Total 70 narapidana di Lapas Kendari terkonfirmasi positif Covid-19, dengan seorang di antaranya meninggal.
Oleh
SAIFUL RIJAL YUNUS
·3 menit baca
KENDARI, KOMPAS — Sebanyak 70 narapidana dan tiga sipir di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Kendari, Sulawesi Tenggara, dinyatakan positif Covid-19. Satu napi di antaranya meninggal. Pelacakan dan pengujian masih dilakukan terhadap penghuni dan petugas lapas lainnya. Situasi darurat Covid-19 di Sultra belum menunjukkan tanda-tanda penurunan kasus.
Kepala Divisi Pemasyarakatan Kantor Wilayah Kemenkumham Sultra Muslim menyampaikan, total 70 narapidana dinyatakan terkonfirmasi positif Covid-19 hingga Senin (12/10/2020). Satu napi meninggal pekan lalu. Napi tersebut diketahui berusia lanjut dan sakit sejak lama di dalam lapas.
”Napi yang meninggal itu baru diketahui positif setelah meninggal. Saat ini 69 napi dirawat di tiga tempat berbeda. Pekan lalu diketahui 20-an orang,” kata Muslim, di Kendari.
Dari total 69 orang yang masih dirawat, Muslim menuturkan, sebanyak 23 orang dirawat di lokasi isolasi Pemprov Sultra, yaitu di eks SMA Angkasa di dekat Bandara Haluoleo. Sebanyak empat orang yang memiliki penyakit penyerta dirawat di RSUD Kendari dan 42 orang lainnya dirawat di ruangan isolasi di Lapas Kendari.
Menurut Muslim, ruangan isolasi telah disiapkan sebelumnya seiring dengan merebaknya kasus positif Covid-19. Puluhan napi yang positif ditempatkan di ruangan tersebut sembari mendapatkan pengawalan khusus saat ada keluhan. ”Selain itu, ada tiga sipir juga yang saat ini dirawat. Semuanya kondisinya baik dan rutin mendapatkan pemeriksaan,” katanya.
Terkait transmisi virus, Muslim melanjutkan, pihaknya belum mengetahui jelas asal muasal penyebaran Covid-19 di dalam Lapas Kendari. Sebab, sejak transmisi virus meluas, pihak lapas telah menghentikan kunjungan keluarga ke lapas. Kunjungan dilakukan secara virtual. Protokol kesehatan juga diterapkan bagi sipir dan petugas lapas.
Kasus pertama di Lapas Kendari diketahui awal Oktober lalu ketika uji cepat dilakukan. Sejumlah napi diketahui reaktif dalam uji cepat tersebut. Uji spesimen lalu dilakukan dan secara bertahap hasilnya diketahui hingga mencapai angka 70 orang positif Covid-19.
”Jadi, kalau orang luar yang masuk itu, sudah tidak ada sejak beberapa bulan lalu. Kalau kecurigaan kami, yang memiliki akses keluar masuk itu hanya sipir,” kata Muslim.
Jumlah kasus positif Covid-19 di Lapas Kendari terus bertambah seiring dengan waktu. Sejumlah spesimen napi saat ini juga masih ditunggu selesai diuji di laboratorium.
Data Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Sultra, hingga Senin sore, jumlah kasus positif sebanyak 3.628. Sebanyak 1.189 orang masih dalam perawatan dan 66 orang meninggal. Tambahan kasus per Senin sebanyak 60 orang, dengan kasus sembuh 27 orang.
Meski demikian, uji spesimen belum bisa dilakukan secara masif sebab alat PCR atau polymerase chain reaction di RSUD Bahteramas Kendari mengalami masalah sehingga belum bisa digunakan. Semua spesimen yang dikirim ke rumah sakit ini dibawa ke Makassar untuk diuji.
Juru Bicara GTPP Covid-19 Sultra dr La Ode Rabiul Awal menyampaikan, alat tersebut mengalami kerusakan sehingga tidak bisa melakukan ekstraksi terhadap spesimen. Oleh sebab itu, masih ada sejumlah spesimen yang sudah dikirim, tetapi belum bisa diperoleh hasilnya.
Kasus baru Covid-19 di Sultra terus bermunculan, yakni di kluster perkantoran, lingkungan, hingga terakhir lapas. Sejumlah epidemiolog memperingatkan perihal situasi darurat Covid-19 di Sultra. Penyebaran harus terlacak dan jumlah tes diperbanyak. Akan tetapi, karena alat yang minim, pengujian spesimen menjadi sulit dilakukan.
Sebelumnya, epidemiolog Universitas Halu Oleo, Kendari, La Ode Mukhammad Sety, menjelaskan, peningkatan kasus yang terjadi selama ini menunjukkan semakin meluasnya penyebaran Covid-19. Tidak hanya di perkantoran, lingkungan, atau rumah, penyebaran virus membuat layanan kesehatan juga terus terancam. Penyebaran bahkan sudah tidak ketahuan lagi kluster dan asal virusnya.
”Kalau bisa dibilang, kondisi kita sudah pada tahap darurat Covid-19. Angka kasus positif terus terjadi, sementara tes masih sangat minim. Angka kematian juga terus bertambah hampir setiap hari,” tutur Sety.