Pelaku Wisata di Batu Gelar Oktober Fair dengan Protokol Kesehatan Ketat
Pelaku wisata di Kota Batu, Jawa Timur, berusaha meningkatkan gairah wisata sekaligus nasib usaha mikro, kecil, dan menengah yang terdampak Covid-19 dengan menggelar pameran Oktober Fair.
Oleh
DEFRI WERDIONO
·2 menit baca
BATU, KOMPAS — Pelaku wisata di Kota Batu, Jawa Timur, berusaha meningkatkan gairah wisata sekaligus nasib usaha mikro, kecil, dan menengah yang terdampak Covid-19. Mereka menggelar pameran Oktober Fair yang berlangsung 4-31 Oktober di halaman Jatim Park 3.
Pameran yang pertama kali dihela selama pandemi itu menghadirkan 212 tenant dengan menerapkan protokol kesehatan ketat. Peserta pameran berasal dari sejumlah sektor, mulai dari UMKM, pendidikan, pertanian, properti, kesenian, hingga pelaku pariwisata dan perhotelan.
Manajer Pemasaran dan Humas Jatim Park Grup Titik S Ariyanto, Senin (5/10/2020), mengatakan, dampak pandemi membuat perekonomian masyarakat tidak stabil. ”Tidak hanya pelaku pariwisata yang terkena dampak, tetapi juga UMKM. Mereka terpukul akibat daya beli masyarakat menurun,” ujarnya.
Oleh karena itu, lanjut Titik, pihaknya bermaksud merangkul berbagai sektor dalam satu wadah berupa Oktober Fair secara cuma-cuma. Di sini mereka bisa memamerkan produknya dengan mengutamakan protokol kesehatan. Peserta pameran dan pengunjung juga diberikan edukasi mengenai pentingnya menjaga protokol kesehatan.
Panitia pelaksana Anggun Dwi Susilo mengatakan, untuk menjamin protokol kesehatan, jumlah pengunjung dibatasi hanya 300 orang dari kapasitas 2.000 orang. Mereka juga wajib mengenakan masker serta mencuci tangan selain jarak antar-tenant sudah diatur sedemikian rupa.
Penerapan protokol kesehatan dimulai sejak dari pintu masuk lokasi pameran. Pengunjung akan menjalani pemeriksaan suhu tubuh. Jika suhunya di atas 37,2 derajat celsius, pengunjung tidak diperkenankan masuk.
Alur jalan di dalam lokasi pameran juga diatur satu jalur dan setiap hari ada petugas yang berkeliling mengawasi, baik peserta maupun pengunjung. ”Petugas dari Satgas Covid-19 Jatim Park dan Pemerintah Kota Batu akan melakukan operasi yustisi di arena pameran. Mereka yang kedapatan melanggar akan disidang di lokasi,” ujar Anggun.
Melalui Oktober Fair, Wakil Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kota Batu Muklas Rofik berharap masyarakat bisa lebih bergairah untuk datang dan berwisata ke Batu. Upaya promosi secara daring juga telah dilakukan.
”Ini sebagai branding wisata di Batu sebagai wisata sehat. Ini akan menjadi magnet bagus untuk wisatawan agar datang. Mereka bisa berwisata dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan,” ucapnya.
Ini sebagai branding wisata di Batu sebagai wisata sehat. Ini akan menjadi magnet bagus untuk wisatawan agar datang.
Hingga awal Oktober, menurut Rofik, jumlah wisatawan ke Batu pada akhir pekan memang sudah meningkat dibandingkan dengan beberapa bulan lalu. Tingkat okupansi hotel mencapai 50 persen meski masih didominasi oleh wisata keluarga. Pihak hotel masih menerapkan diskon tarif 50 persen.
”Wisatawan yang berasal dari perkantoran masih sedikit sekali. Yang banyak masih keluarga yang dari sisi pengeluaran tidak sebesar wisatawan perkantoran. Adapun untuk hari kerja, jumlah wisatawan masih sangat sedikit,” katanya.