Pernah Positif Covid-19, Paslon Pilkada Purbalingga Oji-Zaini Sembuh
Sempat dinyatakan positif Covid-19, pasangan calon bupati dan wakil bupati Purbalingga, Oji-Zaini, telah sembuh. Mereka berjanji menaati protokol kesehatan selama masa kampanye.
Oleh
WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
·3 menit baca
PURBALINGGA, KOMPAS — Pasangan calon bupati Purbalingga dan wakil bupati Purbalingga, Muhammad Sulhan Fauzi–Zaini Makarim Supriyatno, pernah dinyatakan positif Covid-19 serta menjalani isolasi. Kini, keduanya mengklaim telah sembuh setelah dinyatakan negatif Covid-19. Keduanya berkomitmen menerapkan disiplin protokol kesehatan selama berkampanye.
”Tanggal 13 September, saya kembali tes swab di Jakarta. Hasilnya ternyata positif. Dari situ, saya putuskan menjalani isolasi dulu di Mayapada Hospital Jakarta sesuai prosedur. Sekitar delapan hari saya isolasi dan 20 September saya tes swab lagi. Alhamdulillah, hasilnya langsung negatif Covid-19,” kata Fauzi atau biasa disebut Mas Oji dalam siaran pers yang diterima, Minggu (4/10/2020).
Mendapat informasi Fauzi positif Covid-19, Zaini pun kemudian melakukan tes usap tenggorokan bersama istrinya pada 15 September 2020 di RSUD Margono Soekarjo, Purwokerto, Kabupaten Banyumas.
”Hasil tes swab saya ternyata positif pada sore hari, pukul 17.00. Namun, alhamdulilah, istri saya dinyatakan negatif. Saya pun disarankan melakukan isolasi mandiri selama 14 hari di rumah saya yang masih kosong,” ujar Zaini.
Fauzi juga telah melakukan tes usap tenggorokan ulang pada 24 September 2020 dan dinyatakan negatif Covid-19. Sementara Zaini menjalani tes usap tenggorokan ulang pada 23 September 2020 dan masih dinyatakan positif Covid-19. Baru setelah 14 hari menjalani isolasi mandiri lagi, Zaini dinyatakan negatif.
Terkait proses kampanye dalam Pilkada Purbalingga, pasangan Oji-Zaini menegaskan, keduanya akan mengingatkan tim pemenangan mereka untuk selalu mengikuti protokol kesehatan Covid-19. Menurut Fauzi, protokol kesehatan Covid-19 adalah hal utama bagi mereka dan harus selalu dijaga dalam proses sosialisasi maupun silahturahmi dengan warga.
Fauzi mengatakan, mereka akan melalukan roadshow ke setiap desa dan mengimbau pembatasan kehadiran warga. Warga juga diimbau memakai masker dan rajin mencuci tangan selama mengikuti agenda tersebut.
”Pengalaman yang saya alami jangan sampai terulang lagi karena saya juga sudah tahu enggak enaknya, ya, harus isolasi. Semoga kita semua sehat-sehat terus,” katanya.
Ketua Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Purbalingga Eko Setiawan menegaskan, dalam pilkada kali ini, kampanye dalam bentuk rapat umum, kegiatan kebudayaan berupa pentas seni, panen raya, konser musik, serta kegiatan olahraga berupa gerak jalan santai maupun sepeda santai dilarang. Begitu pula dengan acara perlombaan, kegiatan berupa bazar, donor darah, serta peringatan ulang tahun partai. Kampanye digelar melalui media sosial dan media dalam jaringan.
Dosen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto Wisnu Widjanarko mengatakan, edukasi publik menjadi kunci untuk bersama-sama memenangkan perang terhadap Covid-19.
Ketika orang terkena Covid-19 ini, ada persepsi takut dikucilkan, takut dijauhi, atau juga dinilai negatif. (Wisnu Widjanarko)
”Pekerjaan terbesar itu ada pada edukasi di masyarakat terkait Covid-19. Kita sebenarnya sama-sama tahu ini pandemi. Ini sesuatu yang bukan aib,” kata Wisnu.
Menurut Wisnu, ketika orang terkena Covid-19 ini, ada persepsi takut dikucilkan, takut dijauhi, atau juga dinilai negatif. ”Sehingga itu yang kemudian membuat orang-orang atau pihak yang terdampak hal itu menjadi tidak bersikap terbuka. Apalagi urusan kesehatan itu adalah urusan pribadi,” tuturnya.
Wisnu menyebutkan, meski pandemi telah melanda hampir lebih dari enam bulan, pemahaman atas Covid-19 di masyarakat masih perlu ditingkatkan. Tidak cukup kampanye taat protokol kesehatan, tetapi juga bagaimana membangun empati kepada mereka yang terpapar Covid-19.
Menurut dia, tantangan terbesar adalah proses edukasi serta komunikasi kepada publik. Tidak hanya kampanye 3M, memakai masker, mencuci tangan, mencegah kerumunan.
”Mungkin edukasi yang perlu dipentingkan adalah kita memberikan dukungan emosional, dukungan psikologis terhadap keluarga, kerabat, sahabat kita sehingga orang yang terdampak itu tidak merasa dikucilkan,” paparnya.