Tol Palembang-Betung Mulai Dibangun, Ditargetkan Beroperasi 2022
Tol Palembang-Betung sepanjang 69,19 kilometer mulai dibangun, Kamis (15/10/2020). Tol ini ditargetkan rampung pada Desember 2021 dan mulai beroperasi pada awal 2022.
Oleh
RHAMA PURNA JATI
·3 menit baca
KOMPAS/RHAMA PURNA JATI
Sejumlah alat berat mengerjakan ruas Tol Palembang-Betung yang mulai dibangun pada Kamis (15/10/2020). Tol sepanjang 69,19 kilometer itu diharapkan menjadi solusi kemacetan yang masih mendera Jalur Lintas Timur Sumatera yang menghubungkan Palembang dengan Jambi.
SEMBAWA,KOMPAS — Tol Palembang-Betung sepanjang 69,19 kilometer dengan nilai investasi Rp 7 triliun mulai dibangun. Tol ditargetkan rampung pada Desember 2021 dan mulai beroperasi pada awal 2022.
Presiden Direktur PT Waskita Karya Destiawan Soewardjono, saat mengikuti peletakan batu pertama Tol Palembang-Betung, Kamis (15/10/2020), mengatakan, tol ini merupakan bagian dari Tol Kayu Agung-Palembang-Betung sepanjang 111,69 kilometer. Ruas Kayu Agung- Palembang sepanjang 34 kilometer sudah dibuka pada April 2020. Adapun untuk ruas Jakabaring-Kramasan sepanjang 8,50 km masih dalam tahap konstruksi.
Karena dibangun di atas rawa, lanjut Destiawan, sekitar 80 persen konstruksi Tol Katu Agung-Palembang-Betung memerlukan perbaikan tanah dengan metode prefabricated vertical drain (PVD) dan vaccum, yaitu sistem yang digunakan untuk mempercepat proses konsolidasi tanah.
Destiawan menerangkan, keberadaan Tol Palembang-Betung cukup strategis karena merupakan jalur penghubung antara Palembang dan Jambi. Apabila Tol Kayu Agung-Palembang-Betung rampung, waktu tempuh Kayu Agung-Betung dapat dipangkas signifikan. ”Jika biasanya untuk menempuh jalur tersebut dibutuhkan waktu 2-3 jam, kini perjalanan bisa lebih cepat, yakni berkisar 20-30 menit saja,” ucapnya.
Sejumlah alat berat bekerja di ruas Tol Palembang-Betung yang mulai dibangun pada Kamis (15/10/2020). Tol sepanjang 69,19 kilometer ini diharapkan menjadi solusi kemacetan yang mendera Jalur Lintas Timur Sumatera yang menghubungkan Palembang dengan Jambi.
Meski demikian, pihaknya masih mengalami kendala pembiayaan untuk pembangunan Tol Palembang-Betung itu. Hal itu terjadi lantaran pihak perbankan belum bisa mencairkan dana untuk pembangunan tol yang menelan biaya sekitar Rp 7 triliun karena pandemi. ”Kondisi Covid-19 ini membuat kami sesak napas,” ucapnya.
Destiawan berharap ada dukungan finansial dari berbagai pihak termasuk pemerintah daerah agar proyek ini dapat diselesaikan.
Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru menuturkan, keberadaan Tol Palembang- Betung sangat vital. Tol diharapkan menjadi solusi masalah kemacetan yang masih mendera Jalur Lintas Timur Sumatera yang menghubungkan Palembang dengan Jambi. ”Di jalur itu, jika ada kendaraan yang pecah ban saja, bisa menimbulkan kemacetan hingga puluhan kilometer,” ucap Herman.
Solusi kemacetan itu sudah terjadi pada Tol Palembang-Lampung yang dapat memangkas waktu tempuh dari sebelumnya 12-14 jam melalui Jalur Lintas Sumatera menjadi 6-7 jam.
KOMPAS/RHAMA PURNA JATI
Sejumlah alat berat mengerjakan ruas Tol Palembang-Betung yang mulai dibangun pada Kamis (15/10/2020).
Apabila Tol Palembang-Betung rampung, Herman berharap, pembangunan segera dilanjutkan hingga ke Jambi. Jika itu terealisasi, tidak ada Jalur Lintas Timur Sumatera yang tidak terlintasi tol. Keberadaan tol ini juga diharapkan dapat mempercepat upaya pemerintah daerah memulihkan ekonomi pascapandemi.
Terkait permasalahan finansial yang dialami PT Waskita Karya, Herman berharap adanya bantuan dari sejumlah pihak terutama investor lokal untuk turut berkontribusi dalam pembangunan tol ini. ”Proyek Tol Kayu Agung-Palembang-Betung ini adalah investasi murni dengan total dana sekitar Rp 17 triliun. Jika ada masalah finansial, tentu investor lain juga turut membantu,” ucapnya.
Jalur Trans-Sumatera
Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Danang Parikesit mengatakan, Tol Palembang-Betung merupakan bagian dari jalur Trans-Sumatera yang direncanakan dibangun sepanjang 2.992 kilometer. Koridor utama tol, yakni ruas Aceh-Lampung sepanjang 2.069 km, harus dituntaskan pada 2024.
Dari panjang jalan itu, lanjut Danang, sekitar 648 km jalan tol sudah beroperasi dan 769 km masih dalam tahap konstruksi. Sementara 1.300 km masih dalam tahap perencanaan.
Menurut Danang, keberadaan tol tidak hanya tentang membangun jalan, tetapi tol juga menjadi instrumen transformasi wilayah. Karena nilai pentingnya itu, dia berharap pemerintah daerah juga turut membantu terutama dalam hal pembiayaan.
Infrastruktur diharapkan dapat bermuara pada pengembangan wilayah. (Hedy Rahadian)
Setelah Tol Palembang-Betung rampung, lanjut Danang, akan dibangun Tol Betung-Jambi sepanjang 160 km. Dalam satu bulan ke depan akan ditandatangani kesepakatan konsesi untuk pembangunan jalan tol tersebut.
KOMPAS/RHAMA PURNA JATI
Sejumlah kendaraan melewati Tol Palembang-Indralaya, Kamis (20/9/2018). Tol ini adalah satu dari sejumlah tol yang dibangun di Sumsel.
Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Hedy Rahadian menuturkan, pembangunan jalan tol bukan tujuan, tetapi pembangunan infrastruktur diharapkan dapat bermuara pada pengembangan wilayah. Keberadaan jalan tol harus dibarengi dengan semakin gencarnya kegiatan ekonomi. ”Dengan jalan tol, kita harus memiliki pusat pertumbuhan ekonomi,” ucapnya.
Hedy menuturkan, selain di Sumsel, jalan tol juga dibangun Pekanbaru-Dumai. Dengan demikian, jalur penghubung di bagian utara Sumsel akan terhubung dengan Pelabuhan Dumai, Riau. Sementara bagian selatan Sumsel akan terhubung dengan Pelabuhan Panjang, Lampung.