Empat Hari Setelah Divonis Positif Covid-19, Bupati Bangka Tengah Meninggal Dunia
Bupati Bangka Tengah, Ibnu Saleh, meninggal dunia di Rumah Sakit Bakti Timah, Pangkal Pinang, Minggu (4/10/2020). Dia meninggal setelah empat hari terkonfirmasi positif Covid-19.
Oleh
RHAMA PURNA JATI
·4 menit baca
PANGKAL PINANG, KOMPAS — Bupati Bangka Tengah Ibnu Saleh meninggal dunia di Rumah Sakit Bakti Timah, Pangkal Pinang, Kepulauan Bangka Belitung, Minggu (4/10/2020). Dia meninggal setelah empat hari terkonfirmasi positif Covid-19. Jenazah Ibnu dikebumikan dengan protokol Covid-19.
Puluhan orang ikut mengantarkan jenazah dan menghadiri pemakaman. Turut hadir adalah Wakil Bupati Bangka Tengah Yulianto Satin, sejumlah pejabat organisasi perangkat daerah, tokoh masyarakat, dan tokoh agama. Namun, setelah mengantar jenazah, hanya beberapa orang yang boleh masuk ke kawasan makam.
Yulianto, dalam pidatonya mengatakan, Ibnu meninggal dunia di dalam perawatan di RS Bakti Timah, Pangkal Pinang, sekitar pukul 03.15 WIB. ”Kami telah kehilangan sosok pemimpin yang bersahaja,” ujar Yulianto sembari menangis.
Dirinya pun meminta maaf karena pemakaman harus dilaksanakan dengan protokol Covid-19 sehingga tidak semua orang bisa mengantar sampai pemakaman. ”Kami juga berharap agar dibukakan pintu maaf kepada pemimpin kami ini,” ucapnya.
Yulianto pun menginstruksikan semua camat, kepala desa, lurah, dan jajaran pemerintahan Kabupaten Bangka Tengah agar mengadakan shalat Gaib untuk mendoakan kepergian Ibnu. ”Tidak ada yang bisa kita berikan selain doa,” ucapnya.
Dalam proses pemakaman, semua orang diwajibkan memakai masker. Sementara sembilan petugas yang memasukkan peti ke dalam liang telah dilengkapi pelindung diri (APD) lengkap seperti menggunakan pakaian hazmat, kacamata, dan pelindung wajah.
Ibnu adalah pejabat pertama di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang meninggal dunia akibat Covid-19. Setelah meninggalnya Bupati Bangka Tengah ini, sejumlah peraturan akan diperketat.
Selain disebabkan oleh Covid-19, Ibnu diketahui mengalami permasalahan pernapasan, demam, dan diperparah dengan penyakit diabetes melitus.
Sekretaris Satuan Tugas Penanggulangan Covid-19, Provinsi Bangka Belitung, Mikron Antariksa, mengatakan, Ibnu meninggal setelah empat hari dinyatakan terkonfirmasi Covid-19.
Namun, ujar Mikron, Ibnu sendiri sudah dirawat pada Minggu (27/9/2020) dalam kondisi yang cukup kritis. Selain disebabkan oleh Covid-19, Ibnu diketahui mengalami permasalahan pernapasan, demam, dan diperparah dengan penyakit diabetes melitus yang dideritanya. Selain Ibnu, istri dan seorang anaknya, serta seorang asisten rumah tangga juga terpapar Covid-19. Saat ini, mereka sedang menjalani isolasi.
Dengan meninggalnya Ibnu, total ada enam warga Bangka Belitung yang meninggal dunia akibat Covid-19. Jumlah ini sekitar 1,5 persen dari total kasus positif di Bangka Belitung yang berjumlah 406 orang. ”Angka kematian tersebut masih di bawah angka nasional yang mencapai 3,7 persen,” katanya.
Kluster keluarga dan kantor
Mikron menerangkan, ada dua kluster yang mendominasi penularan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, yakni kluster keluarga dan perkantoran. Untuk diperkantoran, ditemukan sejumlah kasus positif yang terjadi di sejumlah instansi dan juga perusahaan swasta.
Dengan fakta tersebut, ungkap Mikron, pihaknya akan menerapkan sejumlah kebijakan untuk mencegah penyebaran. Kebijakan itu adalah pengetatan pelaku perjalanan. Dalam kebijakan ini, setiap orang yang melakukan dinas luar kota dan masuk kembali ke Bangka Belitung harus menjalani isolasi atau karantina mandiri paling cepat tujuh hari.
Setiap orang yang melakukan dinas luar kota dan masuk kembali ke Bangka Belitung harus menjalani isolasi atau karantina mandiri paling cepat tujuh hari. (Mikron Antariksa)
Selain itu, ujar Mikron, pihaknya juga akan lebih gencar melakukan sosialisasi dan edukasi kepada setiap keluarga di Bangka Belitung agar ketat menjalankan protokol kesehatan, terutama di kalangan keluarga terdekat. ”Kami juga melibatkan komunitas agar ajakan menjalankan protokol kesehatan bisa lebih masif,” ucapnya.
Selain itu, pemerintah Bangka Belitung juga telah menambah ruang karantina untuk warga yang terkonfirmasi positif dengan memanfaatkan ruang di asrama haji setempat. Hal ini dilakukan karena ruang karantina di Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Bangka Belitung sudah penuh.
”Total ada 110 kamar yang disediakan, 50 kamar ada di BKPSDM dan 60 kamar ada di asrama haji,” ungkapnya.
Sementara untuk pemeriksaan, ada lima laboratorium pemeriksaan yang terdiri dari 2 fasilitas berbasis reaksi berantai polimerase (PCR) dan 3 fasilitas tes cepat molekuler (TCM). ”Dengan ini diharapkan, angka positif Covid-19 di Bangka Belitung bisa ditekan,” ungkap Mikron.
Tidak hanya di Bangka Belitung, di Sumatera Selatan, kluster keluarga dan kantor juga mendominasi. Bahkan, dari 6.277 kasus positif Covid-19 di Sumsel per Sabtu (3/10/2020), sekitar 70 persen merupakan kluster keluarga.
Sebelumnya, Kepala Seksi Surveilans dan Imunisasi Dinas Kesehatan Sumatera Selatan Yusri menerangkan, besarnya kluster keluarga disebabkan masih adanya warga yang tidak menaati protokol kesehatan secara ketat.
”Kemungkinan penularan terjadi di kantor kemudian mereka pulang ke keluarga masing-masing dan tidak menyadari telah tertular,” ucapnya.
Terkait masih tingginya angka kematian di Sumsel akibat Covid-19, Yusri menjelaskan, salah satunya diduga akibat adanya ketakutan masyarakat untuk ke rumah sakit.
”Mereka takut jika ke rumah sakit akan di-covid-kan. Ini membuat mereka datang ke rumah sakit dalam kondisi sudah cukup parah sehingga kemungkinan besar meninggal dunia,” ucap Yusri.
Di Sumsel, Covid-19 sudah merenggut nyawa 355 orang dengan persentase 5,6 persen dari jumlah kasus positif Covid di Sumsel 6.277 orang. Angka ini jauh melebihi persentase kematian nasional, yakni 3,7 persen.