagi banjir kembali menerjang beberapa wilayah di Kalimantan Tengah. Untuk ketiga kalinya tahun ini banjir melanda Kabupaten Seruyan. Banjir kali ini merupakan banjir terparah selama 30 tahun terakhir.
Oleh
DIONISIUS REYNALDO TRIWIBOWO
·3 menit baca
PALANGKARAYA, KOMPAS — Untuk ketiga kalinya pada tahun ini, banjir melanda Kabupaten Seruyan, Kalimantan Tengah. Selain Seruyan, banjir juga melanda Kotawaringin Timur dan sebagian wilayah di Kotawaringin Barat.
Kabupaten Seruyan menjadi daerah dengan kondisi paling buruk. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Seruyan menyatakan banjir di Seruyan tahun ini merupakan banjir paling parah dalam 30 tahun terakhir.
Banjir di Seruyan menggenangi ruas jalan utama yang merupakan jalur Trans-Kalimantan dan mengganggu aktivitas pengemudi. Di jalan Trans-Kalimantan dari Kilometer 99 hingga beberapa ruas di Kilometer 109 yang terletak di Desa Rungau, Kecamatan Danau Seluluk, ketinggian air mencapai maksimal 1 meter.
Jalan tersebut merupakan jalan penghubung antara Kabupaten Seruyan, Kotawaringin Timur, Kotawaringin Barat, hingga menuju Provinsi Kalimantan Barat.
”Korbannya sudah banyak, yakni mobil yang tergelincir. Bahkan, ada yang terbalik. Namun, hingga kini tidak ada korban jiwa,” kata Kepala Subbagian Penyesuaian Program dan Pendataan BPBD Kabupaten Seruyan Budiono saat dihubungi dari Palangkaraya, Minggu (18/10/2020).
Hingga kini, lanjut Budiono, pihaknya masih mendata jumlah desa yang dilanda banjir. Setidaknya dari 10 kecamatan di kabupaten tersebut, dua kecamatan terendam banjir.
Budiono menjelaskan, banjir sudah melanda sejak Sabtu (17/10/2020) dan terjadi akibat intensitas hujan yang tinggi selama dua hari tanpa henti. Hal itu menyebabkan Sungai Seruyan yang panjangnya 350 kilometer meluap dan membanjiri jalan juga desa-desa sekitar.
”Ini adalah banjir terparah dalam 30 tahun terakhir. Belum pernah sampai separah ini, dan itu semua terjadi di tahun ini saja,” kata Budiono.
Ini adalah banjir terparah dalam 30 tahun terakhir. Belum pernah sampai separah ini, dan itu semua terjadi di tahun ini saja. (Budiono)
Menurut Budiono, selama ini kabupaten itu kerap dilanda banjir. Namun, banjir tidak pernah merendam rumah-rumah penduduk. Selama ini banjir hanya merendam bahu jalan, tetapi tahun ini merendam ribuan rumah warga dan dengan durasi waktu berminggu-minggu.
”Biasanya banjir itu sehari atau dua hari saja maksimal, tidak sampai berminggu-minggu, tetapi tahun ini parah sekali. Intensitas hujan juga lebih lama,” ungkap Budiono.
Dari catatan Kompas, banjir sudah tiga kali melanda wilayah Seruyan pada tahun 2020. Banjir pertama melanda pada bulan Juni hingga Juli. Banjir itu merendam setidaknya tiga kecamatan. Pada bulan September, banjir kembali melanda dan merendam sembilan kecamatan dari total 10 kecamatan di kabupaten itu. Setidaknya 7.000 rumah dan belasan ribu jiwa ikut terdampak.
Sabtu kemarin merupakan penanda datangnya banjir ketiga. ”Dari laporan di lapangan, saat ini banjir sudah bergeser ke beberapa wilayah dan terus meluas. Apalagi ini sudah musim peralihan ke musim hujan,” tambah Budiono.
Prakirawan Stasiun Meteorologi Kota Palangkaraya, Rahmat Alfandy, memperkirakan Kalteng sudah memasuki musim hujan. Saat ini beberapa wilayah, seperti Kabupaten Katingan, Kotawaringin Barat, Seruyan, dan Kotawaringin Timur, dilanda hujan lebat disertai angin dan petir.
”Kami selalu memberikan peringatan dini karena koordinasi dengan pemerintah daerah setempat jalan terus,” ungkap Rahmat. Beberapa wilayah yang disebutkan Rahmat merupakan wilayah yang selama ini langganan diterjang banjir.
Sebelumnya, sekitar Agustus hingga September, banjir merendam tujuh kabupaten dari 14 kabupaten/kota di Kalteng. Lebih kurang 30 kecamatan terendam banjir dan 20.500 warga terdampak banjir.
Pelaksana Tugas Kepala Badan Penanggulangan Bencana dan Pemadam Kebakaran (BPBPK) Provinsi Kalteng Darliansjah mengatakan, pihaknya akan terus memantau perkembangan banjir di beberapa wilayah dan menyiapkan skema darurat untuk banjir mendatang.
”Kalau seperti kemarin lagi, kami akan siap karena posko dan peralatan masih ada di lokasi-lokasi. Nanti tinggal ditambah logistik,” kata Darliansjah.