Dua Orang Tewas Tertimbun di Kudus, Waspadai Awal Musim Hujan
Saat kejadian, dua pekerja mampu menyelamatkan diri, sedangkan dua lainnya tidak sehingga tertimbun tanah dengan kedalaman 2 meter. Warga, terutama yang bermukim di dataran tinggi, diminta selalu waspada.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·2 menit baca
KUDUS, KOMPAS — Dua orang tewas setelah tertimbun longsor di Desa Soco, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, Senin (12/10/2020). Warga pun diminta waspada karena sejumlah wilayah di Jateng sudah memasuki musim hujan.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kudus Budi Waluyo, saat dihubungi dari Semarang, membenarkan adanya kejadian tersebut. Dua orang tewas itu ialah Riyan (19) dan M Najib (20), keduanya warga Desa Soco yang sedang bekerja membuat fondasi terasering rumah warga.
Dari informasi yang dihimpun Kompas, peristiwa terjadi sekitar pukul 10.30, saat empat pekerja membangun fondasi terasering rumah warga. Seorang pekerja merasakan getaran tanah, yang kemudian diikuti longsoran tanah dari tebing setinggi sekitar 10 meter.
Dua pekerja sempat menyelamatkan diri, sedangkan dua lainnya tidak sempat sehingga tertimbun material longsor sedalam 2 meter. Tim gabungan dari BPBD Kudus, Relawan FRPB, TNI, Polri, Palang Merah Indonesia (PMI), dan warga mengevakuasi kedua korban sekitar pukul 11.30.
Budi menuturkan, Kecamatan Dawe dan Gebog, yang berada di kaki Gunung Muria, memang merupakan wilayah rawan longsor. ”Karena itu, kami harapkan masyarakat selalu waspada terhadap pergerakan tanah, terutama di wilayah dataran tinggi,” katanya.
Imbauan tersebut sudah disampaikan kepada para camat dan kepala desa untuk diteruskan kepada warga karena sudah memasuki awal musim hujan. Warga juga diminta membersihkan saluran sungai untuk memperlancar aliran air.
Kepala Stasiun Meteorologi Kelas II Ahmad Yani Semarang Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Achadi Subarkah Raharjo mengatakan, secara umum, beberapa wilayah di Jateng sudah sudah memasuki awal musim hujan, terutama di wilayah sekitar pegunungan.
Musim hujan tahun ini juga diiringi dengan adanya fenomena La Nina atau turunnya suhu muka laut di sekitar wilayah ekuator Samudra Pasifik. Kondisi atmosfer di sebagian besar wilayah akan memicu peningkatan akumulasi curah hujan dalam merespons fenomena La Nina tersebut.
Masyarakat diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan dengan mencermati kondisi cuaca. ”Sebab, pada awal musim hujan diperlukan energi besar di atmosfer untuk membentuk awan hujan. Hal itu terkadang membentuk awan jenis kumulonimbus dengan ukuran besar, yang berpotensi menyebabkan hujan lebat disertai angin kencang dan petir,” ujarnya.
Daerah mesti siaga, apalagi yang masuk dalam peta rawan bencana.
Sebelumnya, pada awal Oktober 2020, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo meminta semua bupati/wali kota untuk gencar mengedukasi warga tentang pengurangan risiko bencana. Desa-desa tangguh bencana, beserta para sukarelawan, mesti digerakkan.
”Daerah mesti siaga, apalagi yang masuk dalam peta rawan bencana. Kepala daerah harus inisiatif, jangan hanya menunggu perintah. Siapkan pekerjaan fisik untuk antisipasi, masyarakatnya disiapkan dan kondisi gawat darurat juga disiapkan,” tutur Ganjar.