Kasus Kematian akibat Covid-19 Terjadi di Pedalaman Papua
Kasus kematian akibat Covid-19 telah mencapai daerah pedalaman Papua, tepatnya di Kabupaten Paniai. Padahal, daerah tersebut minim fasilitas kesehatan untuk penanganan Covid-19.
Oleh
FABIO MARIA LOPES COSTA
·3 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Kasus kematian akibat Covid-19 di Provinsi Papua terus melonjak selama Oktober ini. Bahkan, Covid-19 mulai menyebabkan kematian di Kabupaten Paniai, salah satu daerah pedalaman di Papua. Kedisiplinan warga dalam menjalankan protokol kesehatan menjadi mutlak untuk mencegah kasus terus menyebar.
Berdasarkan data Satuan Tugas Pengendalian, Pencegahan, dan Penanganan Covid-19 Provinsi Papua, hingga Senin (12/10/2020), jumlah kumulatif kasus Covid-19 sebanyak 7.908, terdiri dari 3.185 orang dirawat, 4.599 orang sembuh, dan 124 orang meninggal.
Sejak tanggal 1 hingga 12 Oktober, terjadi penambahan 1.602 kasus baru dengan jumlah warga yang meninggal 25 orang. Sementara jumlah warga yang sembuh baru 624 orang selama bulan Oktober.
Salah seorang warga yang meninggal akibat Covid-19 pada Senin berada di Paniai. Perjalanan ke Paniai ditempuh dengan pesawat dari Jayapura, ibu kota Provinsi Papua, ke Kabupaten Nabire selama 1 jam 40 menit. Kemudian, perjalanan dilanjutkan melalui jalan darat selama 8-10 jam atau pesawat berbadan kecil selama 30 menit.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Papua Aaron Rumainum, di Jayapura, Selasa (13/10/2020), mengatakan, kasus kematian di Paniai menunjukkan penyebaran virus tersebut tak hanya terjadi di daerah perkotaan di Papua seperti Kota Jayapura. Hal ini menjadi peringatan bagi pemerintah daerah dan warga di daerah seperti Paniai agar meningkatkan disiplin dalam pelaksanaan protokol kesehatan.
Ia pun menyatakan, Papua telah memasuki gelombang kedua penyebaran Covid-19. Hal ini ditandai dengan meningkatnya kasus baru dan angka kematian akibat virus tersebut selama beberapa pekan terakhir. Meningkatnya kasus baru terlihat di sejumlah daerah, seperti Kota Jayapura yang masif dalam melaksanakan tes Covid-19.
”Saya meminta warga tidak menganggap remeh Covid-19. Warga tetap dapat beraktivitas di tengah pandemi, tetapi harus menjaga protokol kesehatan. Saya mengimbau agar warga juga segera memeriksakan diri ke puskesmas terdekat jika merasakan gejala virus tersebut,” papar Aaron.
Ia pun berharap, pemda di kabupaten yang minim fasilitas kesehatan dan tenaga kesehatan agar meningkatkan kewaspadaan. Hal itu, misalnya, dengan memperketat protokol kesehatan di pintu-pintu masuk daerah.
Juru bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Kabupaten Paniai, Laswan Siallagan, saat dihubungi dari Jayapura, mengatakan, total ada 15 kasus Covid-19 di Paniai dengan rincian tujuh orang dirawat, tujuh orang sembuh, dan satu orang meninggal.
Laswan mengungkapkan, pihaknya belum memiliki alat untuk pemeriksaan sampel usap dan minimnya alat tes cepat. Selain itu, hanya terdapat ruang isolasi untuk menampung tiga pasien. Akibatnya, empat pasien lainnya menjalani perawatan dengan isolasi mandiri di rumah masing-masing.
Kami akan memperketat pemeriksaan di pintu masuk ke Paniai, baik di bandara maupun jalur darat.
”Kemungkinan terjadi kluster penyebaran Covid-19 melalui transmisi lokal di tengah masyarakat dan kasus impor dari kabupaten lain. Kami akan memperketat pemeriksaan di pintu masuk ke Paniai, baik di bandara maupun jalur darat,” kata Laswan.
Ketua Harian Satgas Pengendalian, Pencegahan, dan Penanganan Covid-19 Provinsi Papua Welliam Manderi menyatakan, Pemprov Papua akan mengeluarkan surat edaran yang menginstruksikan peningkatan protokol kesehatan di pintu masuk kabupaten dan kota di Papua.
Welliam mengakui, jumlah tambahan kasus positif Covid-19 lebih tinggi daripada warga yang sembuh selama sebulan terakhir. Angka reproduksi kasus juga meningkat. Hingga 31 Agustus, reproduksi (Rt) sebesar 1,5, tetapi hingga Minggu ini angkanya meningkat menjadi 2,9.
Diketahui rasio positif Covid-19 di Papua mencapai 11,88 persen hingga Selasa ini. Angka tersebut jauh dari standar yang ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yakni 5 persen.
”Kami akan berupaya maksimal mengingatkan seluruh pemda di 28 kabupaten dan 1 kota di Papua agar tidak kendur dalam upaya penanganan Covid-19. Tujuannya untuk mencegah agar penyebaran di Papua tidak semakin luas,” tutur Welliam.