Vaksinasi Pertama terhadap 1.620 Sukarelawan Uji Klinis Ditargetkan Rampung pada Jumat
Penyuntikan dosis pertama calon vaksin Covid-19 produksi Sinovac, China, terhadap 1.620 sukarelawan di Bandung, Jawa Barat, ditargetkan rampung Jumat (16/10/2020). Vaksinasi kedua diharapkan selesai akhir Oktober.
Oleh
TATANG MULYANA SINAGA
·3 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Penyuntikan dosis pertama calon vaksin Covid-19 produksi Sinovac, China, terhadap 1.620 sukarelawan di Bandung, Jawa Barat, ditargetkan rampung pada Jumat (16/10/2020). Sementara vaksinasi kedua diharapkan selesai akhir Oktober.
Manajer Lapangan Uji Klinis Vaksin Covid-19 Universitas Padjadjaran (Unpad) Eddy Fadlyana menyampaikan, hingga Selasa (13/10/2020) sore, 1.565 sukarelawan telah disuntik vaksin atau plasebo dosis pertama. Sementara 1.072 sukarelawan lainnya sudah mengikuti vaksinasi kedua.
”Penyuntikan pertama untuk 1.620 sukarelawan tampaknya akan terpenuhi Jumat,” ujarnya melalui aplikasi pesan.
Meskipun kebutuhan 1.620 sukarelawan untuk uji klinis fase ketiga vaksin produksi Sinovac segera terpenuhi, proses screening terhadap calon sukarelawan tetap dilakukan. Hal ini untuk memastikan kebutuhan tersebut tercapai sampai vaksinasi kedua.
Setelah menjalani dua kali imunisasi, sukarelawan akan diambil sampel darahnya. Tujuannya, meneliti reaksi imunitas tubuh setelah disuntik vaksin.
”Sejumlah 483 sukarelawan telah mengikuti pengambilan sampel darah pasca-penyuntikan kedua,” ujarnya.
Hingga Selasa (13/10/2020) sore, 1.565 sukarelawan telah disuntik vaksin atau plasebo dosis pertama. Sementara 1.072 sukarelawan sudah mengikuti vaksinasi kedua.
Uji klinis vaksin produksi Sinovac di Bandung dimulai Agustus 2020 dan dijadwalkan rampung dalam enam bulan. Namun, pemeriksaan darah untuk 540 sukarelawan ditargetkan selesai Desember 2020.
Penelitian uji klinis dilakukan di Rumah Sakit Pendidikan dan Balai Kesehatan Unpad. Selain itu juga di Puskesmas Garuda, Sukapakir, Ciumbuleuit, dan Dago di Kota Bandung.
Ketua Tim Uji Klinis Vaksin Covid-19 Unpad Kusnandi Rusmil mengatakan, secara umum sukarelawan tidak mengeluhkan gejala berat. Hanya beberapa sukarelawan mengalami demam dan nyeri di bagian bekas penyuntikan.
”Keluhan ini hanya terjadi pada sebagian kecil sukarelawan, tidak lebih dari 20 persen,” ujarnya.
Selain di Indonesia, uji klinis vaksin produksi Sinovac juga dilakukan di Brasil, India, Bangladesh, dan Turki. Uji klinis fase pertama dan kedua dilangsungkan di China.
Pengembangan bahan vaksin diambil dari virus yang sudah dimatikan. Dampak kekebalannya tidak setinggi dibandingkan dengan vaksin berbahan virus hidup. Oleh karena itu, penyuntikan vaksin perlu dilakukan dua kali dengan selang waktu 14 hari.
Jika uji klinis sukses, vaksin Covid-19 akan diproduksi PT Bio Farma di Bandung pada kuartal I-2021. Bio Farma menargetkan kapasitas produksi hingga 250 juta dosis vaksin per tahun.
Harga vaksin
Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir mengatakan, harga vaksin Covid-19 di Indonesia sekitar Rp 200.000 per dosis. Hal itu disampaikan menanggapi informasi yang menyebutkan Sinovac sudah menandatangani kontrak pengadaan vaksin dengan Brasil dengan harga 1,96 dollar AS per dosis. Dengan kurs saat ini, harganya setara dengan Rp 28.937,44 per dosis.
”Informasinya telah kami klarifikasi ke Sinovac. Mereka sudah mengirimkan surat elektronik yang memastikan pembelian 46 juta dosis dengan nilai kontrak 90 juta dollar AS dengan Pemerintah Brasil dan harga 1,96 dollar AS per dosis tidak tepat,” ujarnya.
Honesti menjelaskan, dalam surat itu disebutkan terdapat beberapa faktor dalam menentukan harga vaksin. Salah satunya investasi pada uji klinis fase ketiga, terutama uji efikasi dalam skala besar.
Untuk menjamin kualitas vaksin mulai dari bahan bakunya, Badan Pengawas Obat dan Makanan akan terbang ke China untuk memantau proses pengembangan dan produksi vaksin di fasilitas Sinovac. Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan, dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia juga ikut dalam kunjungan ini untuk melakukan audit halal.