Cegah Perluasan Covid-19, Rute Susuri Desa dalam Borobudur Marathon Ditiadakan
Borobudur Marathon 2020 akan tetap diselenggarakan dengan sejumlah pembatasan sesuai dengan protokol kesehatan. Demi mencegah kerumunan, lari yang dilakukan di Kecamatan Borobudur pun tidak akan dilakukan melintasi desa.
Oleh
REGINA RUKMORINI
·3 menit baca
MAGELANG, KOMPAS — Selain menggelar kompetisi lari secara virtual di beberapa daerah, ajang lari Borobudur Marathon 2020 akan tetap menggelar lari di Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Kendati demikian, dalam penyelenggaraan kali ini, rute lari dipastikan tidak akan lagi menyusuri jalan-jalan desa seperti biasanya.
Project Officer Borobudur Marathon 2020 Budhi Sarwiadhi mengatakan, rute lari tidak mungkin dibebaskan menyusuri desa karena berpotensi menimbulkan pelanggaran protokol kesehatan. ”Kegiatan lari ke desa-desa sangat rentan memicu terjadi kerumunan,” ujarnya, Minggu (18/10/2020).
Borobudur Marathon 2020 akan digelar 15 November 2020. Pelari nantinya hanya akan digelar dalam kompleks Taman Wisata Candi Borobudur. Kategori hanya dibuka untuk satu kategori, yaitu full marathon (FM). Untuk memenuhi jarak 42,195 kilometer, peserta akan memutari area Taman Lumbini dalam kompleks candi sebanyak 12 kali.
Jumlah pelari yang akan terlibat dalam kategori FM di kompleks candi juga dibatasi hanya 30 orang. Mereka semua adalah sejumlah tokoh dan atlet lari nasional, antara lain Jauhari Johan, Atjong Tio, Trianingsih, dan Asma Bara. Semua pelari nantinya akan menginap di sejumlah hotel yang telah disediakan panitia.
Para pelari nantinya akan langsung menjalani tes usap saat datang, Kamis (12/10/2020), dan seusai lari, Minggu (15/10/2020). Setelah tiba, mereka juga tidak diizinkan pergi ke mana pun tanpa dampingan panitia.
Dalam hal ini, Budhi mengatakan, selama menunggu ajang Borobudur Marathon 2020, sejak Kamis (12/10/2020) hingga Minggu (15/10/2020), pihaknya sama sekali tidak mangagendakan acara jalan-jalan, wisata, ataupun berbelanja di kawasan Borobudur.
”Demi mencegah risiko terjadinya penularan Covid-19, demi kesehatan dan keselamatan semua pihak, baik pelari maupun warga Borobudur, maka, mohon maaf, mungkin kali ini acara Borobudur Marathon tidak akan terlalu memberikan dampak ekonomi bagi warga sekitar,” ujarnya.
Lari virtual
Selain mereka yang lari dalam kompleks Taman Wisata Candi Borobudur, Borobudur Marathon 2020 juga akan diikuti oleh 9.090 pelari yang akan berlari secara virtual dengan menempuh rute di wilayahnya masing-masing. Selain dari beberapa daerah di seluruh penjuru Nusantara, sebagian pelari juga ada yang berasal dari sejumlah negara asing.
Dari jumlah tersebut, persentase pelari terbanyak, sekitar 43 persen, akan berlari untuk kategori 10 kilometer, dan 57 persen lainnya akan mengikuti kategori FM, half marathon (HM) sepanjang 21 kilometer, dan friendship run dengan rute sejauh 3,8 kilometer.
Budhi mengatakan, total jumlah pelari Borobudur Marathon 2020 ini memang di bawah jumlah pelari dalam Borobudur Marathon 2019, yang mencapai hingga sekitar 11.000. Namun, capaian peserta ini sudah jauh melebihi target.
”Karena digelar di tengah pandemi, kami hanya menargetkan jumlah pelari Borobudur Marathon 2020 hanya sebanyak 5.000 orang,” ujarnya.
Dengan banyaknya animo pelari yang mendaftar, Budhi berharap semua pendaftar memang benar-benar berlari. Kekhawatiran akan kesungguhan berlari muncul karena dalam ajang lari virtual serupa, hanya sekitar 20 persen pendaftar yang benar-benar berlari hingga finis.
Ketua Forum Rembuk Kluster Pariwisata Borobudur Kirno Prasojo mengatakan, Borobudur Marathon tahun ini tidak akan berdampak ekonomi banyak karena lebih banyak diikuti pelari yang berlari virtual. ”Padahal, biasanya pendapatan yang diperoleh warga dari jasa penginapan saja bisa miliaran rupiah,” ujarnya.
Dampak ekonomi bisa dirasakan meluas karena banyak pelari juga menginap di rumah-rumah warga, yang semula cuma menjadi tempat tinggal biasa. Dampak ekonomi dari jasa penginapan ini juga dirasakan warga di Kecamatan Mungkid, Kecamatan Mertoyudan, hingga Kota Magelang.
Camat Borobudur Joni Indarto mengatakan, pihaknya memaklumi semua pembatasan yang dilakukan dalam Borobudur Marathon. ”Acara apa pun akan sulit dilakukan dengan leluasa karena semuanya tetap harus mengacu pada protokol kesehatan,” ujarnya. Dia pun meminta agar seluruh masyarakat Kecamatan Borobudur bisa memahami kondisi tersebut.