Pohon Tumbang Lukai Warga, Angin Kencang Masih Mengancam Cirebon
Angin kencang yang memicu pohon tumbang di Cirebon, Jawa Barat, dan sekitarnya menyebabkan empat warga luka-luka. Salah satunya tak sadarkan diri. Angin kencang masih berpotensi terjadi hingga Senin (5/10/2020).
Oleh
ABDULLAH FIKRI ASHRI
·3 menit baca
CIREBON, KOMPAS — Angin kencang yang mengakibatkan pohon tumbang di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, dan sekitarnya menyebabkan empat warga luka-luka. Angin kencang masih berpotensi terjadi hingga Senin (5/10/2020).
Angin kencang memicu tumbangnya pohon angsana di Jalan Raya Ciperna, Dusun 02 Blok Tutugan, Desa Ciperna, Kecamatan Talun, Kabupaten Cirebon, Minggu (4/10/2020) sekitar pukul 10.30. Tiga pengendara luka ringan dan seorang luka berat karena tertimpa pohon berdiameter 210 sentimeter (cm) dan tinggi 12 meter itu.
”Perkembangan terkini, korban luka berat masih hilang kesadaran,” kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Cirebon Alex Suheriyawan. Perempuan berusia 26 tahun asal Kabupaten Kuningan itu kini dirawat di RSD Gunung Jati.
Pohon tumbang juga merusak tiga sepeda motor dan satu unit mobil yang dimodifikasi menjadi odong-odong (mobil tur). Kejadian tersebut menghambat arus lalu lintas di Ciperna yang merupakan jalur utama Cirebon-Kuningan.
Petugas BPBD, TNI, polri, dan warga setempat memotong batang pohon yang akarnya keropos tersebut. Sekitar pukul 12.00, jalur Ciperna sudah lancar dilalui.
Pihak BPBD menyiagakan setidaknya enam personel untuk berjaga-jaga terhadap potensi angin kencang. Terlebih, pada Minggu sore, menurut Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Cirebon Eman Sulaeman, sebuah baliho di Ciperna juga roboh karena angin kencang dan bautnya hilang. ”Laporan sementara, tidak ada korban jiwa,” ucapnya.
Tetap di rumah jika angin kencang. Namun, jika rumah tidak permanen, segera keluar ke daerah lapang.
Pihaknya meminta masyarakat waspada terhadap potensi angin kencang dan hujan deras. Berdasarkan data BPBD Cirebon, sejak Januari hingga September 2020, tercatat 40 kasus angin kencang disertai hujan deras.
Sebelumnya, pada Selasa (22/9/2020), setidaknya 50 rumah di Desa Karangmalang, Karangsembung, rusak ringan dilanda angin kencang. Genteng rumah warga berhamburan. Tiga warga setempat luka ringan.
Sejumlah daerah juga rentan terdampak puting beliung dan angin kencang, seperti Arjawinangun, Panguragan, Pabedilan, Kapetakan, Gunung Jati, dan Gebang. Akhir 2018, puting beliung di Panguragan merenggut nyawa Herdiyanto (4,5) dan merusak 237 rumah warga serta sejumlah fasilitas.
Untuk mengantisipasi dampak angin kencang, masyarakat diminta tidak berada ataupun memarkir kendaraan di bawah pohon, tiang listrik, dan papan reklame. Pohon-pohon tua juga harus segera dipangkas. ”Tetap di rumah jika angin kencang. Tetapi, jika rumah tidak permanen ,segera keluar ke daerah lapang,” ujar Eman.
Prakirawan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Kertajati, Ahmad Faa Izyin, mengatakan, angin kencang yang melanda Cirebon, Indramayu, Majalengka, dan Kuningan bisa mencapai 60 kilometer (km) per jam. Padahal, normalnya, di bawah 46 km per jam.
Kondisi ini disebabkan perbedaan tekanan udara di wilayah utara (994 hektopascal/hPa) dan selatan ekuator (1037 hPa). Perbedaan tekanan ini berpengaruh pada kecepatan angin di Cirebon dan sekitarnya. Keberadaan Gunung Ciremai setinggi 3.078 meter di atas permukaan laut turut meningkatkan kecepatan angin.
”Peningkatan kecepatan angin ini diperkirakan masih akan terjadi besok (Senin). Masyarakat harus mewaspadai debu, pohon tumbang, dan kebakaran lahan,” ujarnya.