Masker Herbal Karya FK Undip Diklaim Mampu Proteksi Imun Jalan Napas
Penggunaan masker herbal, dengan bahan dari tanaman paku pedang dan bunga sepatu, diketahui mampu menyeimbangkan stres oksidatif atau ketidakseimbangan radikal bebas yang dihasilkan polusi udara.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·2 menit baca
SEMARANG, KOMPAS — Tim peneliti Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro, Kota Semarang, Jawa Tengah, menciptakan masker herbal dengan bahan dasar tanaman paku pedang dan bunga sepatu. Masker tersebut diklaim mampu memproteksi sistem imun jalan napas.
Ketua Tim Peneliti Masker Herbal FK Undip Awal Prasetyo mengatakan, penelitian dimulai pada 2016 atau jauh sebelum pandemi Covid-19. Pada dasarnya, masker itu sama seperti masker medis biasa, tetapi dilapisi bahan baku herbal.
”Kami menggunakan paku pedang dan bunga sepatu sebagai bahan (pelapis) untuk menyaring udara polutif. Setelah percobaan pada hewan, penelitian berkembang pada sejumlah karyawan pabrik tekstil. Pada 2018, kami membuat prototipe,” kata Awal, pada webinar tentang pengujian masker herbal itu, Sabtu (10/10/2020).
Awal, yang juga dosen FK Undip, menambahkan, dari pengujian, penggunaan masker herbal itu diketahui mampu menyeimbangkan stres oksidatif atau ketidakseimbangan radikal bebas yang dihasilkan polusi udara. Masker juga bisa melindungi sistem imun jalan napas melalui pembentukan antibodi.
Menurut Awal, tingkat kerapatan pada masker tersebut, yang didapat berdasarkan pemeriksaan mikroskop elektron, yakni sekitar 2,6 mikron. Pihaknya berencana akan terus menguji masker herbal tersebut, salah satunya terhadap para pengemudi ojek daring.
Hal itu untuk dilakukan karena pengemudi ojek daring jumlahnya semakin banyak. ”Untuk diketahui, apakah ojek daring ini memiliki ketahanan sistem imun, ataupun fungsi hidung dan paru yang baik (sebelum dan sesudah menggunakan masker herbal),” ujar Awal. Ada tiga masker yang diuji, yakni masker medis biasa, herbal, dan masker skuba.
Anggota tim Peneliti Masker Herbal, Arlita Leniseptaria Antari, menambahkan, masker tersebut telah didaftarkan paten dengan merek Acchadana. Dengan demikian, sudah ada dua paten yang didaftarkan. Pada 2019, terkait metode pembuatannya. Sementara pada 2020 tentang formulasi pada masker herbal tersebut.
”Masker herbal ini mampu mengurangi kelainan sistem pernapasan dan penyakit paru akibat berbagai paparan bahan kimia berbahaya. Itu karena dilapisi bahan paku pedang dan bunga sepatu, yang sudah teruji khasiatnya,” ujar Arlita.
Adapun tanaman paku pedang (Nephrolepis exaltata) mampu menyerap sejumlah senyawa dari udara, serta mengandung minyak esensial yang berperan sebagai antioksidan dan antiinflamasi. Selain itu, bisa menurunkan sekresi agen inflamasi seperti TNF-alfa (faktor nekrosis tumor-alfa) di paru.
Sementara itu, bunga sepatu (Hibiscus rosa sinensis) mampu meningkatkan fungsi dan aktivitas makrofag (sel) paru. Selain itu, bisa menurunkan jumlah sel mast (penanda alergi), serta memperbaiki sistem imun saluran pernapasan penderita tuberkulosis paru.