Tangkal Covid-19, Sulawesi Utara Terus Dorong Perubahan Perilaku Warga
Pemerintah berupaya mendorong perubahan perilaku warga Sulawesi Utara agar semakin mematuhi protokol kesehatan. Perubahan perilaku juga disebut menjadi modal untuk menjamin keamanan dan kesehatan selama Pilkada 2020.
Oleh
KRISTIAN OKA PRASETYADI
·4 menit baca
MANADO, KOMPAS — Pemerintah berupaya mendorong perubahan perilaku warga Sulawesi Utara agar semakin mematuhi protokol kesehatan pencegah penularan Covid-19. Perubahan perilaku juga disebut menjadi modal untuk menjamin keamanan dan kesehatan warga pada saat pelaksanaan Pilkada 2020 pada 9 Desember mendatang.
Melalui keterangan pers, Minggu (18/10/2020), Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah Sulut Komisaris Besar Jules Abbast mengatakan, imbauan disiplin mengenakan masker terus diserukan di sejumlah daerah. Polisi mendatangi berbagai pusat keramaian untuk memantau kepatuhan dan menegur warga yang belum patuh.
Di Amurang, Minahasa Selatan, Operasi Yustisi Protokol Kesehatan dilanjutkan dengan blusukan di Pasar 54. Operasi itu dilakukan bersama beberapa instansi lain, seperti Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), Badan Penanggulangan Bencana Daerah, serta dinas kesehatan. ”Hari Sabtu (17/10) kami mendapati 12 orang yang tidak mengenakan masker,” kata Jules.
Semoga masyarakat selalu ingat dan peduli tentang pentingnya menerapkan protokol kesehatan di mana pun berada, terutama di tempat ramai.
Para pelanggar protokol kesehatan itu dijatuhi sanksi sosial berupa menyanyikan lagu nasional, menyerukan Pancasila, hingga membuat surat pernyataan tidak akan melanggar lagi. Setelah itu, para pelanggar diberi masker gratis.
Kepala Satuan Inteljen Keamanan Polres Minahasa Selatan Ajun Komisaris Jose Trisko mengatakan, operasi ini dijalankan untuk menegakkan pula Perturan Bupati Minahasa Selatan Nomor 37 Tahun 2020 yang mengatur kedisiplinan untuk patuh terhadap protokol kesehatan. Prinsip 3M (mengenakan masker, mencuci tangan, menjaga jarak) pun terus diserukan.
Di Manado, operasi serupa dilaksanakan tidak hanya di pasar dan pusat perbelanjaan modern, tetapi juga di jalan raya. Polisi dan Satpol PP aktif mencegat para pejalan kaki dan pengendara sepeda motor yang tidak mengenakan masker. Sebagian yang dihentikan segera membeli masker, sebagian lagi menerima teguran lisan.
Membagikan masker
Sementara itu, pengelola Bandara Sam Ratulangi, PT Angkasa Pura I, turut serta membagikan masker kain di 15 kabupaten/kota di Sulut secara bertahap sejak Senin (12/10). Tak kurang dari 5.000 masker dibagikan melalui satuan tugas BUMN di setiap daerah.
General Manager Angkasa Pura I Bandara Sam Ratulangi Manado Minggus Gandeguai mengatakan, pihaknya menjadi salah satu donatur masker dalam kampanye nasional BUMN mendorong adaptasi kebiasaan baru. ”Semoga masyarakat selalu ingat dan peduli tentang pentingnya menerapkan protokol kesehatan di mana pun berada, terutama di tempat ramai,” katanya.
Sebelumnya, survei Badan Pusat Statistik yang diikuti 90.967 responden di seluruh Indonesia selama 7-14 September menunjukkan, 17 persen penduduk Indonesia yakin dan sangat yakin tidak akan terkena Covid-19. Sulut menempati posisi kedua tertinggi nasional dengan proporsi penduduk yang tidak percaya akan terjangkit virus korona sebesar 27 persen.
Hingga Minggu siang, total kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Sulut mencapai 4.959 setelah tertambah 29 kasus baru sehari sebelumnya. Sebanyak 4.183 kasus telah dinyatakan sembuh, sedangkan 186 lainnya telah meninggal dunia. Masih ada 590 kasus yang ditangani di Sulut.
Terkait dehal ini, Pejabat Sementara Gubernur Sulut Agus Fatoni mengimbau semua instansi pemerintahan di Sulut untuk menggencarkan Gerakan Sulut Bermasker sekaligus protokol kesehatan. Satuan Tugas Covid-19 Sulut juga diminta melanjutkan tes, pelacakan, dan perawatan kepada masyarakat.
Sangat penting
Ia juga khawatir karena Sulut menempati posisi kedua setelah Maluku untuk jumlah penduduk yang tak percaya akan terjangkit Covid-19. ”Mengenakan masker sangat penting. Sesuai penelitian WHO (Organisasi Kesehatan Dunia), masker dapat mencegah 85 persen penularan Covid-19,” kata Agus.
Kepatuhan pun disebutnya menjadi modal menjaga kesehatan dan keamanan masyarakat dari Covid-19 selama Pilkada 2020. Menurut Agus, daerah yang menggelar pilkada, termasuk Sulut, justru menunjukkan perkembangan epidemiologis yang lebih baik. Kendati begitu, selama 5-11 Oktober, kasus Covid-19 per minggu di Sulut menunjukkan peningkatan hingga 59 persen.
”Tetapi, Pilkada 2020 dapat jadi momentum penanganan Covid-19 di Sulut, mendorong penanganan jadi lebih baik. Semasa pilkada, kampanye para calon pasti disertai pembagian alat pelindung diri dan peraga lain, seperti hand sanitizer. Masyarakat bisa didorong untuk memutus mata rantai penularan,” kata Agus.
Sementara itu, Pemerintah Kota Manado juga menyiapkan diri menyambut pemilihan wali kota dan gubernur dengan beberapa kebijakan, antara lain membentuk Satgas Covid-19 di tingkat lingkungan (setara rukun warga). Pemkot juga menyosialisasikan peran penting perempuan dalam memutus mata rantai penularan di tingkat kelurahan.
Pemkot Manado juga sudah menyiapkan Peraturan Wali Kota Nomor 24 Tahun 2020 tentang Penerapan Disiplin dan Penegakan Aturan Hukum Protokol Kesehatan. Wali Kota Manado Vicky Lumentut mengatakan, ini adalah turunan dari Instruksi Presiden Nomor 6 Tahun 2020. Ia berharap protokol kesehatan semakin membudaya jelang Pilkada 2020.