Tren peningkatan kasus Covid-19 setiap minggu di Sulawesi Utara kembali melonjak. Pemerintah dan tokoh masyarakat didorong untuk menggencarkan sosialisasi kepatuhan protokol kesehatan.
Oleh
KRISTIAN OKA PRASETYADI
·4 menit baca
MANADO, KOMPAS — Tren peningkatan kasus Covid-19 setiap minggu di Sulawesi Utara kembali melonjak. Pemerintah dan tokoh masyarakat didorong untuk menggencarkan sosialisasi kepatuhan terhadap protokol kesehatan yang dianggap sebagai penangkal utama virus.
Hingga Kamis (15/10/2020) sore, Sulut telah mengakumulasi 4.856 kasus positif Covid-19. Sebanyak 4.072 di antaranya dinyatakan sembuh, sedangkan 183 orang meninggal. Sedikitnya 601 orang masih dirawat di rumah sakit atau menjalani isolasi mandiri.
Juru Bicara Satuan Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Sulut dr Steaven Dandel mengatakan, angka kesembuhan saat ini mencapai 83,86 persen. Angka ini di atas rata-rata nasional yang kini 78,37 persen. Namun, angka kematian karena Covid-19 di Sulut lebih tinggi daripada rata-rata nasional, yaitu 3,77 persen berbanding 3,51 persen.
Kendati dinilai telah mencatatkan perkembangan positif dengan berada di zona oranye yang mengindikasikan risiko sedang, hasil surveilans Satgas Covid-19 Sulut menunjukkan lonjakan pertambahan kasus mingguan. Steaven mengatakan, selama 5-11 Oktober tercatat 222 kasus baru. Ini meningkat dari 139 kasus selama periode 28 September-4 Oktober.
”Terjadi kenaikan yang cukup signifikan pada minggu kedua Oktober, yaitu sebanyak 59 persen. Rata-rata kasus positif harian meningkat dari 20 kasus per hari selama pekan sebelumnya menjadi 31-32 kasus per hari,” kata Steaven.
Menurut dia, dua kota dan satu kabupaten berkontribusi pada peningkatan jumlah kasus per minggu yang ia sebut signifikan ini, yaitu Tomohon, Manado, dan Minahasa. Di Tomohon terdapat pertambahan 38 kasus selama 8-11 Oktober setelah nihil kasus baru pada 7 Oktober.
Peningkatan kasus ini perlu diwaspadai oleh satgas di kabupaten dan kota yang dimaksud.
Di Manado, pada 10-11 Oktober saja, ada 33 kasus baru menyusul 19 kasus selama tiga hari sebelumnya. Di Minahasa, pada 11 Oktober saja ada 11 kasus baru menyusul tiga kasus baru pada 9-10 Oktober.
”Peningkatan kasus ini perlu diwaspadai satgas di kabupaten dan kota yang dimaksud. Kebijakan terkait pelonggaran aktivitas sosial, budaya, dan ekonomi perlu dikawal secara serius dengan penerapan dan penegakan hukum untuk protokol kesehatan penanggulangan Covid-19,” kata Steaven.
Aktivitas ekonomi dan sosial di Manado, Tomohon, dan kabupaten di sekitarnya sudah kembali menggeliat. Resepsi pernikahan sudah kembali digelar. Sementara kafe-kafe dipenuhi pengunjung yang menyaksikan pertunjukan musik. Acara-acara seremonial pemerintah pun terus dilangsungkan dengan mengumpulkan orang banyak.
Pekan lalu, Rabu (7/10/2020), Ketua Satgas Percepatan Penanganan Covid-19 Doni Monardo, dalam kunjungan kerja di Manado, menyatakan, setidaknya 27 persen dari lebih kurang 2,6 juta warga Sulut yakin dan sangat yakin tidak akan terjangkit virus SARS-CoV-2. Hasil survei Badan Pusat Statistik (BPS) itu menunjukkan angka yang lebih tinggi ketimbang rata-rata nasional, yakni 17 persen.
Artinya, sekitar 702.000 warga tidak percaya dirinya rentan terkena Covid-19. Doni menilai angka ini mengkhawatirkan. Apalagi, Sulut menempati posisi kedua nasional dengan jumlah warga terbanyak dengan keyakinan demikian.
Sekalipun Sulut menunjukkan perkembangan positif dengan penurunan jumlah kota/kabupaten yang masuk zona oranye dari 12 menjadi 8, ia mengingatkan masyarakat untuk senantiasa waspada. ”Hingga kini belum ada obat yang efektif mengatasi Covid-19. Vaksin juga masih dalam tahap ketiga uji coba dan akan diprioritaskan untuk tenaga kesehatan,” kata Doni.
Doni menekankan, senjata paling ampuh untuk menangkal Covid-19 tidak lain adalah kepatuhan pada protokol kesehatan. Perubahan perilaku dari tidak taat menjadi taat menjadi cara menyelamatkan masyarakat. Ia mengimbau masyarakat untuk selalu mengenakan masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan.
”Semua komponen masyarakat harus dilibatkan, termasuk di tingkat kelurahan dan desa, serta RT (rukun tetangga) dan RW (rukun warga). Warga harus diajak untuk memahami bahwa penularan terjadi melalui kontak antarmanusia,” kata Doni.
Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satgas Covid-19 Sonny Harmadi mengatakan, keyakinan warga tidak akan terkena Covid-19 ditengarai karena belum ada orang terdekatnya yang terjangkit. Padahal, sekitar 80 persen kasus di Sulut dinyatakan tak bergejala. Potensi penularan pun semakin tinggi.
Untuk mendorong perubahan perilaku, Satgas Covid-19 akan menjalankan tiga strategi, yaitu edukasi, sosialisasi, dan mitigasi. Ketiga strategi ini ditargetkan masing-masing kepada lembaga pendidikan, keluarga, dan lembaga pemerintahan tingkat terendah di masyarakat.