Kluster Ponpes Husnul Khotimah Bertambah, Penanganannya Bisa Sebulan
Kasus positif Covid-19 di Ponpes Husnul Khotimah, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, mencapai 412 orang. Jumlah itu masih bisa bertambah karena tes usap terus berlanjut. Penanganannya sampai sebulan ke depan.
Oleh
ABDULLAH FIKRI ASHRI
·3 menit baca
KUNINGAN, KOMPAS — Kluster penularan Covid-19 di Pondok Pesantren Husnul Khotimah, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, terus meningkat hingga mencapai 412 orang. Penanganannya diprediksi berlangsung hingga sebulan ke depan seiring masih dilakukannya pelacakan dan pengetesan terhadap ribuan orang.
Berdasarkan data Satuan Tugas Covid-19 Kuningan pada Rabu (7/10/2020), tercatat penambahan tujuh kasus positif di Ponpes Husnul Khotimah. Sehari sebelumnya, peningkatan kasus terdata 238 kasus.
Dengan demikian, total temuan kasus positif di ponpes mencapai 412 orang. Sebagian besar merupakan santri. Selebihnya adalah guru dan pegawai setempat. Dari jumlah itu, setidaknya 46 orang dinyatakan sembuh.
Selebihnya, 366 orang masih menjalani karantina di bangunan berlantai tiga di lingkungan pesantren yang terpisah dari asrama. Pihak pesantren dan pemerintah setempat memenuhi kebutuhan makan dan minum pasien, termasuk vitamin penambah imun tubuh.
Temuan kasus positif Covid-19 di Ponpes Husnul Khotimah berawal dari gelombang kedatangan santri, Agustus lalu. Meskipun santri diwajibkan menjalani tes, kasus Covid-19 ditemukan merebak saat sebagian santri menunjukkan gejala batuk, demam, flu, dan kehilangan indra penciuman, 12-24 September lalu.
Tes usap kembali dilakukan. Hasilnya, 46 santri positif Covid-19. Petugas pun melacak kontak kasus hingga menemukan 412 orang positif. Ponpes kemudian ditutup bagi orang luar. Kegiatan belajar-mengajar juga ditiadakan.
Masih panjang
Jumlah kasus masih bisa bertambah karena tes usap massal terus berjalan. Pada Rabu saja, sekitar 450 santri putra dites. Dari sekitar 3.600 santri, lebih dari 2.000 orang di antaranya telah menjalani tes. Sekitar 600 pengajar dan pegawai ponpes juga tengah menjalani tes usap massal.
”Perjalanan ini masih panjang. Paling, sebulan ke depan baru beres. Kami temukan satu orang positif, ketemu delapan orang lagi, dan seterusnya,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kuningan Susi Lusiyanti. Selain seluruh santri dan pengajar, pihaknya juga harus mengetes sekitar 400 warga setempat yang kerap beraktivitas di ponpes.
Untuk itu, pihaknya bersama klinik Ponpes Husnul Khotimah memantau perkembangan santri dan guru. Tujuh dokter umum, seorang dokter spesialis anak, dan dokter spesialis paru disiapkan.
Sebanyak 20 puskesmas turut membantu penanganan kluster Ponpes Husnul Khotimah. Setiap puskesmas menurunkan satu tim yang terdiri atas 5-7 petugas. ”Mereka bekerja secara bergantian dari memantau isolasi hingga melakukan tes usap,” lanjutnya.
Hingga kini, menurut Susi, 1.065 santri dan guru mulai dipulangkan secara bertahap karena hasil tesnya negatif Covid-19. Selain menjalani tes, kesehatan mereka juga akan diperiksa oleh petugas medis.
Hingga kini, 1.065 santri dan guru mulai dipulangkan secara bertahap karena hasil tesnya negatif Covid-19.
Juru bicara Tim Covid-19 Yayasan Husnul Khotimah, H Sanwani, mengatakan, pihaknya telah berupaya mengantisipasi penyebaran Covid-19. Selain menerapkan protokol kesehatan, pihaknya juga membagi kedatangan santri dalam tiga gelombang dan mewajibkan tes usap.
Akan tetapi, kasus positif tetap ditemukan. Bahkan, Ponpes Husnul Khotimah menjadi penyumbang kasus terbesar di Kuningan yang kini mencapai 688 orang. Sebanyak 12 orang meninggal dan 498 orang masih menjalani isolasi. Adapun 178 orang lainnya dinyatakan sembuh.