Meski wilayah yang terancam banjir telah berkurang drastis dari 50 persen menjadi 2 persen, Pemerintah Kota Surabaya, Jawa Timur, terus membersihkan saluran air menjelang musim hujan.
Oleh
AGNES SWETTA PANDIA/AMBROSIUS HARTO
·3 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Meski wilayah yang terancam banjir telah berkurang drastis dari 50 persen menjadi 2 persen, Pemerintah Kota Surabaya, Jawa Timur, terus membersihkan saluran air menjelang musim hujan. Hal ini dilakukan dengan program kerja bakti bersama warga.
Akhir pekan atau dua hari terakhir, aparatur pemerintah dan warga kerja bakti membersihkan lingkungan, khususnya saluran air, memangkas pohon, dan mengangkut sampah ke tempat pembuangan akhir. Sampai dengan Minggu (11/10/2020), sampah dari selokan yang diangkut ke pembuangan akhir memenuhi 22 truk.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Pematusan Kota Surabaya Erna Purnawati mengatakan, bersama petugas Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau, mereka membersihkan sampah dari selokan-selokan Pegirian dan Kampung Seng. Hasil pengerukan dan pengangkutan sampah dari saluran Pegirian sebanyak 8 truk dan dari Kampung Seng sebanyak 14 truk.
Menurut Erna, sampah di saluran Kampung Seng memang banyak karena masih ada pemilik rumah yang membuang sampah ke selokan. ”Sebenarnya sudah rutin kami bersihkan setiap 3 bulan, tetapi saluran tetap penuh dengan sampah sehingga air tidak kelihatan,” katanya.
Erna yang kini menjabat Pelaksana Tugas Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota Surabaya berharap sosialisasi agar warga tidak membuang sampah sembarangan apalagi ke saluran air digiatkan lagi. Sebab, apabila saluran tersumbat sampah, bukan tidak mungkin nanti terjadi genangan atau banjir yang merugikan warga.
Kepala Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau Kota Surabaya Anna Fajriatin menambahkan, pembersihan saluran akan terus ditempuh karena musim hujan sudah dekat. Pembersihan sangat penting supaya saluran dapat berfungsi normal atau tidak ada sumbatan.
Anna berharap warga bisa ikut serta menjaga kebersihan di wilayah masing-masing. Warga didorong kerja bakti rutin di setiap wilayah untuk mengantisipasi ancaman banjir.
Pengamatan Kompas menjelang musim hujan ini, sudah cukup banyak rukun tetangga (RT) atau rukun warga (RW) menggelar kerja bakti untuk membersihkan lingkungan. Lumpur di saluran dikeruk lalu dimasukkan ke karung goni. Hal ini seperti dilakukan warga di Medokan Ayu dan Gunung Anyar yang secara bertahap setiap akhir pekan membersihkan saluran air di depan rumah.
Hal serupa ditempuh oleh warga Karah, Jambangan. Selain kerja bakti setiap minggu, ada pula yang merenovasi rumah. Dengan renovasi diharapkan potensi atap bocor atau kerusakan akibat angin kencang dapat diantisipasi.
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menyatakan, tidak mau lengah mengantisipasi genangan di musim hujan tahun ini. Hampir setiap hari, Risma bersama jajaran Pemerintah Kota Surabaya menyiapkan langkah antisipasi. Antara lain, mengecek rumah pompa dan saluran air, terutama di kawasan yang hampir setiap tahun langganan banjir, yakni di Jalan HR Muhammad-Mayjen Sungkono–Wonokitri hingga Padmosusastro.
Secara terpisah, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Juanda di Sidoarjo memprediksi potensi hujan dan angin di sebagian wilayah Jatim. Selain itu, tinggi gelombang di perairan Selat Madura bisa mencapai 1 meter, Laut Jawa bagian timur bisa 2,5 meter, dan Samudera Hindia di selatan Jatim bisa 5 meter,
”Kami berharap masyarakat mewaspadai potensi perubahan cuaca yang ekstrem,” ujar Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Juanda Teguh Tri Susanto.