Guru Terpapar Covid-19, Simulasi Pembelajaran Tatap Muka SMA di Tegal Dihentikan
Di tengah proses simulasi pembelajaran tatap muka, seorang guru di Kota Tegal, Jawa Tengah, dinyatakan positif Covid-19. Akibat peristiwa tersebut sekolah ditutup selama 14 hari dan pembelajaran dilakukan secara daring.
Oleh
KRISTI UTAMI
·4 menit baca
TEGAL, KOMPAS — Di tengah simulasi pembelajaran tatap muka, seorang guru di SMA Negeri 2 Tegal, Jawa Tengah, terpapar Covid-19. Akibatnya, simulasi pembelajaran tatap muka tingkat provinsi itu dihentikan dan diganti dengan pembelajaran daring.
SMA Negeri 2 Tegal menjadi satu dari tujuh sekolah yang dipilih oleh Pemerintah Provinsi Jateng untuk mengadakan simulasi pembelajaran tatap muka. Sekolah tersebut dianggap layak mengadakan pembelajaran tatap muka karena dinilai telah menyiapkan dan menerapkan protokol kesehatan yang ketat untuk mencegah Covid-19.
Simulasi pembelajaran tatap muka tingkat SMA/SMK di Jateng dimulai pada Senin (7/9/2020). Pada dua pekan pertama simulasi, SMA Negeri 2 Tegal melibatkan 100 siswa dari jumlah total 927 siswa yang ada. Simulasi itu dianggap berhasil karena tidak ada penularan Covid-19 di sekolah tersebut selama simulasi. Artinya, sekolah berhak mengajukan izin penambahan jumlah peserta simulasi.
Pada Senin (5/10/2020), SMA Negeri 2 Tegal menambah peserta simulasi dari 100 siswa menjadi 200 siswa. Setelah berjalan satu pekan, salah seorang guru di sekolah tersebut dinyatakan positif Covid-19.
”Yang bersangkutan terakhir kali mengajar tatap muka pada Selasa (6/10/2020). Kemudian, beliau dirawat inap di rumah sakit dengan keluhan demam dan flu,” kata Wakil Kepala Bidang Kesiswaan SMA Negeri 2 Tegal Oka Bagus, Jumat (16/10/2020), di Tegal.
Oka mengatakan, guru tersebut dinyatakan positif setelah menjalani tes usap di rumah sakit. Hasil tes tersebut keluar pada Minggu (11/10/2020). Oleh karena itu, mulai Senin (12/10/2020), simulasi pembelajaran tatap muka dihentikan dan dialihkan menjadi pembelajaran jarak jauh secara daring. Adapun sekolah ditutup untuk disterilkan hingga pekan depan.
Sebelumnya, Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jateng Padmaningrum berpesan agar tujuh sekolah yang mengikuti simulasi pembelajaran tatap muka selalu menaati protokol kesehatan. Apabila terdapat satu saja guru atau siswa yang sakit, proses simulasi harus langsung dihentikan.
”Jangan sampai pembelajaran tatap muka ini menjadi kluster Covid-19. Dengan kondisi Covid-19 Jateng yang masih tinggi, kita semua harus berhati-hati. Begitu ada satu saja yang demam setelah pulang sekolah, langsung kami hentikan,” ujar Padmaningrum (Kompas.id, 7/9/2020).
Sementara itu, menurut Oka, 80 guru dan karyawan di SMA Negeri 2 Tegal sudah dites usap pada Rabu-Kamis (14-15/10/2020). Adapun para siswa yang sempat belajar tatap muka dengan guru tersebut belum dites usap.
”Kalau siswa yang belajar tatap muka dengan beliau hingga hari ini belum dites usap. Jumlah siswa (yang belajar tatap muka dengan guru tersebut) sebanyak 34 orang,” ucapnya.
Penyemprotan
Guru tersebut diketahui merupakan warga Kelurahan Debong Lor, Kecamatan Tegal Barat, Kota Tegal. Dihubungi secara terpisah, Lurah Debong Lor Agus Tirto mengatakan, Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kelurahan Debong Lor sudah menyemprot lingkungan rumah guru tersebut.
Jangan sampai pembelajaran tatap muka ini menjadi kluster Covid-19. Dengan kondisi Covid-19 Jateng yang masih tinggi, kita semua harus berhati-hati. Begitu ada satu saja yang demam setelah pulang sekolah, langsung kami hentikan.
Sementara itu, kontak erat guru tersebut, yang terdiri dari istri dan dua anaknya, juga sudah dites usap. Menurut Agus, pihaknya juga sudah mengedukasi keluarga guru tersebut untuk mengisolasi diri sembari menunggu hasil tes usap. Kendati demikian, salah satu anak guru tersebut menolak mengisolasi diri.
”Kami sudah mencoba berkomunikasi, tetapi anak dari guru tersebut tidak mengindahkan saran kami untuk melakukan isolasi mandiri. Setiap hari, dia masih keluar rumah untuk bekerja sebagai perawat di Brebes,” kata Agus.
Sementara itu, Wakil Wali Kota Tegal Muhamad Jumadi mengatakan, pihaknya akan berkoordinasi dengan gugus tugas kelurahan untuk memberikan pengertian kepada keluarga pasien tersebuut agar mau mengisolasi diri sembari menunggu hasil tes usapnya. Jika tetap tidak mau, keluarga pasien tersebut akan dipaksa untuk mengisolasi diri di tempat isolasi yang sudah disiapkan pemerintah setempat.
”Kalau diberi tahu tidak mau, kami mungkin akan sedikit memaksa dengan cara meminta keluarga pasien tersebut untuk mengisolasi diri di Gedung Olahraga Tegal Selatan atau rumah susun sewa milik pemerintah kota. Selama diisolasi, dia akan dijaga oleh tenaga medis dan aparat keamanan. Kalau tidak begini, kami khawatir karena dia berpotensi menyebarkan virus kepada yang lain,” kata Jumadi.
Hingga Jumat malam, jumlah kasus positif Covid-19 yang tercatat di Kota Tegal sebanyak 399 orang. Dari jumlah tersebut, 70 kasus merupakan kasus aktif dan 44 orang dinyatakan meninggal. Mayoritas pasien positif yang masih menjalani perawatan dan isolasi mandiri berasal dari kluster keluarga. Di Kota Tegal, sedikitnya ada 18 kluster keluarga aktif yang tersebar di sejumlah wilayah.