Tambahan Realokasi Pupuk Bersubsidi di Karawang Mulai Disalurkan
Tambahan realokasi pupuk bersubsidi untuk sejumlah daerah di Jawa Barat mulai disalurkan. Pendistribusian akan dilakukan secara bertahap hingga akhir tahun dan diprioritaskan bagi daerah yang memasuki musim tanam.
Oleh
MELATI MEWANGI
·3 menit baca
KARAWANG, KOMPAS — Tambahan realokasi pupuk bersubsidi untuk sejumlah daerah di Jawa Barat mulai disalurkan. Pendistribusian akan dilakukan secara bertahap hingga akhir tahun dan diprioritaskan bagi daerah yang memasuki musim tanam.
Salah satu kabupaten yang terdampak kelangkaan pupuk bersubsidi adalah Karawang. Pertengahan September lalu, Dinas Pertanian Karawang mengajukan tambahan kuota pupuk bersubsidi kepada pusat untuk mencukup kebutuhan para petani di sejumlah kecamatan.
Kepala Dinas Pertanian Karawang Hanafi Chaniago mengatakan, penyaluran pupuk ini dilakukan secara bertahap untuk petani yang memasuki masa tanam hingga akhir tahun. Sebelumnya, dia telah mengajukan tambahan sekitar 17.000 ton pupuk. Awal Oktober lalu, provinsi mengeluarkan surat keputusan tambahan realokasi pupuk untuk 27 kota/kabupaten di Jabar.
Jumlah pupuk bersubsidi urea yang diterima Karawang 57.165 ton dari kuota awal 38.890 ton, jenis SP-36 dari semula 6.623 ton menjadi 8.655 ton, dan sebanyak 29.086 ton pupuk NPK dari kuota sebelumnya 23.500 ton.
Sementara, jumlah pupuk subsidi yang dibutuhkan para petani Karawang adalah 56.845 ton urea, 25.064 ton SP-36, dan 31.876 ton NPK. Jumlah tambahan pupuk urea lebih banyak dibandingkan jenis pupuk lainnya karena petani lebih banyak menggunakannya.
Saat ini, total luas sawah di Karawang 95.287 hektar dengan produktivitas rata-rata tahun 2019 mencapai 7,3 ton per ha. Pupuk bersubsidi tersebut diharapkan bisa memenuhi kebutuhan tanam hingga panen padi di Karawang.
Pemilik Kios Pupuk Tani Gemah Ripah di Karawang, Damas Jaka U (45), menyampaikan, pengiriman pupuk bersubsidi dari distributor terakhir kali dilakukan pada Juli 2020. Stok pupuk bersubsidi bulan September sudah tersalurkan semua kepada para petani yang terdaftar dalam rencana definitif kebutuhan kelompok elektronik (E-RDKK).
Pihaknya kini tengah menunggu penyaluran dari distributor. ”Mudah-mudahan mulai minggu depan (penyaluran pupuk) lancar lagi,” ucapnya.
Sejak Agustus lalu, sejumlah petani kesulitan mencari pupuk bersubsidi di kios pupuk. Sebagian terpaksa membeli pupuk nonsubsidi dengan harga lebih mahal dari normal. Beberapa orang lainnya menahan diri tidak membeli pupuk karena tidak memiliki modal banyak. Biasanya tanaman padi dipupuk pada saat berumur sekitar 10 hari setelah tanam.
Sekretaris Perusahaan PT Pupuk Kujang Ade Cahya K mengatakan, surat keputusan (SK) dari Provinsi Jabar sudah dikeluarkan. Namun, SK dari dinas kabupaten/kota belum seluruhnya keluar. Sambil menanti SK tersebut, pihaknya membuka alokasi di sistem per distributor secara proporsional sehingga mereka sudah mulai menebus.
Pupuk Kujang Cikampek menargetkan jumlah pengiriman pupuk harian ke seluruh wilayah Jabar selama bulan Oktober sebanyak 1.251 ton urea, 314 ton NPK, dan 161 ton organik. Pengiriman dilakukan setiap hari dan dikirim bertahap sampai akhir tahun.
Pihaknya telah semaksimal mungkin menyalurkan pupuk subsidi sesuai alokasi dengan kebutuhan yang terdata di E-RDKK. Pihaknya memastikan ketersediaan stok pupuk subsidi maupun nonsubsidi untuk Jawa Barat, Banten, dan sebagian Jawa Tengah jelang musim tanam kedua di tahun 2020 pada Oktober mendatang sesuai alokasi.
Stok pupuk urea subsidi yang tersedia di gudang lini III Kabupaten Karawang per 24 September 2020 mencapai 4.012 ton atau 326 persen dari ketentuan dua minggu ke depan. Selain pupuk urea, Pupuk Kujang juga menyiapkan untuk wilayah Karawang stok NPK sebanyak 2.602 ton atau 328 persen dari ketentuan stok, dan stok Petroganik sebanyak 523 ton atau 188 persen dari ketentuan stok.
Adapun, kesiapan stok urea bersubsidi untuk wilayah Jawa Barat, Banten, dan sebagian Jawa Tengah per 24 September 2020 tercatat 118.648 ton atau 1.762 persen dari ketentuan Distan 6.735 ton. Jumlah realisasi penyaluran urea subsidi mencapai 478.833 ton atau 99 persen dari ketentuan sebesar 483.481 ton.