Masuk Zona Merah, Kabupaten Pekalongan Bakal Tambah Ruang Perawatan
Tiga dari tujuh kabupaten/kota di wilayah pantura barat Jawa Tengah dikategorikan sebagai daerah berisiko tinggi terhadap penularan Covid-19 atau zona merah. Berbagai upaya dilakukan untuk keluar dari zona merah.
Oleh
KRISTI UTAMI
·3 menit baca
KAJEN, KOMPAS — Tiga dari tujuh kabupaten/kota di pantura barat Jawa Tengah masuk kategori zona merah atau berisiko tinggi penularan Covid-19. Di Kabupaten Pekalongan, pemerintah daerah setempat berencana menambah jumlah kamar perawatan untuk meningkatkan angka kesembuhan pasien.
Berdasarkan Data Zonasi Risiko Satuan Tugas Penanganan Covid-19, pekan lalu, delapan kabupaten dan kota di Jateng dikategorikan zona merah. Tiga daerah ada di pantura barat, yaitu Kabupaten Pekalongan, Kota Pekalongan, dan Kota Tegal.
Sejauh ini, beragam cara dilakukan daerah-daerah itu untuk mengendalikan kasus Covid-19. Di Kabupaten Pekalongan, misalnya, pemerintah setempat berencana mengoptimalkan perawatan pasien Covid-19. Optimalisasi perawatan dilakukan untuk meningkatkan persentase kesembuhan pasien positif Covid-19.
Hingga Sabtu (17/10/2020), jumlah kasus positif di Kota Pekalongan 256 orang dengan jumlah kasus aktif 65 orang. Sementara tingkat kesembuhan pasien positif di Kabupaten Pekalongan 69 persen. Angka itu lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata tingkat kesembuhan pasien di sejumlah daerah di pantura barat, 70,8 persen.
”Untuk meningkatkan kesembuhan pasien, kami akan memaksimalkan perawatan, terutama pasien dengan gejala berat. Salah satu caranya, menambah kapasitas ruang perawatan pasien Covid-19 di RSUD Kraton. Dari 12 ruang akan ditambah menjadi 22 ruang,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pekalongan Setiawan Dwi Antoro, Sabtu petang.
Wawan mengatakan, selain pasien bergejala berat, Pemerintah Kabupaten Pekalongan juga akan mengoptimalkan perawatan terhadap pasien tanpa gejala. Perawatan pasien positif tanpa gejala dipusatkan di Rumah Sakit Darurat Covid-19 di Kecamatan Wiradesa. Rumah sakit tersebut memiliki 30 ruang perawatan, 12 dokter, dan 47 paramedis.
Menurut Wawan, pemusatan perawatan pasien tanpa gejala juga dimaksudkan untuk menekan risiko penyebaran kasus Covid-19 di lingkungan keluarga. Hingga Sabtu malam, ada 11 kluster rumah tangga yang masih aktif di Kabupaten Pekalongan.
Mengendalikan penyebaran Covid-19 di lingkungan keluarga juga menjadi fokus Pemerintah Kota Tegal untuk keluar dari zona merah. Sebab, kluster keluarga menyumbang kasus positif terbanyak dalam sebulan terakhir dengan jumlah 67 orang.
”Yang sedang kami pantau ada 18 kluster keluarga. Mereka melakukan isolasi mandiri semua. Kalau selama isolasi mandiri terbukti ada penularan, kami akan memaksa mereka isolasi di tempat yang disediakan pemerintah,” kata Wakil Wali Kota Tegal Muhamad Jumadi.
Menurut Jumadi, pihaknya sudah menyediakan tempat isolasi bagi pasien tanpa gejala di Gedung Olahraga Tegal Selatan dan rumah susun sewa milik Pemerintah Kota Tegal. Dua tempat itu mampu menampung 100 orang.
Kendati sudah dipersiapkan, belum ada satu pun pasien positif Covid-19 yang bersedia diisolasi mandiri di dua tempat tersebut. Pasien beralasan, mereka lebih nyaman menjalani isolasi mandiri di rumahnya.
Hingga Sabtu malam, jumlah kasus positif Covid-19 di Kota Tegal 401 orang. Dari jumlah tersebut, 72 merupakan kasus aktif. Adapun jumlah kematian pasien positif Covid-19 sebanyak 44 orang atau 10,97 persen dari total kasus.
Persentase kematian pasien positif Covid-19 di Kota Tegal merupakan yang paling tinggi di pantura barat Jateng. Adapun rata-rata tingkat kematian pasien positif Covid-19 di pantura barat Jateng 7,8 persen.
Peran puskesmas
Sementara itu, Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Tegal kembali mengumumkan 63 kasus baru di daerahnya. Dengan penambahan tersebut, jumlah kasus positif Covid-19 di Kabupaten Tegal 519 orang dengan kasus aktif 100 orang.
Menurut juru bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Tegal, Joko Wantoro, mayoritas kasus baru tersebut berasal dari kluster keluarga. Adapun sebagian kasus baru lainnya menimpa beberapa tenaga medis yang bertugas di sejumlah puskesmas.
”Hingga saat ini, di hampir seluruh puskesmas di Kabupaten Tegal ada tenaga medis yang terpapar Covid-19. Di setiap puskesmas, ada 1-3 tenaga medis positif Covid-19,” ucap Joko, Sabtu petang.
Joko menambahkan, para tenaga medis tersebut sedang menjalani isolasi mandiri di rumah masing-masing. Sejumlah keluarga, pasien yang dilayani dalam 14 terakhir, dan kontak erat mereka sudah dites usap. Adapun pelayanan di puskesmas tempat para tenaga medis tersebut bekerja tidak dihentikan.