Wisatawan dan nelayan diimbau mewaspadai potensi gelombang tinggi di perairan Lampung. Gelombang tinggi masih berpotensi terjadi dalam beberapa hari ke depan dengan tinggi gelombang berkisar 2,5-4 meter.
Oleh
VINA OKTAVIA
·3 menit baca
BANDAR LAMPUNG, KOMPAS – Wisatawan dan nelayan diimbau mewaspadai potensi gelombang tinggi di perairan Lampung. Gelombang tinggi masih berpotensi terjadi dalam beberapa hari ke depan dengan tinggi gelombang berkisar 2,5-4 meter.
“Kecepatan angin terpantau antara 5-20 knot. Kondisi ini mengakibatkan peningkatan tinggi gelombang di sekitar wilayah tersebut,” kata Kepala Stasiun Meteorologi Maritim Lampung Andi Cahyadi saat dihubungi dari Bandar Lampung, Minggu (4/10/2020).
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Maritim pun mengeluarkan peringatan dini gelombang tinggi. Nelayan diimbau untuk tidak nekat melaut saat cuaca buruk untuk mengantisipasi kecelakaan laut.
Data prakiraan cuaca BMKG Maritim Lampung menyebutkan, gelombang tinggi disertai angin kencang terjadi di beberapa wilayah, yakni di Perairan Barat Lampung, Selat Sunda bagian barat dan selaran, dan Samudera Hindia barat Lampung. Tinggi gelombang di wilayah itu berkisar 2,5-4 meter.
Adapun di Teluk Lampung bagian selatan, tinggi gelombang mencapai 1,25 – 2,5 meter. Kondisi itu diperkirakan masih akan terjadi selama tiga hari ke depan.
Menurut Andi, gelombang tinggi di perairan Lampung dipengaruhi peralihan musim. Perubahan tekanan udara memicu perubahan kecepatan angin dan gelombang tinggi.
Dia menambahkan, cuaca ekstrem selama beberapa hari ke depan juga patut diwaspadai. Peralihan musim dari kemarau ke penghujan masih berlangsung. Kondisi itu dapat memicu hujan lebat dalam durasi singkat disertai petir dan angin kencang.
Selain nelayan, wisatawan yang menghabiskan waktu berlibur di pantai juga diminta lebih waspada. Ombak besar berpotensi terjadi pada siang hingga sore hari sehingga dapat membahayakan keselamatan wisatawan saat berenang di pantai.
Ombak besar berpotensi terjadi pada siang hingga sore hari sehingga dapat membahayakan keselamatan wisatawan saat berenang di pantai.
Secara terpisah, Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Lampung Bayu Witara mengatakan, pihaknya sudah menyebarkan informasi peringatan dini gelombang tinggi pada kelompok nelayan. Nelayan diminta mempertimbangkan lokasi pelayaran dan kemampuan perahu dalam menghadapi gelombang.
Menurut dia, sebagian besar nelayan di wilayah barat Lampung, seperti di Tanggamus dan Pesisir Barat memilih tidak melaut untuk sementara waktu. Pasalnya, gelombang laut di wilayah itu cukup tinggi dan membahayakan keselamatan nelayan.
Sementara itu, nelayan di wilayah Teluk Lampung masih bisa melaut karena ombak tidak terlampau tinggi. Kendati begitu, nelayan hanya mencari ikan di perairan sekitar pulau-pulau kecil.
Hadi Purnomo (50), pelaku jasa wisata di Pulau Pahawang, Kabupaten Pesawaran, Lampung, menuturkan, gelombang tinggi tidak sampai mengganggu akses transportasi ke Pulau Pahawang. Kendati begitu, dia dan pemilik kapal lainnya harus lebih waspada.
“Kami mengimbau penumpang agar tidak berdiri atau berfoto di atas kapal karena gelombang cukup tinggi. Mereka diminta tetap duduk sambil berpegangan,” kata Hadi.
Menurut dia, wisatawan masih antusias berkunjung ke pantai. Dia bisa melayani 100-150 pelancong yang berwisata ke Pulau Pahawang tiap akhir pekan.