Ekspor 16 Ton Kopi ke Australia, Jawa Barat Akan Perkuat Pemasaran
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil melepas ekspor 16 ton kopi arabika ke Australia, Jumat (9/10/2020). Pemasaran kopi asal Jabar akan diperkuat untuk memperluas pasar ekspor ke negara lain.
Oleh
TATANG MULYANA SINAGA
·2 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil melepas ekspor 16 ton kopi arabika ke Australia, Jumat (9/10/2020). Pemasaran kopi asal Jabar akan diperkuat untuk memperluas pasar ekspor ke negara lain.
Ekspor kopi senilai Rp1,3 miliar itu berasal dari kelompok tani di Kabupaten Bandung melalui CV Frinsa Agrolestari. Kamil mengatakan, pihaknya berkomitmen meningkatkan kualitas kopi dan pemasarannya.
”Saya ingin berkolaborasi dengan Kementerian Perdagangan dalam membuat video-video promosi kopi untuk diekspor. Mudah-mudahan ini mengawali kebangkitan ekonomi Jabar,” ujarnya di Gedung Pakuan, Kota Bandung, Jumat (9/10/2020).
Kamil mengatakan, di saat sektor lain terpuruk akibat pandemi Covid-19, sektor pertanian dan perkebunan tetap tumbuh. Awal September lalu, Jabar mengekspor 30 ton ubi jalar ke Hong Kong.
”Ketahanan pangan tidak terkendala pandemi, bahkan bisa ekspor. Saya tentu sangat bangga,” ujarnya.
Kamil berharap, kopi asal Jabar atau Java Preanger dapat diekspor ke banyak negara. Oleh sebab itu, promosi harus terus digencarkan agar produknya semakin dikenal dan diminati.
Menurut data Badan Pusat Statistik, produksi kopi Jabar mencapai 17.000 ton per tahun. Produksi itu dihasilkan dari 33.000 hektar lahan
”Kalau Australia bisa membeli dari kita, negara-negara lain juga bisa melakukan hal yang sama,” ujarnya.
Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Jabar Hendy Jatnika menuturkan, ekspor 16 ton kopi itu merupakan bagian dari rencana ekspor 11 kontainer kopi sejumlah 110 ton yang akan dikirim ke berbagai negara, seperti Australia, Amerika Serikat, Belgia, Rusia, dan China.
”Bagi para pengusaha perkebunan di Jabar, ini adalah pemicu dan pemacu kopi asal Jabar bisa mendunia. Perekonomian berbasis pertanian di pedesaan masih bergerak terus,” ujarnya.
Menurut data Badan Pusat Statistik, produksi kopi Jabar mencapai 17.000 ton per tahun. Produksi itu dihasilkan dari 33.000 hektar lahan.
Direktur CV Frinsa Agrolestari Wildan Mustofa mengatakan, mayoritas kopi yang diekspor ditanam di lahan Perhutani sebagai bagian dari konservasi alam. Terdapat dua produk eskpor, yaitu specialty coffee dan kopi puntang.
Kopi Java Preanger merupakan gabungan dari berbagai jenis biji kopi yang ditanam di atas ketinggian lebih dari 100 meter di atas permukaan laut (mdpl) di Jabar. Di antaranya di Kabupaten Bandung, Bandung Barat, Sumedang, dan Garut. Penamaan kopi ini sesuai dengan indikasi geografis yang diperoleh pada 2013.
Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan (Kemendag) Kasan mengapresiasi ekspor kopi Java Preanger itu. Pihaknya akan mendukung pengembangan ekspor kopi dari Jabar melalui perwakilan Kemendag di luar negeri.
”Kami juga mencermati beberapa potensi ke depan untuk potensi ekspor kopi. Kopi terutama specialty coffee menunjukkan adanya kenaikan permintaan, khususnya dari Eropa dan Amerika,” ucapnya.