112 Nakes Terpapar Covid-19, Pemkab Cirebon Akan Siapkan Hotel
Sebanyak 112 tenaga kesehatan di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, terpapar Covid-19 selama masa pandemi. Mereka diduga tertular dari dalam dan luar fasilitas kesehatan.
Oleh
ABDULLAH FIKRI ASHRI
·3 menit baca
CIREBON, KOMPAS — Sebanyak 112 tenaga kesehatan di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, terpapar Covid-19 selama masa pandemi. Mereka diduga tertular dari dalam dan luar fasilitas kesehatan. Untuk mengantisipasi penularan, pemerintah daerah berencana menyiapkan ruangan karantina di hotel bagi tenaga kesehatan.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes)Kabupaten Cirebon, hingga Minggu (11/10/2020), sebanyak 112 tenaga kesehatan (nakes) terpapar Covid-19 dalam tujuh bulan terakhir. Artinya, rata-rata 16 nakes tertular Covid-19 setiap bulan. Mereka bekerja di rumah sakit dan puskesmas di Cirebon.
Seorang di antaranya meninggal. Sebanyak 43 nakes lainnya masih menjalani perawatan di rumah sakit dan isolasi mandiri di rumah masing-masing. Adapun 68 nakes lainnya dinyatakan sembuh.
Kepala Dinkes Kabupaten Cirebon Eni Suhaeni mengatakan, pihaknya sudah berupaya melindungi nakes dengan menyediakan alat pelindung diri (APD) berstandar di rumah sakit dan puskesmas. Mereka juga rutin menjalani tes usap tenggorokan.
Namun, para nakes terpapar dari dalam dan luar fasilitas kesehatan. ”Mereka bisa tertular karena pasien tanpa gejala. Bisa juga karena kontak erat dengan pelaku perjalanan dan kluster keluarga,” ujar Eni.
Apalagi, lebih dari 50 persen dari 946 kasus positif Covid-19 di Cirebon merupakan kluster rumah tangga. Artinya, virus tersebar dalam keluarga.
Oleh karena itu, pihaknya tengah berkoordinasi dengan sejumlah pengusaha hotel untuk menyiapkan ruangan isolasi mandiri bagi nakes. ”Belum ada hotel yang mau. Tetapi, kami sudah siapkan anggarannya,” katanya.
Dana isolasi nakes di hotel termasuk dalam total anggaran dinkes untuk penanganan Covid-19 yang mencapai Rp 43 miliar. Lebih dari 29 persen dari anggaran itu telah terserap untuk membeli alat tes reaksi rantai polimerase (PCR), APD, dan lainnya.
Meskipun langkah antisipasi penularan telah dilakukan, nakes masih berpotensi terpapar Covid-19 di tengah lonjakan kasus positif. Dengan 946 kasus, Cirebon menjadi daerah dengan kasus positif tertinggi di Jabar timur. Dari jumlah itu, sebanyak 53 orang meninggal dan 221 orang masih dirawat
Untuk menekan kasus positif, semua harus disiplin menjaga protokol kesehatan, termasuk para nakes.
”Untuk menekan kasus positif, semua harus disiplin menjaga protokol kesehatan, termasuk para nakes,” kata Eni. Pihaknya juga terus meningkatkan cakupan tes usap yang kini mencapai 26.713 orang, lebih dari 1 persen jumlah penduduk Cirebon.
Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Swadaya Gunung Jati, Cirebon, Catur Setiya Sulistiyana menilai, tenaga kesehatan berisiko tertular di luar fasilitas kesehatan karena mereka tidak lagi mengenakan APD lengkap. ”Apalagi, aktivitas warga sudah seperti normal, sebelum pandemi,” lanjutnya.
Catur mendorong Pemkab Cirebon membatasi mobilitas warga demi mencegah kasus Covid-19. Pemkot Cirebon, misalnya, membatasi waktu operasionalisasi perdagangan dan jasa serta perkantoran hanya sampai pukul 18.00.
Rumah makan dan pedagang kaki lima juga dilarang melayani makan di tempat mulai pukul 18.00 hingga 21.00. ”Langkah ini efektif jika dilaksanakan konsisten dan diikuti daerah di sekitar Cirebon,” ucapnya.