Tenaga Kesehatan Dominasi Kasus Covid-19 di Mandailing Natal
Sedikitnya 50 dokter, perawat, dan staf di RSUD Panyabungan, Mandailing Natal, Sumatera Utara terkonfirmasi positif Covid-19.
Oleh
AUFRIDA WISMI WARASTRI
·2 menit baca
PANYABUNGAN, KOMPAS - Sedikitnya 50 dokter, perawat, dan staf di RSUD Panyabungan, Mandailing Natal, Sumatera Utara terkonfirmasi positif Covid-19. Mereka terpapar karena keterlambatan penyaluran alat pelindung diri di RSUD Panyabungan.
“Sekarang tinggal 7 orang yang masih dalam perawatan,” kata Dokter Spesialis THT RSUD Panyabungan M Rusli Pulungan dalam diskusi Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Mandailing Natal dengan Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi di Panyabungan, Kamis (8/10/2020).
Penyebaran Covid-19 di Mandailing Natal diketahui pertama kali dari seorang tenaga medis di RSUD Panyabungan. Karena terlambat melakukan penelusuran, virus SAR-CoV-2 penyebab Covid-19 terus menyebar. Hingga Selasa, (6/10/2020) jumlah penderita Covid-19 mencapai 181 orang. Pasien didominasi tenaga medis.
RSUD Panyabungan sempat ditutup karena banyaknya tenaga kesehatan yang positif. Padahal hingga Agustus Mandailing Natal masih berstatus zona hijau. Saat ini Mandailing Natal masuk dalam kabupaten beresiko tinggi penularan Covid-19 dalam Pilkada 2020.
Edy mengatakan tenaga medis saat ini adalah prioritas untuk menjaga kesehatan dan tidak terpapar Covid-19. Para dokter juga harus tetap semangat di masa yang sulit ini.
"Kalau dokter yang meninggal kita juga sulit mencari penggantinya, karena harus melalui proses panjang. Kalau gubernur itu cepat. Makanya itu Anda adalah prioritas," kata Edy dalam siaran pers Humas Pemprov Sumut. Oleh karena itu pihaknya telah membawa 1.000 unit APBD ke Mandailing Natal.
Kalau dokter yang meninggal kita juga sulit mencari penggantinya. (Edy Rahmayadi)
Edy juga memerintahkan pada Pjs Bupati Mandailing Natal Dahler Lubis segera menetapkan hotel sebagai tempat isolasi pasien dan tidak memperbolehkan warga melakukan karantina mandiri. Ia juga meminta para dokter diinapkan di hotel agar tidak bercampur dengan keluarga dan pasien.
Selain itu dirinya juga meminta tidak saling menyalahkan satu dengan yang lainnya."Jangan anda saling menyalahkan orang lain. Tapi salahkan saya, karena saya gubernur yang bodoh, yang mau menerima laporan dan percaya saja dengan laporan itu. Saya akan perbaiki ini semua dan saya minta maaf," katanya.
Wakil Ketua DPRD Sumut Harun Mustafa Nasution yang hadir dalam kesempatan itu meminta agar manajemen RSUD Panyabungan diaudit untuk menata kembali dan memperbaiki infrastruktur RS secara bertahap. Adapun Sekda Kabupaten Mandailing Natal Gozali Pulungan mengakui kesalahan pihak pemda yang terlambat dalam melaksanakan penelusuran kontak pasien.
Para dokter juga menyampaikan agar tidak ada lagi kendala tentang ketersediaan APD di RSUD Panyabungan. APD sekali pakai akan melindungi dokter saat bertugas. Pemkab Mandailing Natal juga diminta untuk kembali mengaktifkan Komite Etik RSUD Panyabungan yang tidak aktif sejak Januari 2020.