PT Kereta Commuter Indonesia berencana menguji coba layanan kereta rel listrik dengan rute Kota Yogyakarta-Klaten pada awal November 2020. Keberadaan KRL itu diharapkan bisa meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.
Oleh
HARIS FIRDAUS
·4 menit baca
YOGYAKARTA, KOMPAS — PT Kereta Commuter Indonesia berencana menguji coba layanan kereta rel listrik atau KRL dengan rute Kota Yogyakarta ke Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, pada awal November 2020. Ke depan, layanan KRL itu akan menggantikan Kereta Api Prambanan Ekspres dengan rute Yogyakarta ke Kota Solo, Jawa Tengah. Keberadaan KRL itu diharapkan meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.
”Harapannya, pada November awal nanti (KRL) bisa diuji coba. Sementara di tahap awal itu dari Yogyakarta ke Klaten,” kata Direktur Utama PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) Wiwik Widayanti dalam konferensi pers di Yogyakarta, Jumat (2/10/2020).
PT KCI merupakan anak usaha PT Kereta Api Indonesia (KAI). Selama ini, PT KCI menjadi pengelola KRL di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek). Namun, mulai 1 Oktober 2020, PT KAI juga menugaskan PT KCI mengelola Kereta Api (KA) Prambanan Ekspres (Prameks) yang sebelumnya dikelola PT KAI Daerah Operasi (Daop) VI Yogyakarta.
Wiwik menjelaskan, pengalihan pengelolaan KA Prameks ke PT KCI merupakan bagian dari persiapan pengoperasian layanan KRL dengan rute Yogyakarta-Solo. Dia menuturkan, saat ini, layanan KA Prameks masih menggunakan kereta rel diesel (KRD). Namun, ke depan, layanan kereta api tersebut akan digantikan dengan KRL.
Untuk mendukung pengoperasian KRL itu, Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan sedang membangun jaringan listrik aliran atas. Pembangunan jaringan listrik aliran atas itu dilakukan dari wilayah Yogyakarta hingga ke Solo. “Posisi saat ini sudah terpasang dari Yogyakarta sampai Klaten. Insya Allah, akhir tahun ini sudah terpasang sampai Solo,” ujar Wiwik.
Wiwik menambahkan, selain jaringan listrik aliran atas, pengoperasian KRL itu juga harus dilengkapi dengan pembangunan fasilitas perawatan KRL. Selain itu, PT KCI juga harus meninggikan peron atau tempat naik dan turun penumpang di stasiun untuk memudahkan penumpang saat naik dan turun KRL. “Sekarang sedang menunggu penyelesaian pembangunan fasilitas perawatan yang ada di Klaten dan Solo,” tutur Wiwik.
Wiwik menyebut, pada akhir Oktober ini, PT KCI menargetkan uji coba sistem KRL Yogyakarta-Klaten secara keseluruhan. Dengan begitu, pada awal November, bisa dilakukan uji coba operasional KRL dari Yogyakarta ke Klaten. Sementara itu, uji coba KRL dengan rute Yogyakarta-Solo diharapkan bisa dilakukan pada Desember 2020.
Menurut Wiwik, dalam jangka panjang, KRL itu tak hanya melayani rute Yogyakarta-Solo, tetapi juga hingga ke wilayah Kutoarjo, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah. Selama ini, KA Prameks memang melayani hingga Kutoarjo. ”Tapi, ini (sampai Kutoarjo) masih jangka panjang, mungkin satu atau dua tahun ke depan,” ujarnya.
Selain itu, KRL juga direncanakan melayani rute menuju Bandara Internasional Yogyakarta di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. ”Jadi, KA Bandara juga akan menggunakan KRL karena sekarang memang diarahkan menggunakan KRL,” ujar Wiwik.
Peningkatan layanan
Wiwik memaparkan, pengoperasian KRL itu akan diikuti dengan peningkatan kualitas layanan. Salah satu yang akan diubah ialah mekanisme tiket penumpang. Saat ini, KA Prameks masih menggunakan tiket berupa kertas.
Namun, setelah KRL beroperasi, penumpang tak perlu membeli tiket kertas, tetapi bisa menggunakan kartu khusus yang dikeluarkan PT KCI atau kartu uang elektronik dari bank. ”Dengan adanya kartu itu, diharapkan tidak ada lagi antrean orang yang membeli tiket,” kata Wiwik.
Selain itu, keberadaan KRL juga diharapkan bisa memangkas waktu perjalanan karena KRL memiliki kecepatan yang lebih tinggi. Wiwik menuturkan, saat ini, kecepatan KA Prameks dibatasi hanya 70-80 kilometer (km) per jam. Sementara itu, kecepatan KRL diharapkan bisa mencapai 90 km per jam.
”Saat ini, kami sedang mengajukan perubahan kecepatan menjadi 90 km per jam. Kalau nanti kecepatannya bisa 90 km per jam, waktu perjalanannya bisa semakin singkat,” kata Wiwik.
Senior Manager Wilayah VI PT KCI Dedy Setiawan mengatakan, layanan KRL dengan rute Yogyakarta-Solo itu akan menggunakan KRL buatan PT Industri Kereta Api (Inka). Saat ini, dua unit KRL yang akan digunakan di Yogyakarta sedang menjalani uji coba. ”Sebulan terakhir ini sedang dilakukan uji coba hingga 20.000 km. Mungkin pada akhir Oktober nanti kami coba lagi di sini,” ujar Dedy.
Dedy menambahkan, nantinya KRL dengan rute Yogyakarta-Solo itu akan berhenti di seluruh stasiun yang dilewati, termasuk stasiun kecil. Hal ini berbeda dengan KA Prameks yang berhenti di stasiun-stasiun tertentu saja. Dengan berhenti di seluruh stasiun, keberadaan KRL itu diharapkan bisa ikut mendorong perekonomian di sekitar stasiun-stasiun kecil.