Tingkatkan Aksesibilitas, Kawasan Industri Kendal Kini Dilewati BRT
Ada 63 investor di KIK dengan total investasi Rp 18,7 triliun. Dari 63 investor itu, 10 sudah beroperasi, 15 sedang konstruksi, dan sisanya dalam pengurusan perizinan. Ada 900 karyawan yang bekerja.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·3 menit baca
KENDAL, KOMPAS — Angkutan Aglomerasi Bus Rapid Transit Trans-Jateng koridor Semarang-Kendal resmi melewati Kawasan Industri Kendal, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, mulai Kamis (15/10/2020). Dengan peningkatan aksesibilitas, kegiatan industri diharapkan terus meningkat.
Bus Rapid Transit (BRT) Trans-Jateng Koridor Semarang-Kendal, bagian dari aglomerasi Kedungsepur (Kendal, Demak, Ungaran, Salatiga, Semarang, Purwodadi), sebenarnya telah diresmikan pada akhir Oktober 2019. Namun, saat itu bus tak melewati arteri Lingkar Kaliwungu dan Kawasan Industri Kendal (KIK).
Pada Kamis, perluasan layanan melewati KIK resmi diluncurkan. Dari Terminal Mangkang (Kota Semarang), bus akan berhenti di selter Semarang Zoo sebelum memasuki KIK. Selanjutnya, bus ke arah barat dan berakhir di Terminal Bahurekso (Kendal). Begitu pun arah sebaliknya.
Jadwal layanan tersebut ialah 2 rit (bolak-balik) pada pukul 06.30-09.00 dan 2 rit pada pukul 14.30-17.30. Tarif bagi penumpang BRT Trans Jateng Rp 2.000 untuk pelajar, buruh, dan veteran. Sementara itu, tarif untuk penumpang umum Rp 4.000 per orang.
Presiden Direktur PT Kawasan Industri Kendal Stanley Ang mengatakan, pemenuhan kebutuhan transportasi yang memadai, aman, nyaman, dan murah memang diprioritaskan. Ia berharap layanan BRT Trans-Jateng meningkatkan kegiatan industri di kawasan tersebut.
Selain sejumlah industri, juga terdapat Politeknik Industri Furnitur dan Pengolahan Kayu di KIK. ”KIK menyediakan dua selter untuk memfasilitasi para pekerja, mahasiswa, serta masyarakat sekitar KIK dalam memanfaatkan layanann BRT,” kata Stanley.
Selter pertama berlokasi di Arcade By The Bay (ABTB) dengan desain bergaya Jepang untuk menunjukkan adanya multikultural serta saling bersinergi. Selter kedua di dekat Politeknik Industri Furnitur dan Pengolahan Kayu dengan konsep sederhana dan masih bisa dikembangkan.
Saat ini sudah ada 63 investor di KIK dengan total investasi Rp 18,7 triliun. Dari 63 investor itu, 10 sudah beroperasi, 15 sedang konstruksi, dan sisanya masih dalam pengurusan perizinan. ”Aktivitas lalu lintas barang dan manusia akan semakin tinggi,” lanjut Stanley.
Kini terdapat 900 karyawan dari para tenant yang sudah beroperasi, serta 65 tenaga pengajar dan 300 mahasiswa Politeknik Industri Furnitur dan Pengolahan Kayu. Saat 63 tenant telah beroperasi, diperkirakan bakal terdapat 8.450 pekerja.
Terlebih, ke depan, KIK diyakini akan terus berkembang seiring upaya dalam mendongkrak pertumbuhan ekonomi Jateng. Pemerintah sendiri telah menetapkan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kendal melalui Peraturan Pemerintah Nomor 85 Tahun 2019.
Kepala Dinas Perhubungan Jateng Satriyo Hidayat mengimbau, para karyawan atau pekerja pabrik di KIK untuk memanfaatkan layanan transportasi BRT Trans-Jateng. Selain tarifnya murah, penggunaan layanan itu juga praktis dan bias mengurangi kepadatan lalu lintas.
Adapun saat ini sudah terdapat sejumlah rute layanan BRT Trans-Jateng, yakni Semarang-Bawen, Purbalingga-Purwokerto, Semarang-Kendal, Purworejo-Temanggung, dan Solo-Sragen. Program tersebut untuk membantu masyarakat mendapat moda transportasi yang aman, nyaman, dan murah.