Kepri Berharap Perbatasan Indonesia-Singapura Dibuka untuk Wisata
Pemerintah daerah dan pelaku wisata di Kepulauan Riau berharap pelonggaran perbatasan Indonesia-Singapura juga mengakomodasi perjalanan wisata. Selambatnya, November 2020, perjalanan Indonesia-Singapura kembali dibuka.
Oleh
PANDU WIYOGA
·2 menit baca
BATAM, KOMPAS — Singapura akan kembali membuka perbatasan pada 26 Oktober 2020. Namun, lawatan yang diizinkan baru sebatas kepentingan bisnis dan diplomatik. Pemerintah daerah dan pelaku wisata di Kepulauan Riau berharap agar untuk selanjutnya perjalanan wisata juga diizinkan.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Batam Ardiwinata, Kamis (15/10/2020), mengatakan, 154 hotel di Batam sudah mendapat sertifikat penerapan protokol pencegahan Covid-19. Hal itu diharapkan bisa memberikan rasa aman kepada pebisnis dan diplomat yang pada akhir Oktober mulai bisa berkunjung lagi ke Batam.
”Tidak masalah dengan kebijakan awal yang membatasi kunjungan hanya untuk keperluan kerja dan diplomatik. Pada masa pandemi ini, semua memang harus hati-hati mengambil keputusan,” kata Ardi.
Pada 12 Oktober, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyatakan, calon pelawat dari Indonesia dan Singapura mulai bisa kembali mengurus permohonan perjalanan mulai 26 Oktober. Pada akhir Oktober atau awal November 2020, perjalanan Indonesia-Singapura diprediksi sudah bisa dilakukan.
Selain harus mengurus perizinan, perubahan lain dari perjalanan Indonesia-Singapura adalah pembatasan pintu masuk. Hanya Pelabuhan Internasional Batam Centre dan Bandara Soekarno-Hatta yang menjadi gerbang di Indonesia. Sementara di Singapura, gerbangnya adalah Pelabuhan Tanah Merah dan Bandara Changi.
Pada akhir Oktober atau awal November 2020, perjalanan Indonesia-Singapura diprediksi sudah bisa dilakukan.
Pejabat Sementara Gubernur Kepri Bahtiar mengatakan, pelaku wisata di Lagoi, Kabupaten Bintan, sangat berharap kunjungan wisatawan dari luar negeri bisa diizinkan lagi. ”Lagoi adalah kawasan andalah Kepri. Kalau resor di sini tidak beroperasi, dampaknya luar biasa bagi masyarakat,” ujarnya.
Di Lagoi terdapat 15 resor yang sebagian besar telah mengantongi sertifikat program bersih, aman, sehat, dan lestari (CHSE) dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Kawasan itu sangat vital bagi perekonomian Bintan. Tahun lalu, kawasan itu menyumbang Rp 170 miliar dari total Rp 300 miliar pendapatan asli daerah (PAD) Bintan.
Namun, pada Agustus, Resor Bintan Lagoon gulung tikar karena merugi. Akibatnya, 496 orang kehilangan pekerjaan. Salah satu resor lain di Lagoi, yakni Club Med, juga berpotensi menyusul langkah Bintan Lagoon memberhentikan ratusan karyawan.
Group General Manager PT Bintan Resort Cakrawala Abdul Wahab mengatakan, pelaksanaan protokol pencegahan Covid-19 di Lagoi sudah sangat ketat dan disertifikasi langsung Satuan Tugas Covid-19 Nasional. Dalam pekan ini, mereka juga berencana mendatangkan tiga alat tes reaksi berantai polimerase (PCR).
”Kami berharap perbatasan dengan Singapura bisa segera dibuka. Bukan hanya untuk urusan bisnis dan diplomatik, melainkan juga untuk keperluan pariwisata,” ucap Abdul.
Mengutip The Straits Times, Indonesia merupakan negara kesembilan yang membuat kesepakatan pelonggaran perbatasan dengan Singapura. Selain dengan Indonesia, Singapura juga membuat perjanjian perjalanan dengan Malaysia, Brunei, Vietnam, Selandia Baru, Australia, China, Jepang, dan Korea Selatan.