Asrama Balai Diklat Jambi untuk Pasien Orang Tanpa Gejala Covid-19
Asrama khusus pasien Covid-19 tanpa gejala di Jambi telah siap. Tempat isolasi berlokasi di kawasan Kotabaru, Jambi, itu dapat menampung hingga 70 pasien.
Oleh
IRMA TAMBUNAN
·3 menit baca
JAMBI, KOMPAS — Asrama Pendidikan dan Pelatihan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Provinsi Jambi difungsikan sementara untuk mengisolasi pasien Covid-19. Asrama yang terletak di kawasan perkantoran pemerintah daerah tersebut dapat menampung 70 orang secara gratis khusus bagi pasien tanpa gejala.
Penjabat Sementara Gubernur Jambi Restuardy Daud mengatakan, asrama telah siap dihuni para pasien. Kapasitasnya untuk maksimal 70 orang. Setiap kamar diisi dua tempat tidur. Selain itu, disiapkan pula ruang rekreasi dan olahraga.
Selama menjalani masa isolasi, mereka akan dibantu 14 tenaga medis. ”Penyediaan tempat isolasi khusus OTG ini diadakan setelah kami mencermati kenaikan angka konfirmasi Covid-19 di Jambi yang terus bergerak naik,” ujarnya seusai mengecek kesiapan tempat isolasi pasien Covid-19 di BPSDM Jambi, Selasa (13/10/2020).
Dalam dua pekan terakhir, kenaikan rata-rata kasus Covid-19 di atas 20 kasus per hari. Kenaikan itu signifikan jika dibandingkan dengan sebelumnya yang rata-rata tak sampai naik 10 kasus per hari.
Berdasarkan data Gugus Tugas Covid-19 Provinsi Jambi, Selasa, kasus terkonfirmasi Covid-19 bertambah 37 orang. Jumlah total telah mencapai 494 orang. Dari jumlah tersebut, 318 orang sembuh dan 18 orang meninggal.
Relaksasi ekonomi
Di tengah peningkatan kasus yang signifikan tersebut, Pemerintah Kota Jambi malah melonggarkan kebijakan relaksasi ekonomi di masa pandemi. Wakil Wali Kota Jambi Maulana menyebut sejumlah kelonggaran itu, antara lain, soal jam malam. ”Untuk UMKM, jam malam diundur satu jam menjadi pukul 22.00 WIB,” ujarnya.
Selain itu, sejumlah titik keramaian dibuka kembali, misalnya Tugu Keris. Resepsi pernikahan juga sudah diperbolehkan untuk digelar kembali, tetapi hanya di gedung-gedung resepsi yang telah memenuhi standar.
Penyediaan tempat isolasi khusus orang tanpa gejala ini diadakan setelah kami mencermati kenaikan angka konfirmasi Covid-19 di Jambi yang terus bergerak naik. (Restuardy Daud)
Pelonggaran relaksasi ekonomi, lanjut Maulana, didorong oleh adanya penilaian soal semakin baiknya pelaksanaan protokol kesehatan di masyarakat. Selain itu, ada desakan dari kalangan UMKM.
Menurut Maulana, pemkot tidak bermaksud untuk melarang UMKM berusaha, tetapi lebih menekankan aspek pencegahan penularan Covid-19. Demi mengakomodasi kepentingan kalangan UMKM itu pula kebijakan relaksasi ekonomi dilonggarkan, tetapi dengan aturan main yang ketat.
”Jam malam memang dilonggarkan, tetapi tidak boleh makan di tempat. Pembeli hanya boleh pesan untuk bawa pulang,” jelasnya.
Tes usap
Restuardy menambahkan, pihaknya tengah mempersiapkan penambahan kapasitas tes usap (swab) di Jambi. Selain di laboratorium RSUD Radem Mattaher dan BPOM, fasilitas tes usap juga akan diadakan di RS Bratanata, Jambi.
Merespons rencana itu, Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Wilayah Jambi dr Deri Mulyadi menyampaikan, penambahan prasarana tes usap perlu dibarengi dengan kesiapan sumber daya manusia, yakni dokter patologi klinis yang mampu membaca hasil tes usap. ”Karena hasil dari tes usap tersebut bukan hanya positif, melainkan positif yang bagaimana dan ini perlu analisis lagi,” kata Deri.