Gajah Yanti Mati di Kebun Binatang Taman Rimbo, Jambi
Seekor gajah betina mati di Kebun Binatang Taman Rimbo, Jambi, Kamis (8/10/2020), setelah kehilangan nafsu makan selama tiga hari terakhir. Tim mengecek penyebab kematian satwa itu.
Oleh
IRMA TAMBUNAN
·3 menit baca
JAMBI, KOMPAS — Seekor gajah sumatera (Elephas maximus sumatranus) betina bernama Yanti mati di Kebun Binatang Taman Rimbo Jambi, Kamis (8/10/2020). Tim dokter hewan masih menelusuri penyebab kematian sang datuk gedang.
Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam Jambi Rahmad Saleh mengatakan, Yanti mati pukul 10.15 WIB. Selama tiga hari sebelum mati, ia kehilangan nafsu makan. ”Kemarin sore sempat saya jenguk. Kondisi napasnya masih baik, tetapi diberi makan tidak mau,” jelasnya.
Yanti, gajah yang berusia 30 tahun ini menghuni kebun binatang itu delapan tahun silam. Di Taman Rimbo, Yanti berpasangan dengan Alfa, gajah jantan dari Desa Sungai Tapa, Kabupaten Tanjung Jabung Barat.
Beberapa bulan sebelumnya, lanjut Rahmad, Yanti memang sempat mengalami sakit. Nafsu makannya pun hilang. Namun, setelah diobati, kondisinya membaik. Tiga hari lalu, kondisi yang sama berulang kembali.
Hingga kini, pihaknya belum dapat menyimpulkan penyebab kematian Yanti. Tim dokter hewan telah mengambil sampel dalam tubuhnya untuk diteliti (nekropsi). ”Untuk mengetahui penyebabnya, kami masih menunggu hasil nekropsi,” tambahnya.
Sejauh ini, ia melanjutkan, ada sejumlah dugaan awal terkait kematian Yanti. Faktor makanan, penyakit herpes, dan dugaan tetanus. Namun, lagi-lagi hal itu baru akan dapat dipastikan setelah hasil laboratorium keluar.
Faktor makanan, penyakit herpes, dan dugaan tetanus.
Terkait kronologi kematian gajah Yanti, bagian Humas BKSDA Jambi, Camay, mengatakan, akan menggelar jumpa pers untuk memberi keterangan lebih detail kepada media. Konferensi pers itu untuk menyampaikan berita terkait kronologi kematian gajah di Kebun Binatang Jambi.
Salah seorang pengunjung di kebun binatang itu, Widya, menceritakan kerap mendatangi kebun binatang itu bersama anaknya untuk melihat satwa-satwa dilindungi. Ia pun sempat bertanya-tanya gajah yang biasanya ada sepasang, kali ini tinggal seekor. Ia baru mengetahui dari petugas bahwa gajah mati.
Kematian di Kebun Binatang Taman Rimbo Jambi bukan sekali ini terjadi. Tahun lalu, seekor harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae) bernama Ayu dan seekor singa (Panthera leo) bernama Hori lebih dahulu mati. Harimau didiagnosis mengidap pneumonia, sedangkan singa mengalami gagal jantung.
Sebelum mati, harimau sempat menjalani serangkaian bantuan medis selama sepekan. Meski telah dilakukan berbagai upaya, Ayu akhirnya mati.
Sementara itu, singa Hori mati setelah terluka karena saling serang dengan Cinta, singa betina yang baru datang dari Kebun Binatang Siantar. Saling serang adalah hal alami dalam proses perkawinan singa. Namun, setelah dioperasi, nafsu makan Hori tidak stabil. Meski telah diberikan upaya medis, termasuk pemberian antibiotik, anti-inflamasi, dan vitamin, Hori mati dengan diagnosis gagal jantung.
Sebelumnya lagi, dua dari empat bayi harimau mati tak lama setelah dilahirkan pada 2010. Tak lama setelahnya, harimau lainnya bernama Peter mati dikuliti pemburu liar. Pemburu menyelinap masuk ke dalam kandang harimau pada tengah malam. Harimau sumatera merupakan satu dari empat satwa kunci di Sumatera.