Peternak Ayam Layer di Blitar Perjuangkan Harga Telur
Peternak ayam layer di Kabupaten Blitar, Jawa Timur, datangi DPRD untuk memperjuangkan nasib mereka. Harga telur ayam anjlok dalam beberapa pekan terakhir.
Oleh
DEFRI WERDIONO
·3 menit baca
BLITAR, KOMPAS — Peternak ayam layer di Kabupaten Blitar, Jawa Timur, ramai-ramai berjuang agar harga telur yang rendah dalam beberapa pekan terakhir bisa kembali naik. Setelah mengirim surat kepada Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian, Rabu (7/10/2020) sore, giliran perwakilan peternak beraudiensi dengan DPRD setempat.
Hadir pada kesempatan ini jajaran Komisi II DPRD Kabupaten Blitar dan sejumlah organisasi perangkat daerah Kabupaten Blitar yang berkaitan dengan masalah peternakan dan perdagangan. Karena situasi sedang pandemi, jumlah perwakilan peternak yang bisa masuk dibatasi.
Wakil Ketua Paguyuban Peternak Rakyat Nasional (PPRN) Blitar Sukarman, saat dihubungi dari Malang, menuturkan, pihaknya bermaksud menyampaikan aspirasi ke DPRD tentang nasib yang dialami peternak. Sebelumnya peternak sudah menyampaikan keluhan tentang rendahnya harga telur ke pemerintah kabupaten (pemkab).
Bahkan, peternak juga sudah mengirim surat ke Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH) untuk mencabut kembali surat edaran (SE) Nomor 09246/SE/PK.230/F/08/2020 tentang stabilisasi pasokan dan pembatasan telur tetas pada akhir September lalu—yang dinilai sebagai salah satu penyebab rendahnya harga telur.
SE itu membolehkan pemanfaatan telur breeding (hatched egg/HE) untuk CSR perusahaan. Akibatnya, menurut peternak, pasokan telur ayam di pasaran melimpah dan berdampak pada turunnya harga hingga di kisaran Rp 15.000 per kilogram tingkat peternak. Harga ini berada di bawah Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 7 Tahun 2020, yakni Rp 19.000-Rp 21.000 per kg.
”Kami menyampaikan unek-unek peternak kepada Dewan gara-gara telur HE, membuat harga telur di tingkat peternak jatuh. Sebelumnya kami sudah kirim surat ke dirjen untuk cabut SE. Kami juga sudah menghadap Bupati Blitar pekan lalu dan dia setuju. Bupati juga sudah kirim surat serupa ke dirjen,” ujarnya.
Hasil pertemuan, menurut Sukarman, DPRD Kabupaten Blitar akan berkirim surat ke pusat agar SE tersebut ditinjau kembali. DPRD juga menyanggupi usul peternak agak berkirim surat ke Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Tujuannya agar semua daerah di Jawa Timur—dalam melaksanakan program bantuan sosial—menggunakan telur dari peternak rakyat, baik dari Blitar maupun daerah lain.
”Kami juga menyampaikan, kalau harga telur tidak kunjung baik, kami akan menggelar unjuk rasa damai turun ke jalan tetapi sesuai protokol kesehatan. Dan, Dewan rupanya setuju dengan langkah tersebut,” katanya.
Poin berikutnya, peternak mengusulkan agar badan usaha milik daerah (BUMD) di Kabupaten Blitar dihidupkan guna menyediakan pakan jagung bagi peternak. Dua tahun terakhir peternak memang tidak menghadapi persoalan terkait pakan, tetapi jika jagung bisa disediakan oleh BUMD akan lebih menguntungkan bagi peternak.
Sementara itu, hingga berita ini ditulis, Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Blitar Adi Andaka belum bisa dihubungi. Sebelumnya, Adi mengatakan, pemkab telah memfasilitasi paguyuban peternak dan koperasi di Blitar untuk berkirim surat ke Kementerian Pertanian guna meninjau kembali SE yang dimaksud.
Pemkab Blitar, kata Adi, juga berusaha mencarikan jalur penjualan telur ke arah timur, tidak hanya ke barat. Selama ini para peternak sudah nyaman menjual telur ke barat dengan pertimbangan infrastruktur dan transportasinya lebih mudah dibandingkan dengan arah timur.
Kami juga menyampaikan, kalau harga telur tidak kunjung baik, kami akan menggelar unjuk rasa damai turun ke jalan, tetapi sesuai dengan protokol kesehatan. Dan, Dewan rupanya setuju dengan langkah tersebut.
Sementara itu, harga telur di Kabupaten Blitar pada 7 Oktober ini lebih bagus ketimbang biasanya. Harga telur di tingkat peternak Rp 16.000-Rp 16.500 per kg dari hari sebelumnya Rp 15.600-Rp 15.800 per kg.
Widodo Setiohadi, salah satu peternak di Desa Pohgajih, Kecamatan Selorejo, berharap harga telur bisa konsisten naik. ”Harapannya tidak fluktuatif, hari ini naik terus besok turun lagi. Biasanya yang terjadi seperti itu,” ujarnya.