Kabupaten Asmat kembali melaksanakan penutupan akses masuk melalui pelabuhan dan bandar udara pascatemuan delapan kasus baru Covid-19. Aktivitas sekolah dan layanan rawat inap Rumah Sakit Umum Daerah Asmat dihentikan.
Oleh
FABIO MARIA LOPES COSTA
·3 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Pemerintah Kabupaten Asmat melakukan pembatasan masuk ke kabupaten itu melalui udara dan laut selama 28 hari pascatemuan kasus Covid-19. Sebanyak delapan orang di Distrik Agats, ibu kota Asmat, dinyatakan positif pada Sabtu kemarin.
Penjabat Sementara Bupati Asmat Triwarno Purnomo saat dihubungi pada Minggu (18/10/2020) mengatakan, pihaknya hanya mengizinkan kapal yang membawa barang kebutuhan pokok masuk ke Asmat. Kapal Pelni dilarang memasuki Pelabuhan Agats dan aktivitas transportasi udara hanya untuk keperluan yang bersifar darurat.
Selain itu, lanjutnya, Pemkab Asmat juga membatasi aktivitas perekonomian warga hanya dari pukul 06.00 hingga pukul 18.00 WIT. Sebelumnya, aktivitas para pedagang sampai pukul 21.00 WIT.
”Kami juga menghentikan aktivitas belajar siswa, kegiatan di rumah ibadah, dan membatasi aktivitas perkantoran hingga pukul 14.00 WIT. Di setiap kantor hanya lima orang saja,” papar Triwarno.
Berdasarkan data yang dihimpun Kompas dari Tim Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kabupaten Asmat, delapan orang yang positif itu kini menjalani isolasi mandiri di rumahnya karena hanya memiliki gejala sakit ringan. Selain itu, mereka dinilai mampu melaksanakan karantina di rumah.
Ia menuturkan, lima dari delapan orang yang positif Covid-19 berprofesi sebagai tenaga kesehatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Agats dan salah satu puskesmas. Pelayanan rawat jalan di RSUD pun ditutup untuk mencegah tenaga kesehatan terpapar Covid.
Sebelumnya, Asmat termasuk daerah di Papua yang masuk zona hijau Covid-19. Dengan temuan kasus baru di Asmat, total 21 kabupaten dan 1 kota di Papua yang masuk zona merah Covid-19. Asmat berada di bagian selatan Papua dan berbatasan dengan langsung Mimika dan Merauke. Dua daerah ini termasuk zona merah Covid.
Data Dinas Kesehatan Kabupaten Asmat menunjukkan, dokter hanya berada di 13 puskesmas dari total 17 puskesmas. Sejauh ini baru ada 25 tenaga dokter yang ada di Asmat dan Asmat tidak memiliki dokter spesialis paru.
Baru ada 25 tenaga dokter yang ada di Asmat dan Asmat tidak memiliki dokter spesialis paru.
”Kami akan memperketat protokol kesehatan di rumah sakit dan semua puskesmas. Upaya ini untuk melindungi tenaga kesehatan kami yang jumlahnya sangat minim,” ujar Triwarno.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Asmat Richard Mirino mengatakan, sangat berisiko jika wabah Covid-19 tersebar di Asmat karena sejumlah faktor, seperti minimnya fasilitas kesehatan, minimnya tenaga medis dan kesehatan, kondisi geografis yang sulit, serta rendahnya kesadaran warga untuk berperilaku hidup bersih dan sehat.
Seperti diketahui, pada awal Februari 2018 terjadi kejadian luar biasa (KLB) campak di Asmat. Sebanyak 670 anak terkena wabah campak dan 80 anak di antaranya meninggal dunia.
Ketua Harian Satgas Pengendalian, Pencegahan, dan Penanganan Covid-19 Provinsi Papua Welliam Manderi menyatakan, Pemprov Papua akan mengeluarkan surat edaran yang menginstruksikan peningkatan protokol kesehatan di pintu masuk kabupaten dan kota di Papua.
Ia mengakui, jumlah angka harian warga yang positif Covid-19 lebih tinggi daripada warga yang sembuh selama sebulan terakhir. Angka reproduksi (Ro) Covid pada 31 Agustus 2020 lalu mencapai 1,5 persen. Sementara angka Ro hingga Minggu ini meningkat mencapai 2,9 persen.
Adapun angka rasio positif Covid-19 di Papua mencapai 12,07 persen hingga pekan lalu. Angka tersebut belum mencapai standar ideal rasio yang ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO, yakni 5 persen.
Dari data Satuan Tugas Pengendalian, Pencegahan dan Penanganan Covid-19 Provinsi Papua, Sabtu, (17/10/2020) jumlah kumulatif kasus Covid mencapai 8.570 orang, yang terdiri dari 3.436 orang dirawat, 4.938 orang sembuh, dan 196 orang meninggal.
”Kami akan berupaya maksimal mengingatkan semua pemda di 28 kabupaten dan 1 kota di Papua agar tidak kendor dalam upaya penanganan Covid-19. Tujuannya, untuk mencegah penyebaran Covid di Papua semakin tidak terkendali,” tutur Welliam.