Gangguan Keamanan di Keerom, Polisi Tangkap Lima Orang
Pihak kepolisian menangkap lima orang di Kabupaten Keerom. Penangkapan ini terkait aksi pembakaran dua kantor dan pemalangan Jalan Trans-Papua di Keerom. Polisi melakukan patroli mencegah aksi susulan.
Oleh
FABIO MARIA LOPES COSTA
·3 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Polisi menangkap lima orang pascagangguan keamanan di Kabupaten Keerom, Papua, sejak Kamis hingga Jumat (2/10/2020). Pihak kepolisian setempat juga menggelar patroli untuk mencegah terjadinya konflik susulan. Ratusan personel juga berjaga di sejumlah lokasi rawan.
Hal ini disampaikan Kepala Bidang Humas Polda Papua Komisaris Besar Ahmad Mustofa Kamal, di Jayapura, Jumat (2/10/2020) sore. Dia mengatakan, tiga dari lima orang yang ditangkap terlibat dalam aksi pembakaran Kantor Dinas Tenaga Kerja dan Badan Pemberdayaan Masyarakat Kampung Kabupaten Keerom pada Kamis kemarin. Ketiganya adalah Allen Swo, Robert May, dan Obet Swo.
Sementara dua orang lainnya ditangkap dalam aksi pemalangan jalan Trans-Papua di Arso, ibu kota Keerom, Jumat pagi. Mereka adalah Raimondus Almendo Musui dan Jimi Dambo.
”Tiga orang yang terkait aksi pembakaran kedua kantor ini masih menjalani pemeriksaan di Polres Keerom. Sementara dua orang lainnya menjalani perawatan di Rumah Sakit Bhayangkara Jayapura. Keduanya luka-luka saat polisi membubarkan aksi pemalangan jalan,” tutur Ahmad.
Seperti diberitakan sebelumnya, sekitar 200 orang terlibat dalam aksi perusakan serta pembakaran Kantor Dinas Tenaga Kerja dan Badan Pemberdayaan Masyarakat Kampung Kabupaten Keerom, Kamis (1/10) pukul 16.00 WIT. Perusakan dan pembakaran kedua kantor terjadi setelah pengumuman hasil tes pegawai negeri sipil via daring pada pukul 15.15 WIT.
Massa yang datang dari sejumlah kecamatan tidak terima dengan hasil yang diumumkan secara daring. Mereka pun melampiaskan amarahnya dengan merusak serta membakar kedua kantor tersebut,
Ahmad mengungkapkan, situasi di Keerom berangsur kondusif, Jumat ini. Masyarakat kembali beraktivitas seperti biasanya di daerah Arso dan sekitarnya.
”Kami mengimbau masyarakat agar tidak mudah terprovokasi dengan informasi yang belum dipastikan kebenarannya. Aparat gabungan Polres Keerom dan Polda Papua terus menggelar patroli di pusat perkotaan,” ujarnya.
Dari pantauan Kompas, Jumat siang di Distrik Arso, ibu kota Keerom, warga kembali beraktivitas di kompleks pertokoan ataupun pasar. Namun, ratusan personel kepolisian masih berjaga di sejumlah ruas jalan.
Kapolres Keerom Ajun Komisaris Besar Bachtiar Joko Mujiono mengatakan, pihaknya menyiagakan 400 personel untuk mengantisipasi aksi susulan terkait hasil pengumuman tes CPNS pada Kamis kemarin.
”Ratusan personel kami bersiaga di sekitar Jalan Trans-Papua, Distrik Arso Kota. Kami pun telah melaksanakan olah tempat terjadinya perkara dan mengumpulkan barang bukti dalam aksi pembakaran kedua kantor ini,” ujarnya.
Penjabat Bupati Keerom Ridwan Rumasukun mengatakan, pihaknya akan bersinergi dengan tokoh agama dan tokoh masyarakat untuk memberikan pengertian kepada warga yang tidak lulus tes CPNS.
”Saya mengambil keputusan untuk mengumumkan hasil tes CPNS karena telah tertunda selama empat bulan. Padahal, pengumuman hasil tes di kabupaten lain telah tuntas,” kata Ridwan.
Diketahui, Keerom termasuk salah satu dari 11 kabupaten yang melaksanakan pilkada pada tahun ini. Polda Papua juga telah menetapkan Keerom sebagai daerah dengan kategori sangat rawan dalam pilkada.