Satu Penghuni Terpapar Covid-19, Kontrol Pasien RS Jiwa Kendari Diperketat
Satu penghuni RSJ Kendari positif Covid-19. Kontrol ketat dibutuhkan agar penyebaran virus tidak semakin meluas.
Oleh
SAIFUL RIJAL YUNUS
·3 menit baca
KENDARI, KOMPAS — Setelah satu pasien Rumah Sakit Jiwa Kendari, Sulawesi Tenggara, terkonfirmasi positif Covid-19, kontrol dan pengawasan pasien terus diperketat. Hal ini diperlukan agar penyebaran virus tidak semakin meluas. Terlebih, dua pegawai rumah sakit juga reaktif dan menunggu hasil uji laboratorium.
Pasien Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Kendari berjenis kelamin laki-laki itu diisolasi di ruangan yang telah disiapkan dan terus dilakukan pemantauan. Direktur RSJ Kendari dr Abdul Razak menyampaikan, pasien tersebut baru masuk sekitar dua pekan lalu. Saat diperiksa kesehatan dengan uji cepat, pasien tersebut diketahui reaktif sehingga ditindaklanjuti dengan uji spesimen.
”Kemarin keluar hasilnya dan dinyatakan positif Covid-19. Pasien sudah dirawat di ruangan isolasi yang telah disiapkan sembari melacak kontak erat beliau,” kata Razak di Kendari, Kamis (15/10/2020).
Isolasi pasien tersebut, kata Razak, akan dilakukan selama dua pekan. Pasien terpantau sehat tanpa keluhan. Setelah dua pekan, tes cepat kembali dilakukan. Jika dinyatakan sehat, pasien itu akan dikembalikan ke kamar binaan.
Protokol ketat, Razak melanjutkan, terus dilakukan dengan pemantauan dan pengawasan dari tim internal yang telah dibentuk. Semua pasien baru yang masuk ke rumah sakit harus diperiksa secara keseluruhan, baik uji cepat maupun tes darah. Hal itu untuk mencegah penyebaran virus di dalam lingkungan rumah sakit.
”Ada juga dua pegawai yang saat ini menunggu hasil uji laboratorium. Sebelumnya mereka reaktif dalam uji cepat. Semoga hasilnya bisa keluar dengan cepat. Kami terus mengupayakan protokol kesehatan jauh lebih ketat ke depannya,” tambahnya.
Berbagai kluster dan transmisi penyebaran virus korona bermunculan di Kendari. Selain pasien di RSJ Kendari, kluster narapidana di Lapas Kelas II Kendari dan kluster aparatur sipil negara muncul. Setiap hari, penambahan kasus mencapai puluhan orang.
Data pada Kamis sore, jumlah tambahan kasus di Kendari mencapai 69 orang. Total jumlah kasus di Kendari mencapai 1.961 orang, di mana 26 orang meninggal dan 863 orang masih dalam perawatan.
Juru bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kendari, Algazali, menyebutkan, untuk pasien di RSJ Kendari, hingga saat ini hanya tercatat satu orang. Tambahan kasus lainnya terjadi di beberapa daerah dan lingkungan.
”Kluster untuk Kendari sudah muncul di mana-mana dan sudah tidak bisa dibedakan lagi. Kasus muncul secara sporadis sehingga sulit dibedakan mana kluster di masyarakat atau di perkantoran,” ucapnya.
Kota Kendari hingga saat ini juga masih dalam status zona merah atau risiko tinggi penyebaran Covid-19. Dari 10 kecamatan yang ada, hanya satu yang berstatus zona hijau atau tanpa kasus.
Sementara itu, untuk tingkat Sulawesi Tenggara, jumlah total pasien positif mencapai 3.902 orang. Dari jumlah itu, 69 orang meninggal dan 1.362 orang masih dalam perawatan.
Salah satu kendala utama penanganan Covid-19 di Sultra adalah terbatasnya alat uji spesimen. Alat uji hanya terdapat di beberapa daerah, dengan rujukan utama di RS Bahteramas Kendari, rumah sakit yang dikelola Pemprov Sultra. Akan tetapi, alat di rumah sakit yang menjadi rujukan belasan kabupaten/kota ini bahkan rusak dua pekan terakhir.
”Alat microcentrifuse untuk mesin PCR di RS Bahteramas habis dan sekarang dalam perjalanan ke Kendari. Lalu, ada perbaikan juga yang memakan waktu. Semoga bisa segera digunakan kembali,” ucap juru bicara Gugus Tugas Covid-19 Sultra, La Ode Rabiul Awal.
Epidemiolog, akademisi, hingga masyarakat sipil sejak awal telah merekomendasikan agar Pemprov Sultra memperbanyak mesin uji spesimen. Hanya dengan pengujian yang masif penyebaran virus bisa dihentikan.