Kecelakaan Menewaskan Empat Orang, Pengemudi Mobil Masih Remaja
Kecelakaan maut menewaskan empat orang terjadi di Jalan Magelang, Kecamatan Mlati, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Salah seorang pengemudi mobil masih remaja.
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·3 menit baca
SLEMAN, KOMPAS — Kecelakaan maut melibatkan dua mobil dari arah yang berlawanan di Jalan Magelang, Kecamatan Mlati, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Sabtu (3/10/2020). Sebanyak empat orang meninggal dalam insiden tersebut. Salah seorang pengemudi mobil masih remaja.
Kepala Satuan Lalu Lintas Kepolisian Resor Sleman Ajun Komisaris Mega Tetuko menyampaikan, dua mobil yang terlibat dalam kecelakaan tersebut adalah Honda Mobilio bernomor polisi H 8571 RG dan Mitsubishi Xpander bernomor polisi B 2004 BZP. ”Kecelakaan diperkirakan terjadi sekitar pukul 06.00. Tepatnya di Jalan Magelang Kilometer 7,8, Kecamatan Mlati, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta,” katanya lewat pesan singkat.
Honda Mobilio dikemudikan Wirangga Arrazi (17), warga asal Kota Semarang, yang masih berstatus sebagai pelajar. Ada enam orang dari mobil tersebut. Naasnya, empat orang dari total jumlah penumpang menjadi korban tewas.
Mereka adalah Rizqi Badrul (19), Dava (14), Satria Danda (14), dan Abil (16). Tiga penumpang lainnya berhasil selamat dengan mengalami luka lecet dan memar. Saat ini, mereka dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah Sleman. Para korban juga berasal dari Kota Semarang dan berstatus sebagai pelajar.
Sementara itu, pengemudi Mitsubishi Xpander bernama Noor Jahid (48). Noor merupakan warga Kudus. Tidak ada satu pun penumpang dalam mobil yang dikemudikan Noor. Akibat kecelakaan itu, Noor mengalami luka di bagian kepalanya. Ia juga masih dirawat di Rumah Sakit Akademik Universitas Gadjah Mada.
Belum ada tersangka
Kepala Unit Kecelakaan Lalu Lintas Satlantas Polres Sleman Inspektur Satu Galan Adi Darmawan menyampaikan, pihaknya belum menetapkan tersangka dalam kejadian tersebut. Ia masih perlu mengumpulkan barang bukti dan keterangan para saksi. Namun, ia menduga ada kelalaian yang dilakukan pengemudi Honda Mobilio dalam berkendara.
”Yang bersangkutan (Wirangga, pengemudi Honda Mobilio) belum bisa dimintai keterangannya. Dia masih dirawat di RSUD Sleman. Saksi-saksi juga masih efek trauma. Jadi, kami masih dalam tahap penyelidikan,” kata Galan.
Galan menjelaskan, awalnya, Wirangga dan enam temannya itu berencana pergi ke Pantai Indrayanti, Kabupaten Gunung Kidul, DIY. Mereka berangkat dari Semarang dan melintas di Jalan Magelang, Kabupaten Sleman, DIY. Saat melintas di jalan tersebut, Wirangga melaju dengan kecepatan tinggi.
Dari informasi sementara yang diperoleh Galan, Wirangga akan mendahului mobil yang ada di depannya, tetapi mendadak kehilangan kendali sehingga menabrak pembatas jalan. Akhirnya, mobil itu loncat ke jalur berlawanan arah. Pada saat bersamaan, Mitsubishi Xpander yang dikendarai Noor juga tengah melaju. Honda Mobilio terlempar beberapa meter setelah menghantam Mitsubishi Xpander.
Dari dalam mobil, kami juga menemukan empat botol minuman beralkohol. ”Apakah pengemudi terindikasi meminum alkohol sebelum mengemudi atau berkendara di bawah pengaruh alkohol, kami masih menunggu hasil pemeriksaan dari rumah sakit. Kami sudah meminta rumah sakit untuk memeriksa apakah ada kandungan alkohol di tubuhnya (Wirangga),” kata Galan.
Agung Kusumo (45), warga Kecamatan Mlati, menyampaikan, kecelakaan tersebut terjadi tepat di depan rumahnya. Ia mendengar suara dentuman keras saat masih berada di dalam rumah. Ternyata, suara itu bersumber dari benturan kedua mobil tersebut.
”Saya keluar rumah sudah rusak semua kedua mobil itu. Dari mobil hitam (Xpander) sudah keluar asapnya. Mobil berwarna oranye (Honda Mobilio) juga sudah terlempar dan kelihatan rusak parah,” ujar Agung.
Agung menambahkan, pihaknya menyaksikan sejumlah korban keluar dari Honda Mobilio yang sudah ringsek itu. Saat itu, belum ada aparat kepolisian yang tiba. Ia juga melihat ada botol minuman keras yang keluar dari mobil tersebut.
”Mobil yang oranye itu sewaktu dikeluarkan ada minuman kerasnya. Ada yang masih sadar waktu ditanyai juga napasnya berbau minuman keras,” katanya.